-->

Belt and Road Initiative Proyek Cina Yang Berbahaya

Oleh: Susi Ummu Musa 

Dunia kapitalis memang menggiurkan, menjanjikan dan penuh dengan ambisi. Tak heran banyak yang berobsesi untuk membangun bisnis mereka dengan dana yang sudah disediakan didepan mata.

Tak berpikir panjang dan melihat resiko semua kalap hanya karna materi.

Namun ini bukan satu satunya jalan masa depan untuk meraih kesuksesan tapi hanya sebuah selebrasi saja. Selanjutnya kita akan melihat kehancuran seperti negara negara yang sudah termakan jebakan hutang cina. 

Seperti Sri Lanka, Pakistan, Zimbawe, Uganda dan ada beberapa negara lain yang sudah menyerahkan aset negaranya karna tak mampu membayar hutang ke cina.

Cina memang terlihat sangat dermawan dalam hal ini, menjadi negara yang tanpa diminta selalu ingin meminjamkan uangnya kepada negara tetangga yang sekiranya butuh dana sokongan. Dikutip dari laman

CNN Indonesia - Presiden China Xi Jinping mengumumkan negaranya akan menyuntikkan dana lebih dari US$100 miliar atau sekitar Rp1.576,99 triliun (asumsi kurs Rp15.769 per dolar AS) ke program Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/ BRI).

Sungguh luar biasa bukan, tapi apakah ini ada udang dibalik batu? 

Tentu saja itu sudah pasti dalam dunia kapitalis tidak ada makan siang gratis semua hanya karna manfaat atau materi semata.

Demi melanggengkan citra polotik cina dimata dunia.

Dalam kasus ini Ekonom dari Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA)

Muhammad Hatta menilai Proyek BRI merupakan program untuk memperlancar distribusi produk-produk yang dibuat oleh Tiongkok

"Kita tahu eksportir terbesar dunia adalah Tiongkok, proyek BRI ini intinya bagaimana membangun infrastruktur baik jalan darat maupun laut/maritim.

Jadi itu sangat erat kaitannya dengan upaya Cina untuk memperlancar arus distribusi produksi barang yang mereka produksi.

Dan tentu saja itu akan memperkuat pengaruh Cina di dunia terutama di Asia." ujarnya.

Kemudian beliau juga menambahkan seharusnya pembangunan infrastruktur itu diprioritaskan agar Indonesia tidak lagi impor beras, bagaimana agar warga tidak kekurangan air saat kemarau, dan tidak banjir saat musim hujan sehingga ekonomi berjalan baik," tuturnya.

Namun alih alih demikian justru Indonesia malah membebek dengan skenario BRI dengan membangun bandara, jalan tol, IKN, terminal, dengan dana triliunan dan sering terbengkalai karna kurang manfaat untuk rakyat.

Apalagi program pembangunan infrastruktur hanyalah sebuah investasi yang justru akan menambahkan persoalan sebab tidak mungkin Cina mau menyuntikkan dana jika tidak ada ambisi yang berkelanjutan.

Jadi dikatakan proyek BRI ini berbahaya memang demikian adanya.

Namun hal bisa saja dibendung jika pemerintah tidak lagi mau menggunakan sistem rusak ini, cukup satu-satunya beralih ke sistem islam yang akan mengatur tatakelola berdasarkan syariah islam secara kaffah.

Sistem Islam akan mengatur seluruh problematika kehidupan dengan sebaik baiknya dan menghentikan kerjasama yang sekiranya merugikan negara bahkan kemaslahatan umat.

Wallahu a'lam bissawab