-->

Maraknya Kekerasan dan Pembunuhan, Dimanakah Keamanan Itu?


Oleh: Erna Nuri Widiastuti S.Pd (Aktivis) 

Banyaknya masalah kekerasan dan juga pembunuhan di negeri yang katanya memegang hukum malah menjadi sesuatu yang lumrah terjadi, tidak menutup kemungkinan bahwa  semua pihak bisa menjadi pelaku baik itu remaja, orang tua, seorang pendeta serta pihak keamanan sekalipun.

Bahkan dalam masalah jaminan hak asasi manusia menjadi sesuatu yang tumpang tindih saat ini yang kadang berfungsi kadang juga tidak, Sungguh miris kondisi yang melingkupi masyarakat saat ini dibawah bayang-bayang liberalisasi menjadikan mereka berperilaku semaunya yang menimbulakan rasa was-was sehingga kepercayaan kepada sesamapun semakin mengikis akibat tidak adanya rasa aman dalam berkehidupan.

Masih banyak kasus yang masih bergelut disekitar kita berkaitan dengan kekerasan dan pembunuhan seperti masalah yang menimpa bayi yang dianiaya, sepasang suami istri yang berujung maut di Medan, juga pada kasus Christian Rudolf Tobing kepada icha yang juga berakhir dengan kematian, masalah tawuran yang dilakukan oleh sekelompok remaja bersenjata tajam di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Semua ini bisa dipicu oleh kondisi masyarakat yang makin liberal, gaya hidup dan  budaya kebarat-baratan menjadi target capaian eksistensi diri, sehingga pola hidup yang mereka jalanipun banyak mencontoh orang-orang barat yang penuh nafsu dalam kehidupannya dan hanya mengejar egoisme serta kebahagiaan sementara sekalipun itu kejahatan yang mampu menghilangkan nyawa seseorang.

Ini menunjukkan bahwa paham kebebasan menjadikan mereka tak memandang lagi hak asasi manusia ini. Sekalipun itu menyangkut nyawa para korbannya, hal ini lebih terdukung karena tidak adanya penjagaan terhadap nyawa padahal kita memiliki keamanan yang cukup mumpuni namun ternyata tak cukup untuk menjaga hak-hak masayarakat utamanya hak hidup yang makin tak terjaga.

Ketidak sigapan keamanan dalam menangani masalah kekerasan dan pembunuhan ini cukup meresahkan masyarakat, terlebih tidak adanya jaminan perlindungan dan keamanan yang bisa menekan laju kasus yang kian waktu kian bertambah.

Inilah wajah dari kapitalisme sekuler dengan liberalisasi yang menjadi jembatan dari segala bentuk problem yang terjadi. Karena liberalisasi ini juga yang menjadikan aturan itu mudah dimanipulasi sesuai kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan. Kebijakan yang lahir darinya akan selalu digambarkan indah untuk masyarakat namun ternyata keberpihakan hukumnya sangat nyata. Hal ini pulalah yang menyebabkan masyarakat tak memiliki harapan karena mereka sendiri telah melihat dan merasakan dampak tersebut, sehingga mereka hanya berharap pada kemampuannya sendiri.

Menjadi pertanyaan betapa mahal harga keamanan di negeri ini? Sehingga negara gagal memenuhi kebutuhan  jaminan keamanan bagi rakyatnya.

Negara seharusnya berperan sebagai Raa’in dan junnah bagi semua warganya, termasuk dalam membina pribadi rakyat menjadi pribadi yang baik, beriman dan bertakwa. Sebuah kewajaran ketika hadirnya negara merupakan harapan besar bagi yang dipimpinnya untuk diarahkan pada kehidupan yang lebih baik, karena sudah menjadi tugas negaralah untuk mengurusi segala hal yang mampu meresahkan mereka yang dipimpinnya, termasuk masalah keamanan ini.

Sayangnya selama kehidupan ini diserahkan pada aturan selain dari aturan pencipta maka selama itupun keadilan, ketentraman, keamanan dan lain-lainnya tak akan pernah tercapai. Manusia memiliki naluri yang cenderung akan mengarah pada egoisme individu belaka yang hanya mencari kesenangan dunia belaka, sehingga ketika tak diarahkan kepada ketundukan akan penciptanya maka ia akan berperilaku bebas tanpa memikirkan dampak dari perbuatannya tersebut apakah mendatangkan kebaikan ataukah keburukan selama hawa nafsu tersebut terpenuhi.

Lemahnya individu karena diiming-imingi kebebasan menyebabkan mereka sangat emosional, kehidupan yang serba bebas menjadi sesuatu yang amat dikejar, kehidupan yang menghalalkan segala cara menjadi hal yang lumrah hanya demi memenuhi keinginan belaka bahkan aturan dasar mereka sebagai manusiapun akan ditembus sehingga terbentuklah pribadi-pribadi yang jauh dari rahmat dan hanya menjadi pribadi yang penuh nafsu.

Namun hal ini akan jauh berbeda ketika islam yang dijadikan sebagai pengatur, sehingga keamanan rakyat dapat terpenuhi dalam naungannya. Sebagaimana dalam surat Al Maidah ayat 32. Artinya, “Barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”

Ini membuktikan bahwa islam amat menjaga nyawa individu manusia sehingga islam akan mengupayakan para pihak keamanan secara keseluruhan mampu menjalankan tugasnya dengan baik mengetahui tupoksinya secara jelas juga akan ditanamkan wawasan luas terkait pemahaman islam kepada setiap individu yang bertugas dalam menjaga keamanan rakyat agar dalam identifikasi masalah yang terjadi tidak menjadi salah kaprah atau bahkan melenceng dari yang diamanahkan.

Hanya islam dalam sistem kenegaraannya yang bisa mewujudkan jaminan keamanan kepada rakyatnya, sistem ini dikenal dengan sebutan khilafah. Dalam sistem ini nantinya akan menerapkan seluruh aturan islam dalam bernegara sebagai pusat solusi dari segala problem kehidupan yang kita hadapi saat ini. 

Ketika aturan islam diterapkan ada dua manfaat yang akan dirasakan. pertama, ia sebagai zawajir (pencegah) maka dengan menerapakan sistem sanksi dalam islam pelaku kejahatan akan diberi hukum yang sesuai dengan perbuatannya seperti pelaku pencurian maka islam menghukumnya dengan potong tangan yang nantinya akan menimbulkan efek jera bagi sang pelaku, kemudian sanksi ini juga akan dipertontonkan secara umum guna untuk menimbulkan rasa takut dibenak orang-orang yang ingin melakukan hal yang sama begitupun dengan kejahatan-kejahatan lainnya. dan yang kedua, ia sebagai jawabir(penebus dosa) ketika pelaku telah diberi sanksi sesuai hukum islam maka insyaAllah dosa sipelaku tak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Islam akan memaksimalkan kinerja seluruh devisi demi memenuhi segala kebutuhan masyarakat dan membentuk masyarakat yang takut akan tuhannya sehingga gelar umat terbaik akan mampu mereka dapatkan serta rahmatan lil'alamin islam akan nampak. 

Wallahualam bissawab