-->

Kesejahteraan Anak Bukan Sekedar Selebrasi

Oleh: Ummu Alvin

Berbagai macam perayaan dan selebrasi telah usai dilaksanakan, tepatnya tanggal 23 Juli 2023 kemaren, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional yang ke 39,dengan mengusung tema"Anak Terlindungi Indonesia Maju" dan tidak hanya itu, sebelumnya juga telah diadakan penyerahan penghargaan Kota Layak Anak 2023 oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 22/7 (ANTARA/HO-KemenPPPA).

Dalam kesempatan tersebut, Kementerian PPPA menganugerahi Penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak 2023 kepada 360 kabupaten/kota yang terdiri atas 19 Kategori Utama, 76 Kategori Nindya, 130 Kategori Madya, dan 135 Kategori Pratama.Sementara Penghargaan Provinsi Layak Anak (Provila) diberikan kepada 14 provinsi yang telah melakukan upaya keras untuk menggerakkan kabupaten/kota di wilayahnya dalam mewujudkan kota layak anak. Bintang Puspayoga mengatakan penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak 2023 merupakan suatu bentuk apresiasi atas segala komitmen dan keseriusan para gubernur, bupati, wali kota, dan jajarannya yang telah berupaya menghadirkan wilayahnya  aman bagi anak. (Antaranews.com)

Hingar-bingar perayaan dan penghargaan yang diberikan,hanyalah sekedar seremonial belaka karena pada faktanya anak-anak Indonesia masih jauh dari kata aman dan terlindungi di negeri ini, karena banyak anak yang hidup dalam kemiskinan,keterbelakangan,ketakutan bahkan banyak anak yang menjadi pelaku kejahatan.Maraknya kasus kekerasan yang dialami oleh anak dirumah, disekolah bahkan di lingkungan sekitar, begitupula anak yang menjadi pelaku kekerasan, baik terhadap orang tua dan teman-temannya,dan adapula anak yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,belum lagi anak-anak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, ditambah lagi kasus stunting bagaikan fenomena yang dianggap lumrah.

Jika dilihat dari tujuan diperingatinya Hari Anak Nasional adalah sebagai bentuk penghormatan, perlindungan,dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa, akan tetapi dalam pelaksanaannya hanya nampak pada saat memperingati Hari Anak Nasional saja,sehingga yang dapat merasakannya hanyalah segelintir anak saja, sementara sebagian besar lainnya anak-anak Indonesia terabaikan tanpa mendapatkan hak dan perlindungan dari negara.

Demikian pula dengan stunting di Indonesia yang menduduki urutan keempat tertinggi di dunia dan kedua se-Asia tenggara, stunting adalah kasus yang terjadi pada anak-anak karena kemiskinan yang dialami rakyat, sehingga untuk mendapatkan makanan yang bergizi pun rakyat tidak mampu, dan inilah yang memicu stunting, walaupun pemerintah telah menerbitkan beberapa kebijakan untuk mengatasi masalah stunting ini,tapi belum membuahkan hasil karena kebijakan yang dibuat tidak langsung menyentuh pada akar permasalahan yang sesungguhnya.

Adapun akar permasalahannya adalah sistem yang diterapkan yang menjadikan kemiskinan yang terstruktur, bagaimana bisa rakyat yang hidup dalam negeri yang kaya akan sumber daya alam,tapi hidup dalam kemiskinan dan biang kerok semua itu adalah sistem ekonomi kapitalis yang telah meliberalisasi SDA kepada segelintir individu,dan menyebabkan malapetaka bagi sebagian lainnya.

Ketidakmampuan ekonomi masyarakat atau kemiskinan yang dialami rakyat menjadi pemicu maraknya kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak, orang tua meluapkan emosi kepada anaknya karena tekanan dan beban hidup yang tinggi, anak-anak tumbuh terbiasa dengan kata-kata kasar,dan ini juga membentuk karakter anak jadi emosional,belum lagi pengaruh dari gawai yang sekarang sudah jadi kebutuhan pokok bagi anak-anak,menjadikan tumbuh kembang anak jadi tak terkendali karena tontonan yang bebas tanpa ada sensor lagi.Begitulah tuntutan hidup di sistem kapitalis sekuler, negara hanya berperan sebagai regulator dan bahkan untuk menyelesaikan kasus yang menimpa generasi penerus bangsa ini saja sulit rasanya.Begitupula penghargaan untuk kota layak anak samasekali tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya,karena justru kota yang terpilih justru termasuk kedalam kota yang kerap terjadi kekerasan terhadap anak,jadi jangan berharap pada sistem kapitalis sekuler.

Karena semua permasalahan yang terjadi bersumber dari sistem yang kufur,maka selayaknya bila sistem ini ditinggalkan dan menggantinya dengan sistem yang shahih yang berasal dari Sang Pencipta karena Allah SWT bukan hanya sekedar Pencipta tapi sekaligus Sang Pengatur, dan untuk mencari solusi bagi semua permasalahan yang terjadi saat ini,cukup dengan kita kembalikan kepada sistem Islam karena jika Islam diterapkan secara keseluruhan maka tidak ada satupun permasalahan yang tidak terselesaikan.

Kesejahteraan anak bukan sekedar selebrasi tapi perlu bukti nyata,Islam adalah sistem yang sempurna yang menjamin perlindungan dan keamanan bagi anak dalam semua aspek kehidupan, baik ekonomi, pendidikan maupun pergaulan, ada tiga pihak yang bertanggung jawab terhadap perlindungan anak yaitu keluarga, masyarakat dan juga negara, anak adalah tanggung jawab kita semua,karena ditangan merekalah terletak masa depan bangsa.Negara wajib memenuhi dan memastikan kebutuhan dasar setiap rakyatnya dan juga berkewajiban membuat kebijakan demi kemaslahatan rakyat, dengan demikian para orang tua/keluarga akan mudah untuk memenuhi hak seorang anak bagi putra-putrinya, dengan berbekal kasih sayang dan ketakwaan kepada Allah SWT. Hanya dengan penerapan Islam secara kaffah maka fitrah anak akan terpenuhi yaitu mendapatkan perlindungan dan kasih sayang yang seutuhnya.

Wallahu a'lam bishowwab.