Selamatkan Kaum Milenial, Jauhkan Paham Sekularisme Liberal!
Oleh: Syifa Islamiati
Tahu tidak, Sob, hari ini kehidupan manusia khususnya kaum milenial telah dipengaruhi bahkan didominasi oleh paham yang merusak, lho? Paham apa coba? Yaps, apa lagi kalau bukan paham sekularisme liberal? Paham ini secara tidak kita sadari ternyata memberikan pengaruh buruk bagi masa depan kaum milenial. Kenapa? Karena mereka diberikan kebebasan berbuat sesuka hati tanpa takut dosa. Boro-boro mikirin dosa, mikirin dampak buruknya saja, mungkin tidak. Astagfirullah, padahal kan setiap perbuatan nanti akan dipertanggungjawabkan, ya, kan?
Hmm, tidak aneh sih, karena agama dinomor sekiankan oleh paham ini, Sob. Akhirnya, agama diambil hanya sebatas aturan ibadah ritual semata. Agama juga harus dipisahkan dari kehidupan dan tidak diberi ruang untuk mengatur perilaku manusia. Padahal nyatanya agama adalah petunjuk bagi manusia agar tidak berbuat yang melampaui batas dan terus menerus terjerembab ke dalam lubang kenistaan.
Mengerikan, ya. Jika paham ini terus-menerus dibiarkan keberadaannya, jelas ini sangat berbahaya! Paham sekularisme liberal ini ternyata telah menjangkiti sebagian kaum milenial, tidak terkecuali milenial muslim, lho. Wah, parah. Mereka menjadi tidak mengenal agamanya, tidak mengerti halal dan haram, bahkan tidak paham syariat Islam. Akhirnya, pergaulan bebas, L987, aborsi, prostitusi online dan seterusnya dianggap biasa sebagai dinamika kehidupan mereka. Nauzubillah.
Selain itu, kebebasan berperilaku yang diciptakan dari paham ini telah melahirkan kebejatan dan kebobrokan moral anak muda loh, Sob. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi kaum milenial muslim pada masa mendatang jika kondisi mereka kini sudah jauh terperosok ke dalam jurang kehinaan. Seharusnya sih ada perhatian serius dan upaya sungguh-sungguh dari pihak keluarga, masyarakat dan seluruh umat Islam untuk menyelamatkan mereka dari serangan paham ini, termasuk negara.
Di lingkungan keluarga, orang tua harus sedini mungkin mengajarkan dan mendidik anak-anaknya. Senantiasa memupuk akidah agar mereka kelak ketika dewasa paham mana saja aktivitas yang diperbolehkan dan tidak oleh syariat. Pun menemani tumbuh kembang anak-anaknya agar tidak melampaui batas dan tetap berada pada jalan lurus sesuai aturan syara'.
Begitu juga di lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku anak, tidak sedikit remaja maupun anak-anak yang di dalam rumah mereka dididik sesuai syariat, eh, ternyata di luar rumah mereka melakukan aktivitas yang menyimpang, seperti bermain judi, membully satu sama lain, pergaulan bebas, mencuri, geng motor dan seterusnya. Jelas ini pengaruh dari pemahaman sekuler. Maka dari itu, butuh masyarakat yang paham mengenai hukum syara' agar dapat melakukan amar makruf nahi mungkar. Dengan demikian kaum milenial tidak akan terus terjebak oleh paham yang salah, sekularisme ini.
Tidak cukup hanya lingkungan keluarga dan masyarakat saja yang harus bersinergi menyelamatkan kaum milenial dari pengaruh buruk paham sekularisme liberal ini, loh. Negara pun jelas memiliki pengaruh luar biasa bagi kelangsungan peradaban kaum milenial di masa mendatang. Negara seharusnya bertanggungjawab menyelamatkan rakyatnya dari segala macam kerusakan, termasuk dampak dari paham yang jelas bertentangan dengan Islam. Tetapi pada faktanya justru kini negara seolah abai dalam memberikan pendidikan kepada milenial untuk membentuk kepribadian Islam yang kukuh. Akibatnya, kaum milenial justru terjebak pada budaya kemaksiatan yang luar biasa.
Salah satunya adalah budaya kekerasan. Bahayanya, jika budaya kekerasan sudah memakan banyak korban, seluruh elemen pun pasti kelimpungan mencari solusi. Karena sampai saat ini, solusi yang diberikan nyatanya tidak solutif. Solusi yang ada pun biasanya hanya bersifat parsial dan tidak memberikan efek jera. Ini semua akibat paham sekularisme yang sudah mendasari kehidupan kita hari ini dan fatalnya itu juga diadopsi oleh negara. Waduh, kacau ini!
Solusi Islam sudah tidak lagi dipakai untuk menyelesaikan masalah kaum milenial, bahkan mereka justru semakin dijauhkan dari ajaran Islam kaffah. Walhasil, potensi besar kaum milenial sebagai calon pemimpin bangsa justru terbajak. Mengsedih ya, Sob. Kini mereka tampil sebagai trouble maker, bukan problem solver. Padahal, mereka berpotensi menjadi agen perubahan umat di masa depan.
Maka dari itu, agar kaum milenial tidak semakin tersesat dari kebenaran, sudah seharusnya asas sekularisme segera dicabut dari pemikiran umat Islam dan digantikan dengan asas yang shahih yakni asas akidah Islam. Dengan begitu, seluruh pemikiran dan aturan yang terpancar di tengah-tengah masyarakat otomatis akan berlandaskan pada akidah Islam.
Islam juga sudah terbukti memiliki solusi yang komprehensif, Sob. Daulah Islam senantiasa membangun sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam dengan tujuan membentuk kaum milenial agar berkepribadian Islam, yang artinya memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Aktivitas mereka selalu diikatkan hanya kepada syariat. Milenial taat syariat begitulah kira-kira. Sehingga paham yang menjauhkan kaum milenial dari agamanya akan hilang dan mereka kelak menjadi milenial harapan umat yang akan menjadi bagian pembangun peradaban Islam nan gemilang. Allahu Akbar!
Posting Komentar