Merdeka Hanya Sekadar Retorika
Oleh : Tya Ummu Zydane
(Aktivis Dakwah)
Peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke tujuh puluh tujuh telah berlalu, berbagai acara dan lomba di adakan untuk memeriahkan perayaan kemerdekaan, dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa ikut merayakannya. Pertanyaannya, benarkah Indonesia sudah merdeka?
Secara fisik Indonesia memang telah merdeka dari penjajahan Jepang dan Belanda, sebagaimana di nyatakan dalam proklamasi kemerdekaan tahun 1945, namun ternyata hanya penjajahan fisik saja yang hilang dari Nusantara dan negeri muslim lainnya, faktanya, penjajahan non fisik masih terus berlangsung, malah semakin lama semakin agresif.
Di bawah sistem kapitalisme liberal yang di pakai negara Indonesia dan negara lainnya, penjajahan terus berlangsung di bagian politik, ekonomi, sosial pendidikan, budaya dan hankam (Pertahanan Keamanan).
Penjajahan gaya baru yang di pakai tidak di sadari oleh banyak warga negara, karena di siasati dengan sangat licik dan terstruktur.
Di bidang ekonomi kita di jajah dengan cara memberi pinjaman sebesar-besarnya , dengan dalih membantu agar negara semakin berkembang dan mengentaskan kemiskinan, tapi ternyata faktanya bangunan dan sarana publik yang ada sebagian sudah dikuasai asing , dan jumlah penduduk miskin semakin meningkat.
Jumlah utang negara Berdasarkan laporan APBN Kita edisi Agustus 2022, realisasi utang pemerintah pada Juli 2022 yang sebesar Rp 7.163,12 triliun. (CNBC Indonesia,15/08/2022).
Layakkah negara merdeka mempunyai utang menggunung?
Utang yang terus membengkak membuat barat leluasa memaksakan kemauan politiknya kepada negara yang diberi pinjaman, tidak ada makan siang gratis bagi para kapitalis. Dampak dari pinjaman yang begitu banyak, Indonesia tidak bisa menentukan sendiri arah politik negara karena ada di bawah tekanan barat.
Kemerdekaan Indonesia sesungguhnya hanyalah tipu daya belaka, karena kenyataannya rakyat ini jauh dari sejahtera.
Hak rakyat belum sepenuhnya di dapatkan, yang seharusnya terjamin dari pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya .
Sumber daya alam melimpah yang membuat penjajah tergiur dengan negeri ini, belum bisa dirasakan oleh rakyat, jika pun ada hanyalah sebagian kecil dan sedikit sekali. Justru sumber daya alam negeri ini lebih dinikmati dan dikuasai oleh para kapitalis asing.
Rakyat di negeri ini pun senantiasa terus kesusahan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari ditambah beban pungutan-pungutan yang semakin memberatkan.
Inilah kenyataan di negeri ini, kemerdekaan hanyalah simbolis pengakuan saja sementara faktanya negeri ini tetap tunduk kepada Kapitalisme.
Lalu apa arti merdeka bagi umat Islam?
Sebagai muslim, kita harus merekontruksi mindset berpikir kita tentang apa itu merdeka, karena terminologi merdeka faktanya sarat dengan pemahaman ideologi tertentu.
Bahwa apa yang kita pahami hari ini tentang merdeka ternyata keliru dan bersumber dari ideologi diluar Islam. Pemahaman tersebut di desain bertujuan untuk mengkooptasi umat Islam dan memecah-belah umat Islam serta menghalangi kebangkitan Islam. Karena terminologi merdeka yang mereka tanamkan kepada kita ternyata diproyeksikan untuk melanggengkan konsep nation state, sebuah konsep propaganda barat dalam strategi menghalangi kebersatuan umat dan kebangkitan Islam.
Adapun filosofi merdeka itu sendiri ada dua, yaitu merdeka dari dan merdeka untuk, maka bagi seorang muslim dalam mengartikulasikan merdeka berorientasi pada aqidah Islam adalah sebuah keharusan, tidak yang lain, yaitu , merdeka dari sistem kufur yaitu sistem yang dipakai di negara ini untuk menjajah umat Islam.
Dan merdeka untuk menjalankan Islam secara menyeluruh dari tingkat individu sampai negara, yang merupakan kewajiban setiap umat Islam.
Jika semua kewajiban dapat kita tunaikan secara menyeluruh, negara bisa menjamin juga menjaga seluruh rakyatnya dalam menunaikan kewajiban tersebut, tanpa adanya bentuk gangguan dan ancaman dari luar, maka inilah yang pantas disebut merdeka, jika tidak, maka sesungguhnya kita masih terjajah!
Hanya sistem khilafah lah yang akan mampu mewujudkan kemerdekaan yang bukan fatamorgana bagi umat, yaitu kemerdekaan melaksanakan kewajiban menerapkan Islam secara kaffah.
Dengannya umat akan mempunyai perisai, sehingga akidah , harta dan darah pun akan terjaga.
Allah SWT berfirman:
الۤرٰ ۗ كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ەۙ بِاِذْنِ رَبِّهِمْ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِۙ
"Ini (adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan." (Q.S. Ibrahim ayat 1)
Spirit Islam adalah membebaskan.
Dari gelap menuju cahaya, dari kejahiliyahan menuju kemuliaan.
Dan hanya Islam yang mampu membawa pada kemerdekaan hakiki. Karena itu negeri ini bisa merdeka sepenuhnya jika mau menerapkan syari'at Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah.
Wallahualam bishowab
Posting Komentar