-->

Kurikulum Pendidikan Islam Versus Kapitalis


Oleh: Suhartini, M.Kom

Bertolak dari pencanangan visi pendidikan di Indonesia melalui Kemendikbud dalam draft Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJPN) 2020 – 2035 yaitu : “Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya indonesia dan Pancasila”. Visi tersebut kalau kita pahami lebih mendalam menimbulkan kejanggalan karena didalamnya tetap saja bahwa pendidikan di indonesia sudah di jauhkan dari peran agama di dalamnya. Sungguh sangat miris sekali bahwa pendidikan di sebuah negara yang mayoritas agama islam, justru pendidikannya jauh dari agamanya. 

PJPN tersebut dibuat sebagai acuan dalam mencetak SDM yang hanya dibutuhkan oleh para kaum kapitalis dengan mengikuti tren-tren yang sedang diikuti, dengan demikian SDM yang hasilkan bukanlah SDM yang memiliki kualitas yang baik. Buah dari SDM yang buruk juga akan menghasilkan kebijakan demi memenuhi kantong-kantong para kapitalis.

Salah satu Potret buram pendidikan buah dari sistem yang buruk adalah dengan penerapan Revolusi industri 4.0 yang mengacu pada kurikulum berbasis industri seperti yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, beliau ingin kurikulum pembelajaran di universitas diarahkan lebih besar ke industri. Dengan demikian, mahasiswa bisa belajar langsung dengan para praktisinya. Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri. Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan," kata Jokowi saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) 2021, sebagaimana dikutip dari rilis Biro Pers Sekretariat Presiden, Selasa (27/6/2021). www.okezone.com 

Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian merancang “Making Indonesia 4.0” sebagai roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dan inovasi dalam memasuki era industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 sendiri merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi industri (pabrik). Revolusi industri 4.0 menghasilkan industri cerdas, moduler, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan mengandalkan Internet of Thing (IoT), komputasi awan, dan layanan internal lintas organisasi. https://normyunita.medium.com 

Dari fakta yang telah diuraikan maka capaian dari penerapan kurikulum industri adalah untuk menyediakan SDM yang siap pakai oleh dunia industri. SDM yang dihasilkan berdasarkan kebutuhan dunia industri dalam hal keterampilan dan kreativitas SDM tersebut.

Dengan demikian bahwa hasil akhir dari pendidikan yang dirancang adalah hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia industri, dimana industri-industri tersebut adalah milik dari para kapitalis. Sehingga dapat kita tarik benang merah bahwa SDM yang dihasilkan dari kurikulum indutri yang berbasis revolusi industri 4.0 adalah hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keuntungan para pemilik modal dalam hal ini adalah para kapitalis.

Sungguh sangat miris bahwa tujuan yang sesuangguhnya dari sebuah pendidikan tidak lagi diutamakan, padahal pendidikan sejatinya adalah cara mendidik generasi penerus atau pewaris masa depan agar dapat membangun peradaban yang gemilang.

Pendidikan dalam Islam

Visi pendidikan dalam Islam adalah membangun dan memajukan peradaban Islam. Negara bertanggung jawab penuh dalam mengarahkan potensi peserta didik dan calon intelektual, serta mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secara mudah. Sebab, pendidikan merupakan kebutuhan pokok.

Rasulullah saw. bersabda,

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)

Penyelenggaraan pendidikan qualified berskala internasional yang ditawarkan Khilafah tentu bukan hanya menyiapkan generasi pada persaingan dunia kerja di era pasar bebas. https://www.muslimahnews.com 

Aspek Kebijakan Pendidikan dalam islam yaitu berlandaskan  pada akidah islam, dimana pendidikan diselenggarakan untuk memberikan kerangka berfikir bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi, dan manusia wajib melaksanakan penghambaan kepada Allah dan bukan selain Allah, selanjutnya bahwan pelaksanaan pendidikan yaitu ilmu yang dipelajari harus pada satu kesadaran prioritas dan urgensi dalam pandangan hukum syariat yang tertuang dalam kurikulum pendidikan mengacu pada aturan islam. Penelitian dan pengabdian dilaksanakan pada prioritas kepada masyarakat, bukan untuk eksploitasi dan kapitalisasi.

Untuk mendukung terlaksananya visi pendidikan adalah iklim yang kondusf serta memberikan fasilitas pendukung yang akan memaksimalkan pendidikan, seperti fasilitas pendanaan yang cukup karena berbasis sistem ekonomi islam dengan jumlah pendanaan yang melimpah mengingat pendidikan adalah kebutuhan pokok umat, fasilitas tenaga pendidik yang berkompeten dan bersedia mengajar dimana saja. Selanjutnya adalah fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang pelaksanaan pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, auditorium, observatorium, teknologi informasi dan perangkat pendukung lainnya.

Tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan adalah menghasilkan sumber daya manusia yang andal untuk berbagai macam tantangan seperti saat sekarang ini dalam masa pandemi serta amanah menjalankan hukum Allah. 

Dengan demikian SDM Unggul yang dihasilkan tentu akan membawa keberkahan dalam membangun peradaban yang gemilang. 

.***Wallahu A’lam Bisshawab***