-->

Sodomi tumbuh bersemi, bersembunyi hak asasi


Oleh: Nora Putri Yanti (Aktivis Dakwah Kampus)

Dilansir dari kompas.com, Tiga pelajar berusia belasan tahun di Kabupaten Solok, Sumatera Barat mengaku jadi korban pelecehan seksual pengasuh asrama. Kasus tersebut terbongkar saat salah seorang korban yang kesakitan ketika buang air besar. Saat ditanya oleh keluarga, ia mengaku disodomi oleh pengasuh asramanya, Kamis (3/6/2021). Subhanallah, Sungguh miris menyayat hati mendengarnya, seakan manusia sudah tidak mengenal dirinya dan potensi dalam dirinya, padahal manusia diciptakan oleh sang pencipta sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah yang lainnya. 


Perbedaan itu dapat dilihat dari tidak adanya hewan dan tumbuhan  memiliki akal, sedangkan manusia memiliki nya. Selain itu manusia juga diberikan berbagai potensi yang salah satunya gharizah nau’ (naluri seksual). Dengan potensi ini fitrahnya manusia akan menyukai lawan jenisnya. Ternyata pada realitasnya, tidak sedikit manusia justru membelakangi fitrahnya dan malah suka berbuat sebaliknya. Pintar nya hewan yang tidak dibekali  akal hanya berbekalkan instingnya saja bisa membedakan mana betina dan jantan, mereka tidak ada istilah menyukai sesama.


 Malu ya kita manusia memiliki akal tapi seakan lupa dan berbuat semena-mena dengan meninggalkan akal didalam kepala, lebih rela menjadikan dirinya hina karena menurutkan hawa nafsu belaka. Bahkan dilayar kaca mereka sudah tidak malu lagi menunjukkan hubungan suka sesama, malah bangga menunjukkan komunitas mereka seakan disokong pemerintah dengan bertameng kan hak asasi manusia. Generasi pejuang bangsa yang menjadi harapan seakan terancam virus. Padahal sudah diingatkan Allah melalui Firman:“Terangkanlah kepadaKu tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya. Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar dan memahami, mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu.” (TQS. Al-Furqan, 25: 43-44).


Sungguh Allah sangat melaknat perbuatan sodomi. Bahkan digambarkan kedudukannya lebih hina daripada binatang ternak karena memang perilaku tersebut sudah melenceng dari fitrahnya sebagai manusia. Seharusnya kita bisa belajar dari peristiwa pada zaman nabi luth yang mana kaum Sodom yang melakukan perilaku homoseksual terang-terangan mendapatkan  azab dari sang Maha Kuasa, itu bukan hanya untuk pelakunya saja namun masyarakat sekitarnya pun bisa terkena azabnya. Dan Ini juga sudah dijelaskan didalam firman_Nya yang artinya: “Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya Kami adalah utusan-utusan Rabbmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya Dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; Bukankah subuh itu sudah dekat?”. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang dzalim.” (TQS. Hud : 81-83).


Sudah seharusnya sebagai umat Islam wajib untuk mencegah kemungkaran yang terjadi di dean mata. Jangan menunggu turunnya azab dari sang ilahi baru kita menyesali diri. Sudah seharusnya diberlakukan dalam suatu negara hukuman yang akan menuntaskan kasus sodomi sampai mencabut akarnya, bukan malah berusaha menerbitkan UU melegalisasi perbuatan yang salah arah ini. Sayang beribu kali sayangnya kita tidak memiliki lagi negara yang akan menjadi perisai umat digarda terdepan. Dengan masih berharap pada sistem sekuler kapitalis sekarang hanya ini hanya akan  menghasilkan generasi dan umat yang hancur dengan perbuatan maksiat perzinahan dan pelaku kaum sodom yang dianggap biasa-biasa saja. Padahal menurut Islam hukuman untuk para pelaku kaum sodom mulai ta’zir hingga hukuman mati. solusi dari setiap problematika umat adalah kembali kepada hukum Islam. Hanya negaralah yang dapat mengatasi permasalahan ini. Dan hanya sistem Islamlah yang mampu memberlakukan hukuman bagi pelaku kaum sodom,dengan sistem pemerintahan yang berasal dari Islam.