-->

Apa yang Palestina Butuhkan?

Oleh: Arnianti Amir

"Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan"

Kira-kira seperti itulah bunyi pembukaan UUD 1945 negara kita tercinta Indonesia.

Namun naas, hal itu bisa dikatakan hanya isapan jempol semata. Saat Palestina menghadapi genosida zionis Israel seorang diri.

Saat zionis menyerang Gaza dimalam hari dengan pemboman menggunakan pesawat-pesawat canggih diluncurkan di wilayah padat penduduk menyebabkan banyak korban warga sipil.

Tercatat hingga 27 oktober 2023 korban tewas hingga 7.326 warga meliputi laki-laki, wanita, lansia, dan anak-anak (Serambinews.com) 

Dan terus bertambah setiap waktunya.

Dimana pemimpin negara mayoritas Muslim di dunia? Dimana para pemimpin wilayah arabiyah?

Mesir, Yordania, suriah adalah 3 negara tetangga palestina. 

Ketiga negara ini memang telah mengirimkan bala bantuan, tetapi bukan bantuan tentara. Palestina membutuhkan tentara untuk mengusir penjajah, bukan sekedar obat-obatan, makanan, dan pakaian.

Ibaratnya ”Jika ada seseorang yang didatangi orang jahat ke rumahnya dan kemudian memukuli dan menganiaya orang tersebut, dan kemudian kita mengobati luka-lukanya lalu kita tetap meninggalkan dia di dalam rumah dimana di dalamnya si penganiaya tetap ada dan kembali menganiayanya, dan kembali kita obati dan kita tinggalkan lagi dia dalam rumah dimana si penganiaya akan kembali menganiayanya"

Maka sejatinya mereka butuh pelindung untuk melindungi mereka dari serangan brutal penjajah. Namun batas teritorial dan ketundukan seluruh negeri muslimin nampaknya telah membutakan mata hati dan mengubur keimanan dalam diri setiap insan.

Negara-negara muslim lebih takut kepada Amerika, dukungan mereka kepada palestina akan dianggap membahayakan negara sendiri. Mereka menganggap murka Amerika adalah kematian negaranya. Boikot, invasi, diserang membayang-bayangi. Padahal negara Arab adalah sortir terbesar minyak dan gas ke Israel, sementara senjata dan seluruh perlengkapan tempur Israel tentu membutuhkan pasokan minyak tersebut. Saat negara-negara Arab memblokade sortir minyak tersebut, penyerangan tidak mungkin dapat dilancarkan.

Sykes picot amputasi persaudaraan kaum Muslimin

Perjanjian sykes picot membuat kaum muslimin bercerai berai, terkotak-kotak dalam banyak negara-negara tanpa kekuatan.

Beredar vidio di dunia maya dimana negara Arab alih-alih mengirim tentara ke Palestina, mereka malah mengirim setumpukan kain kafan. Miris dan memalukan. Bukankah kain kafan itu lebih berguna untuk dipakai atas matinya iman dalam dada kaum muslimi?

Sementara malaysia pun mengirimkan tentara ke Palestina, namun bukannya untuk membantu penyerangan Palestina, namun tentara-tentara itu dikirim untuk mengevakuasi warga Malaysia yg menjadi korban di Palestina.

Innalillah...

Betapa memalukannya kondisi kaum muslimin hari ini tanpa adanya pemimpin dan negara yang dapat menyatukan ukhuwah.

Bukankah dalam surah Ali-Imran ayat 103 Allah melarang kaum muslimin bercerai-berai. Sementara saat kaum muslimin bersatu, sejarah mencatat kaum muslimin dapat mengalahkan musuh-musuhnya dengan mudah.

Terbukti dimasa Rasulullah Saw. Kaum muslimin mampu mengatasi kaum Yahudi bahkan menundukkan kaum Romawi dan Persia yang menjadi negara adidaya dimasanya.

Dimasa Khalifah Umar bin Khattab, Yerusalem dibebaskan untuk pertama kalinya.

Dan untuk kedua kalinya dimasa Salahuddin al-Ayyubi Yerusalem kembali dibebaskan dari pendudukan seluruh bangsa eropa yang bersatu dalam pasukan salib. Inilah bukti kekuatan dan keunggulan kaum muslimin jika bersatu dalam satu komando.

Mesir, Yordania, suriah bahkan Turki adalah negara Muslim yang menganut sistem sekuler yang digawangi oleh Amerika melakukan hubungan diplomatik dengan Israel.

Keliru jika mengatakan bahwa "lebih baik membantu dengan harta, makanan, obat-obatan, diplomasi, negoisasi, bahkan mendukung solusi dua negara yang di usung PBB" daripada mengirimkan bala tentaranya untuk mengusir penjajah Israel dimana usaha itu telah dilakukan puluhan tahun lamanya namun tidak membuahkan hasil.

Sungguh Palestina membutuhkan tentara, Palestina membutuhkan perisai yang akan membantu dan melindungi mereka sebgaimana dimasa Sultan Abdul Hamid II. Saat kaum Yahudi yang dipimpin theodor Herzl meminta sebidang tanah Palestina, namun tegas Sultan Abdul Hamid II mengatakan "Tanah ini bukan milikku, namun milik seluruh kaum Muslimin". Pemimpin dan negara seperti inilah yang akan membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah Zionis.

Allahua'lam bisawwab..