-->

Kaya Sumber Daya Alam, Papua Dilanda Kelaparan

Oleh: Nabilah Ummu Yazeed

Wilayah Papua yang terletak di Ujung Timur Indonesia ini begitu kaya akan sumber daya alam. Sudah menjadi hal yang kita ketahui bersama, Papua merupakan negara yang kaya akan bahan tambang seperti tembaga, emas, batu bara, besi, batu kapur, pasir kaolin, minyak bumi dan gas alam. Papua memiliki tambang emas terbesar di Indonesia dengan luas mencapai 229.893,75 ha. Tambang emas tersebut tersebar di enam kabupaten, yakni Pegunungan Bintang, Keerom, Nabire, Dogiyai, Mimika dan Paniai. Selain tambang emas, Papua juga kaya akan tembaga. Bahkan, berdasarkan data Freeport McMoran yang mengoperasikan tambang tembaga, salah satu hasil tambang terbesarnya ada di Bumi Papua. Belum lagi potensi pariwisata dengan keindahan bawah laut dan pulau-pulau di raja ampat yang telah mendunia. Selain itu masih banyak lagi potensi laut, potensi flora dan fauna di wilayah Papua ini.

Mirisnya, dibalik melimpah ruahnya Sumber Daya Alam, masyarakat di Papua dirudung kelaparan. Sebenarnya, bencana kelaparan ini bukan yang pertama kali terjadi di Papua. Ini adalah bencana berulang yang pada tahun ini terjadi lagi. Kali ini, sedikitnya 7.500 warga di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, terancam jiwanya. Enam di antara mereka, salah satunya seorang bayi, telah meninggal akibat kekurangan pangan tersebut. Para korban meninggal usai mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala akibat tidak ada makanan sebagai dampak musim kemarau. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeklaim bahwa sejak Maret 2023 pihaknya sudah mengingatkan Pemda setempat di daerah terdampak akan adanya musim kemarau ini. Tujuannya agar Pemda bisa mengantisipasi dampak terjadinya kekeringan.

Berkelindan, Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman bahkan menjelaskan, kondisi musim kemarau dan kekeringan seperti ini diperkirakan akan terjadi hingga September 2023 sebagai dampak intensitas hujan rendah. Tidak hanya itu, menurutnya, di tengah musim kemarau ini juga terjadi perubahan suhu yang drastis. Suhu panas terjadi di siang hari, sedangkan pada malam harinya suhu bisa turun hingga di bawah 10 derajat celsius.

Meski perubahan cuaca dan musim boleh disebut sebagai katalisator terjadinya kelaparan, tetapi krisis di Papua sejatinya sudah terjadi sejak lama. Nyatanya kekayaan alam yang berlimpah, ternyata memang tidak berdampak apa-apa bagi kesejahteraan masyarakat Papua seluruhnya. Bahkan SDA di Papua dikeruk dengan leluasa oleh asing. Sungguh terlalu naif jika cuaca menjadi kambing hitam terjadinya kelaparan di Papua. Beragam faktor yang bisa menjadikan Papua lepas dari krisis nyatanya bersumber dari keserakahan kaum kapitalis di pulau kaya SDA itu.

Begitulah jika sistem ekonomi dan politik yang diterapkan berasaskan kapitalisme. Kapitalisasi sumber daya alam dan berbagai bentuk pelayanan rakyat oleh swasta mengakibatkan kesenjangan menganga antara rakyat dan pemilik modal. Privatisasi sumber daya alam mengakibatkan kemiskinan sistemik. Dan hal ini justru akan merugikan dan membahayakan rakyat.

Ini tidak akan terjadi ketika sistem ekonomi dan politik yang digunakan berlandaskan Islam. Dalam ekonomi Islam, kelaparan adalah alarm keras yang semestinya jangan sampai berbunyi, apalagi timbul korban jiwa. Penerapan Islam kaffah akan menjamin rakyat berada dalam kesejahteraan dalam segala hal. Termasuk ekonomi. Sebab hal tersebut merupakan tanggungjawab negara.  Sebagaimana sabda Rasulullah: 

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

Khilafah menerapkan konsep kepemilikan Islam. Sebagaimana tersebut dalam sabda Rasulullah SAW:

“Manusia Berserikat atas Air, Padang Rumput, dan Api. Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud, dan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ibnu 'Abbas ada tambahan:dan harganya haram.)”

Maka kekayaan alam tersebut haram dikuasai individu maupun korporasi. Negara akan mendistribusikan hasil kekayaan alam kembali kepada rakyat. Negara akan menjamin kebutuhan dasar masyarakatnya berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan secara langsung serta sandang papan dan pangan secara tidak langsung. Demikianlah Islam dengan segala kebijaksanaannya. Hanya Islam lah satu satu nya yang dapat menyejahterakan dan memecahkan segala problematika kehidupan dengan baik. Dan syariat Islam hanya bisa diterapkan dalam sistem khilafah.

Waallahu a'lam bishowab