-->

Krisis pangan hingga kelaparan ancam jutaan umat


Oleh: Fatimah Arjuna,S.H

Terjadinya resesi ekonomi sering kali diindikasikan dengan menurunnya atau meningkatnya harga-harga komoditas dalam negeri.


Jika tidak segera diatasi, resesi akan berlangsung dalam jangka waktu lama sehingga menjadi depresi ekonomi.


Terjadinya resesi ekonomi sering kali diindikasikan dengan menurunnya atau meningkatnya harga-harga komoditas dalam negeri.


jika ekonomi suatu negara sudah sampai pada tahap resesi, maka pemulihan ekonomi akan lebih sulit dilakukan dan berujung pada terjadiya krisis ekonomi. Namun saat ini sebagian negara sudah mengalami Krisis ekonomi akibat tidak mampu mengatasi resesi ekonomi secara cepat. Sehingga menimbulkan ancaman kelaparan dan kematian.


Sebagimana di sebagian negara telah mengalami Krisis ekonomi seperti warga di Myanmar dikutip dari lenterasultra. Jutaan warga di Myanmar kini menghadapi Krisis pangan dan kelaparan ekstrim. Ekonomi dan sistem perbankan nasional negri itu telah lumpuh sejak perebutan kekuasaan militer yang mendorong pemimpin sipil Aung San Suu Kyi lengser pada Februari lalu. Mata pencaharian telah hilang setelah pemogokan dan penutupan pabrik, harga bahan bakar melonjak dan mereka yang cukup beruntung memiliki tabungan bank harus mengantre sepanjang hari untuk menarik uang tunai. Bertualang di tempat umum untuk mencari nafkah juga mengancam keselamatan dengan latar belakang tindakan keras tanpa pandang bulu dan brutal oleh pasukan keamanan terhadap perbedaan pendapat yang telah menewaskan lebih dari 800 warga sipil.


Bukan hanya di Myanmar krisis ekonomi juga dialami oleh warga Suriah dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Suriah mengalami krisis pangan yang belum terselesaikan hingga kini. Seorang pria dari Kota Zabadani mengatakan, keluarganya yang beranggotakan empat orang telah berhenti makan keju dan daging pada awal 2020. Kini dia hanya mengandalkan roti untuk makanan mereka.


Peristiwa tersebut tidak akan henti-hentinya kita alami selama sistem yang kita anut adalah sistem kufur. Secara politik, kegagalan rezim kapitalis dalam menangani krisis demikian telanjang. Kesenjangan makin nyata hampir semilyar penduduk dunia kurang pangan sementara segelintir negara kapitalisme berlebihan pangan. 


Sangat tidak logis jika sistem kapitalisme sekularisme mampu menghantarkan umat kepada kemakmuran. Selagi sistem yang dianut ialah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. 


Kesenjangan ekonomi ini adalah suatu contoh bahwa sistem kapitalisme telah gagal secara nyata memimpin negeri. Sebagai mana pangan merupakan makanan wajib untuk memenuhi hajat perut namun untuk memenuhi nya saja sangat sulit didapatkan. Sehingga mengahantarkan kepada penderitaan yang tak ada ujung.


Jika melihat bagaimana kondisi umat Islam di wilayah konflik yang di alamai oleh Palestina. Makanan pokok mereka sangat tidak terpenuhi, belum lagi dengan penderitaan kezoliman dari musuh yang semakin menggonggong.


Penderitaan umat tidak akan ada ujungnya jika kita tidak mau beranjak dari sistem kufur berubah kepada sistem Islam yang diridhoi Allah SWT. Islam menjadi satu-satunya solusi tuntas pemutus mata rantai penderitaan umat saat ini. 


Mengubah sistem zholim kepada sistem Islam adalah upaya yang seharusnya dilakukan oleh tiap-tiap umat yng masih berstatus seorang hamba yang taat.


Wallahu A'lam Bisshowab