-->

Output Pendidikan, Pelajar Berkarakter


Demi menciptakan generasi muda yang berkarakter, pemerintah kabupaten Bandung optimalkan pembelajaran tiga muatan lokal (mulok) bagi pelajar yaitu pendidikan Pancasila dan UUD 45, pendidikan bahasa dan budaya Sunda, serta belajar mengaji. Bupati Bandung menyatakan bahwa optimalisasi pembelajaran tiga mulok tersebut adalah upaya dan perhatian nyata dari pemerintah bagi para siswa, yang nantinya akan memperkuat karakter siswa juga bermanfaat bagi dirinya sendiri. (pojokbandung.id)

Menciptakan generasi berkarakter memang penting untuk menjadikan peradaban gemilang pada masa mendatang. Namun tentu saja tidak cukup dengan hanya mengembangkan muatan lokal saja, pembelajaran bahkan kurikulum pendidikan harus mengarah kepada pembentukan generasi yang bisa membentuk manusia yang memiliki kepribadian mulia, sekaligus bisa memelihara keimanannya dan keterikatannya kepada aturan Penciptanya. Namun miris saat ini sebagian generasi muda malah menjadi sumber masalah di negeri ini, seperti banyaknya kasus perundungan, tawuran, tindakan asusila, miras dan narkoba hingga pembunuhan telah membuat masyarakat hanya bisa mengelus dada melihat fenomena generasi muda saat ini.

Bahkan generasi muda saat ini sudah dikenal dengan gaya hidup hedonis nya dan rendahnya adab terhadap guru dan orangtua, namun tak bisa dipungkiri bahwa profil generasi hari ini adalah hasil dari sistem pendidikan sekuler kapitalis dan kehidupan kapitalistik liberal yang diterapkan di negeri ini. Padahal pendidikan sejatinya bukan hanya masalah kompetensi, pendidikan juga harus membentuk karakter SDM bangsa.

Selaras dengan sistem pendidikan Islam yang menggariskan kurikulum pendidikan wajib berlandaskan pada akidah Islam, mata pelajaran serta metodologi penyampaian seluruhnya disusun tanpa adanya penyimpangan sedikitpun dari asas tersebut. Pendidikan harus bisa membentuk pola pikir dan pola jiwa islami, maka seluruh mata pelajaran disusun berdasarkan strategi tersebut. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk manusia yang memiliki kepribadian Islam, handal menguasai pemikiran Islam, menguasai ilmu-ilmu terapan IPTEK serta memiliki keterampilan tepat dan berdaya guna. Pembentukan kepribadian Islam dilakukan pada semua jenjang pendidikan sesuai dengan proporsinya melalui berbagai pendekatan. Barulah setelah mencapai usia baligh materi yang diberikan bersifat lanjutan yaitu pembentukan, peningkatan dan pematangan. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara sekaligus meningkatkan keimanan serta keterikatannya dengan syariat Islam. Dari sinilah akan dihasilkan generasi yang memiliki kepribadian mulia dan paham akan makna kehidupan sehingga kelak akan dirasakan peranannya di masyarakat.

Wallahu alam bishawab

Oleh: Sri Mulyani