-->

Bocah Surabaya Meninggal Gagal Ginjal Akut Sempat Minum Obat Sirup Berisi EG


Surabaya - Muhammad Abizar Al Ghifari, bocah 4 tahun asal Surabaya meninggal karena gagal ginjal akut misterius. Abizar awalnya demam dan sakit tenggorokan.
Saat sakit tenggorokan, Abizar sempat meminum obat sirup Unibebi Cough syrup. Di mana obat sirup itu termasuk dalam 5 obat yang mengandung cemaran etilon glikol (EG) melebihi ambang batas yang sudah ditentukan.

"Minum Unibebi Cough Syrup. Kalau panas saya kasih itu, tapi Abi jarang sakit panas. Saya ke puskesmas dulu, itu dikasih obat gerus," kata Anisyah (58), nenek dari Albizar saat ditemui detikJatim di rumahnya, Jalan Kupang Seguntin V/1, Jumat (21/102/2022).

Anisyah menceritakan, Abizar pernah sakit dan mengonsumsi obat itu saat usianya 2 tahun. Saat itu, Abizar merasa lebih baik dan sembuhnya lebih netral.

Sebelumnya ia tak mengetahui jika obat tersebut mengancung cemaran EG. Bahkan saat cucunya awal sakit pada 9 September 2022, kasus gangguan gagal ginjal akut misterius dan obat sirup yang mengandung cemaran EG belum seramai saat ini.

"Kalau Unibebi Cough nggak boleh, kenapa nggak dari dulu-dulu. Umur 2 tahun sampai 4 tahun, pakai itu kalau sakit. Kalau ndak, ya ndak. Kayaknya ya manjur itu. Tapi jarang panas anaknya," cerita dia.

Saat mengetahui di berita jika obat sirup anak merek tersebut mengandung cemaran EG, ia langsung membuangnya. Obat sirup itu sudah tidak ada lagi di rumah Anisyah.

Anisyah mengatakan, cucu pertamanya itu rutin minum air putih. Bahkan, dalam sehari bisa minum susu sebanyak 3 kali. Abizar juga tak terlalu suka jajan di luar.

"Di sekolah nggak jajan, tahu bulat suka, wafer-wafer, tapi sedikit. Minum (air putih) itu juga rutin, bahkan pas di rumah sakit itu saya kasih minum biar bisa pipis," cerita dia.

Pada tanggal 5 Oktober 2022, Abizar sudah tidak bisa BAB dan kencing. Kondisinya terus menurun. Hingga pada 7 Oktober 2022 dia dibawa ke RS Wiliam Booth. Di rumah sakit itu Abizar didiagnosis mengalami gagal ginjal akut dan harus dirujuk ke RSU dr Soetomo keesokan harinya.

"Sebelum ke rumah sakit Wiliam Booth panas tinggi. Tapi beol masih. Nggak bisa kencing 5 hari. 7 Oktober sudah nggak kencing, 2 hari di rumah nggak kencing. Di rumah sakit Wiliam Booth katanya ginjal akut. Padahal kita nggak ada yang punya gagal ginjal. Dia sampai dikateter nggak bisa keluar kencingnya, setetes pun," jelasnya.

Sempat cuci darah pada 8 Oktober 2022, Abizar tak tertolong. Bocah malang itu meninggal dunia besoknya, 9 Oktober 2022, pukul 14.50 WIB.

Anisyah Sempat Melihat Cucunya Dibantu Alat Pacu Jantung

Besoknya, Abizar dirujuk ke RSU dr Soetomo. Keluarga tentu berharap Abizar mendapatkan pertolongan medis yang lebih baik.
"Akhirnya ditunggu 1 hari, akhirnya dikeluarkan dari rumah sakit jam 7 pagi, dirujuk ke Soetomo," lanjut Anisyah.

Setibanya di RSU dr Soetomo, Anisyah mengatakan, cucunya tak langsung ditangani. Saat di IGD, Anisyah sempat berteriak-teriak minta tolong agar cucunya segera ditangani. Seorang tenaga kesehatan berseragam hijau lantas menelepons seeorang. Akhirnya, Abizar mendapat pertolongan media.

Pada 8 Oktober 2022, malam hari, Abizar menjalani hemodialisis atau cuci darah. Keluarga tak sempat bertemu dengan Abizar. Abizar langsung dibawa ke ICU.

Anisyah mengaku terus-menerus menangis saat sang cucu dirawat. Dia juga berdoa dan meminta doa dari teman dan keluarga agar Abizar segera sembuh.

Keesokan harinya, 9 Oktober 2022, Anisyah dipanggil oleh seorang tenaga kesehatan. Momen menjelang azan Asar itu tak bisa dilupakan oleh Anisyah. Saat naik ke lantai 2 ruang ICU, ia melihat 6 orang nakes mencoba memacu jantung Abizar. 

Takdir tak bisa ditolak, nyawa Abizar tak bisa ditolong. Batin Anisyah terpukul hebat saat wajahnya baru saja dibasuh air wudu.

"Saya ke sana (ruang ICU), Abi meninggal sebelum Asar pukul 14.50 WIB. Habis wudu saya jalan jemaah salat. Saya dipanggil dokter, katanya 'ibu adik Abizar genting'. Katanya gagal ginjal akut. Saya naik ada 6 orang memicu jantung pernapasan, sampai akhirnya nggak ada," ucap Anisyah sembari mengusap air matanya.

Ia pun sangat kehilangan cucu pertamanya itu. Baginya, Abizar adalah anak yang pintar, rajin salat, sangat ceria, dan aktif.

"Pas sembuh (sehat) ceria, aktif anaknya, main di depan. Dia rajin salat, kalau magrib ngajak saya salat, dia di masjid saya di mushala," kenangnya penuh isak.

Sumber : detikJatim