-->

Pentingnya Mengkaji Islam Demi Keberhasilan Tegaknya Generasi Umat

Oleh: Sumarini

Penamabda.com Fitrahnya manusia yang diciptakan oleh Allah Swt. mempunyai yang namanya Ghorijah Tadayun atau Naluri Beragama. Karena manusia adalah makhluk Allah Swt. dalam fitrahnya juga manusia senantiasa mensucikan Penciptanya dan aktivitas inilah yang disebut dengan Ibadah, fungsinya adalah sebagai Tali Penghubung antara manusia dengan Sang Pencipta.

Demikian dengan mengkaji Ilmu Agama adalah sesuatu yang wajib, tidak heran bagi sebagian kita yang sudah paham akan wajibnya mengkaji Islam. Maka tidak menutup kemungkinan untuk kita akan terus hadir disetiap kesempatan dalam rangka mengkaji Ilmu Agama, melainkan kewajiban seorang Ibu terhadap anaknya sebab pergi mengkaji sudah barang tentu tidak akan terjadi. Anak adalah amanah yang jelas harus dijaga segala kebutuhannya, justru dengan pergi mengaji adalah merupakan bekal seorang Ibu untuk lebih baik dan mengerti bagaimana mendidik anak-anaknya sesuai yang diajarkan dalam Agama terlalu berlebih jika sering-sering ditinggal mengaji anak bakalan kekurangan Gizi.

Dan itu sih tidak perlu untuk dijadikan sebagai penghalang kita buat untuk terus semangat mengaji.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menanggapi pidato Megawati Sukarnoputri terkait ibu-ibu pengajian. Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan agar ibu-ibu pengajian tidak melupakan tugasnya mengurus anak supaya anak tidak kekurangan gizi.

Menanggapi hal tersebut, Kiai Cholil mengatakan, ibu-ibu yang rajin ke pengajian tidak menelantarkan anak-anaknya. Karena kebanyakan ibu-ibu yang datang ke pengajian, anak-anaknya sudah besar.

Ia mengingatkan, bahkan ibu-ibu yang datang ke pengajian lebih sebentar menghabiskan waktu, ketimbang ibu-ibu yang bekerja kantoran atau menjalankan bisnis.

"Waktunya untuk ngaji lebih sebentar daripada wanita yang kerja kantoran atau bisnis," kata Kiai Cholil kepada Republika, Ahad (19/2/2023).

Kiai Cholil mengatakan, wanita yang bekerja di kantoran dan melakukan bisnis juga bisa mengurus anak, walau waktu bekerja di kantor lebih lama dari pengajian.

Ia menambahkan, malah dengan ikut pengajian, ibu-ibu jadi tahu dan peduli mengurus anak. Sebab, tidak ada ceritanya ibu-ibu rajin pengajian menjadi bodoh dan tidak kreatif.

Ngaji itu melatih hati dan pikiran. "Soal tidak senang ngaji, tak apalah, tapi tak usah usil dengan ibu-ibu yang rajin ngaji sampai kapan pun," ujar Kiai Cholil.

Sebelumnya, Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati, menjadi sorotan kembali setelah pidatonya memicu kontroversi di media sosial (medsos). Pidato Megawati itu terucap saat ia menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana' di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023).

Salah satu pidato Megawati yang kontroversial adalah ketika membahas masalah anak stunting. Dia mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu, yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Alhasil, ia sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dan melupakan asupan gizi anak.

"Saya melihat ibu-ibu tuh ya maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya beribu maaf, jangan lagi saya di-bully. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian ya? Iya lho maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu lho," kata Megawati di acara yang dihadiri Republika.co.id tersebut.

"Ini pengajian iki sampai kapan tho yo? Anake arep dikapake (anaknya mau diapakan), he, iya dong. Boleh bukan ga berarti boleh, saya pernah pengajian kok," kata Megawati.

Sifat iri memang sulit untuk kita hindari bagi orang-orang yang didalam dirinya ada penyakit hati. Sebenarnya justru yang begini ini yang butuh kajian terus menerus untuk memperbaiki sifat yang satu ini. Yaitu orang yang didirinya ada penyakit dihatinya yang selalu merasa susah melihat kebaikan meski pangkat jabatan dan juga ketenaran sudah dipegang, toh juga tidak pernah merasa puas dan masih tidak bisa menjaga bagaimana untuk berkata-kata yang baik, sebagai seorang Publik Figur tentunya akan  berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu.

Justru dengan mengaji adalah sebagia Alternatif untuk mempelajari dan memahami apa-apa yang menjadi Hukum Allah secara Kaffah (menyeluruh) sebagai bentuk butuhnya kita sebagai bekal menjalani Hidup agar senantiasa dalam Ridhi Allah Swt.  

Yang mana Ilmu wajib yang seharusnya kita dapatkan saat kita duduk dibangku Sekolah justru ditiadakan, pada Kurikulum Sekuler Ilmu Agama hanya sebatas didapat dalam waktu yang relatif teramat kurang yaitu 2 jam per minggu. Bahkan ada wacana yang akan menghapus pelajaran Agama Islam dari Kurikulum, lantas dengan semua ini, benar-benar Ilmu Agama yan kita dapat tentu sangat jaug dibawah kata cukup.

Semua ini ada unsur kesengajaan pengaruh Islam jauh dari pada Islam itu sendiri lebih didominasi ke arah yang cenderung meraih Dunia misalkan sibuk dengan jadi wanita karier, Pengusaha sukses dan itu dianggap Ibu-ibu yang hebat adalah cenderung diupayakan kearah sana agar tidak lagi peduli dengan wajibnya menuntut Ilmu Agama, ini semua adalah Program-program Kapitalis Sekulerisme yang menjauhkan Umat dari Agamanya sendiri.

Walhasil justru kebanyakan Generasi dengan kerusakan parahnya hari ini adalah hasil dari para Orang tua yang lebih mementingkan kesibukan Dunia ketimbang belajar Ilmu Agama.

Padahal Islam jelas mengupayakan dalam Rangka membina kepribadian setiap Individu yang berupa Program yang mengarah kepada berislam lah secara Kaffah dan itu adalah bagian yang akan terwujud saat Daulah Islam sudah tegak. Pembinaan kepribadian Individu yang terintregasi dalam Kurikulum dan Kebijakan Negara lainnya sehingga akan menghasilkan Individu-individu yang beriman dan bertaqwa dengan taraf berfikir yang tinggi, kesadaran Politik yang benar-benar kuat dan mantap sebagai bekal bagi para Ibu demi mendidik anak-anaknya yang berkepribadian Islam sebagai calon Pemimpin masa depan.

Yang jelas akan didapat sehingga keberhasilan akan tegaknya Generasi Umat nyata kita rasakan.

Maka mulai saat ini tak usah ragu untuk terus mengkaji Ilmu Agama, pastinya Islam sebagai Agama yang diturunkan Allah Swt. sebagai Agama Rahmatan lil Alamin terus belajar dan mengaplikasikannya dalam kehidupan serta yang terpenting adalah mendakwahkannya kepada Allah kita berserah diri dengan niat Ikhlas dan cara yang benar dan semoga menjadikan semua Ibadah kita diterima oleh Allah Swt.

Wallahu a'lam bishawab