-->

Mirisnya Peserta Didik Saat Ini Tidak Bisa Baca Tulis, Kenapa Bisa Terjadi?

Oleh: Marlina Wati (Mahasiswa Peduli Umat)

Sangat miris sekali sistem pendidikan saat ini, beberapa bulan lalu ada puluhan pelajar SMPN 11 kota Kupang, yang dinyatakan tidak bisa baca tulis dan bahkan tidak bisa membedakan abjad. Ini adalah hasil dari asessment kognitif peserta didik baru SMPN 11 kota Kupang yang dilakukan pada bulan Juli 23 2023. 

Bahwasanya yang kita ketahui  peserta didik itu sudah diajari dari tingkat PAUD sampai SD, sehingga mereka dapat memahami bacaan serta mampu membedakan abjad, pelajaran ini didapatkan pada saat di bangku kelas 1 dan 2 di sekolah dasar dalam konsep merdeka belajar.

Menghadapi keadaan ini, kepala sekolah SMPN 11 Kupang menyiapkan 5 guru untuk mendampingi puluhan pelajar yang tidak bisa baca dan tulis agar pelajar para pelajar bisa lancar membaca dan menulis serta bisa belajar huruf abjad(flores.tribunnews.com 10/08/2023).

Melihat masalah peserta didik saat ini sangatlah miris dan mereka juga tidak memiliki kepribadian Islam. Kondisi yang kita jumpai ini tidak lain adalah  kesalahan kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh negara yang menganut sistem sekuler, yakni sebuah pemahaman yang menjauhkan agama dari kehidupan sampai lahirlah ideologi kapitalisme yaitu sebuah pemahaman yang menjadikan materi sebagai tujuan yang utama serta manfaat sebagai asas perbuatannya sehingga, tak heran jika kurikulum akan terus-menerus berganti setiap kepemimpinan menteri yang baru. Kurikulum yang menurut mereka akan memperbaiki kualitas pendidikan untuk anak-anak. 

Namun yang kita lihat saat ini, untuk menyiapkan generasi itu hanya sesuai dengan kepentingan korporasi. Sehingga pelajaran agama sedikit demi sedikit ditanggalkan, sampai materi yang mereka keluarkan hanya tertuju pada pencapaian hasil materi berupa nilai dan kepuasan semata.

Ketika ada anak-anak yang tidak bisa mengikuti kurikulum ini maka mereka akan tertinggal dalam memahami apa yang dia pelajari. Hal ini pun diperparah dengan perbedaan antara anak kota atau pedesaan, serta sarana dan prasarana terkadang tidak bisa terpenuhi dalam proses pembelajaran. Maka kurikulum yang kapitalisme dan sekularisme jalankan telah gagal mewujudkan jaminan pendidikan yang berkualitas.

Sangat berbeda dalam sistem pendidikan Islam, dimana dalam Islam peserta didik akan dipandang sebagai kebutuhan dasar publik, yang wajib diperoleh tiap individu baik mereka anak-anak orang miskin maupun orang kaya. Mereka akan difasilitasi dengan secara gratis dan dibiayai oleh negara.

Dalam hadis Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dijelaskan bahwa seseorang dapat menerima atau menolak hidayah dan ilmu. Dimana ilmu identik dengan sebidang tanah dan air hujan, air hujan adalah kebutuhan dasar bagi umat manusia yang apabila tidak dipenuhi akan mengakibatkan kebinasaan. 

Ilmu serta hidayah sebagai air hujan dalam hadis ini, menunjukkan ilmu dan hidayah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Dalam negara Islam, pendidik adalah suatu kebutuhan yang mendasar bagi umat untuk mendapatkan kesejahteraan. Negara Islam akan mencetak generasi yang mempunyai kepribadian Islam mulai dari pola pikir dan pola sikap mereka sesuai dengan tuntunan syariat Islam. 

Di mana dalam Islam pendidikan harus menanamkan Akidah Islam kepada setiap peserta didik dan juga mereka akan dibekali dengan Islam yang sesuai dengan Al-qur'an, hadis, bahasa Arab dan bahkan ini dibiayai oleh negara. 

Dalam negara Islam, generasi akan dididik agar bisa menjadi calon yang bisa menghadapi problem solving atas permasalahan kehidupan. Sehingga, setiap peserta didik akan diberi ilmu-ilmu kehidupan dan keterampilan untuk berbagai cara bagaimana menguasai teknologi dan sains yang akan diberikan secara gratis. 

Sedangkan untuk metode pembelajaran, Syekh Taqiyuddin An-nabhani dalam kitabnya Al Islamiyah Juz 1 dalam bab "Thoriqah Islam fiddarsi" memberikan penjelasan secara terperinci tentang hal ini. Metode pendidikan itu dapat kita simpulkan menjadi 3 perkara, yaitu:

Pertama, mempelajari segala sesuatu dengan mendalam, hingga memahami hakikatnya. Dengan pemahaman yang benar konsep ini akan mengajarkan peserta didik untuk berpikir sehingga metode penyampaian materi harus secara talaqih fikriyan atau adanya pertemuan, dengan demikian peserta didik meyakini akidahnya melalui proses akal atau berpikir.

Kedua, meyakini bahwa setiap apa yang ia pelajari adalah benar dan harus diamalkan dalam kehidupannya, maka setiap peserta didik akan memberi pengaruh dan dorongan berilmu untuk beramal.

Ketiga, mempelajari segala sesuatu peserta didik akan mempelajari yang bersifat praktis, serta sebagai solusi atas fakta permasalahan yang sedang ia hadapi, bukan hanya teori saja yang mereka dapatkan bukan bersifat hayalan. Maka dengan konsep seperti ini pastilah tidak akan lahir masalah peserta didik yang tidak bisa memiliki kemampuan dalam belajar, negara akan berusaha agar generasi didik dengan akidah Islam.

Sistem pendidikan Islam tentu akan terwujud dengan adanya khilafah dan khalifah yang akan menjalankan sistem dari Islam, serta mereka akan menciptakan peserta didik yang kuat, serta memiliki kepribadian Islam dan akidah yang kuat, tentu sistem yang akan dipakai haruslah sesua dangan  benar dan cara yang Allah perintahkan.