-->

Kecaman Bukan Solusi Untuk Aman

Oleh : Azzah Sri Labibah SPd 
(Pengasuh Majelis Taklim Remaja Paciran) 

Isu Palestina adalah isu yang paling berat di hati kaum muslim seluruh dunia, karena Palestina merupakan salah satu permata dalam sejarah kaum muslim, yaitu negerinnya para nabi. Sehingga berharap penuh segera bisa melihat negeri ini tersenyum dan bebas dari keserakahan Israel. Namun sampai saat ini sulit untuk dicapai.

Hingga hari ini, Jumlah penduduk di Jalur Gaza yang tewas dalam serangan Israel ke Palestina yang berlangsung selama sebelas hari mencapai  232 orang, 65 di antaranya anak-anak. Sementara penduduk Gaza yang luka-luka mencapai 1.900 orang. Saat Dewan Keamanan PBB bersidang untuk membahas agresi Israel ke Palestina, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kampanye di Gaza terus berlanjut dengan kekuatan penuh (detik.com).

Sementara itu, pertemuan luar biasa secara virtual oleh Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada tingkat menteri luar negeri (menlu) dilaksanakan pada Ahad 16 Mei yang lalu. Pertemuan pada 4 syawal 1442 H ini diketuai oleh Arab Saudi yang mengumpulkan negara-negara Islam dan lainnya dalam mengecam agresi Israel terhadap Palestina. Pertemuan ini menghasilkan resolusi yang diadopsi oleh sesi biasa dan luar biasa KTT Islam dan Dewan Menlu. Secara historis, OKI melihat tanggung jawab, moral dan hukum umat Islam terhadap perjuangan Palestina dan Al Quds (republika.co.id).

Hasil dari resolusi tersebut salah satunya adalah mengutuk sekuat tenaga serangan biadab yang diluncurkan oleh Israel yang melawan rakyat Palestina dan tanah mereka dan situs suci, serta menuntut penghentian lengkap dan segera dari serangan yang mempengaruhi warga sipil yang tidak bersalah dan harta benda mereka.

Kebrutalan Israel ini jelas mengiris-iris rasa kemanusiaan kita terlebih lagi dilakukan ketika  bulan suci Ramadhan bahkan masih berlanjut hingga bulan syawal ini. Lantas apakah resolusi kecaman di atas memberikan rasa aman pada Palestina?

Jika perhatikan, 
1. Kondisi yang terjadi di tanah para nabi ini tak akan kunjung reda jika yang dilakukan hanya kecaman, terlebih di level para kepala negara. Kekuatan Israel yang di back up negara adidaya Amerika Serikat, tidak imbang jika hanya dihadapi dengan kecaman dan beragam resolusi.

Bahkan apa yang dilakukan negara Arab dan dunia Islam lewat OKI belum sepenuh hati. Biarlah kecaman demi kecaman kami lakukan dalam level masyarakat. Setingkat kepala negara harusnya bisa melakukan aksi nyata yang benar-benar mampu menghentikan serangan agresi militer Israel. Bukan malah mencari posisi aman untuk jabatan mereka. 

2. kecaman atau kutukan terhadap Israel selama bertahun-tahun telah terbukti tidak menghentikan kebrutalan Israel. Sebaliknya, Israel justru semakin mendongakkan kepala dan yakin dunia internasional tak akan mampu melakukan tindakan konkret apapun untuk melawan mereka.

3. Kondisi Palestina tak hanya bisa diselesaikan dengan menghapus eksistensi entitas Israel zionis dari tanah Palestina, melainkan membutuhkan kesatuan kekuatan politik dan militer. Namun  hingga saat ini, belum tampak keberanian dari para pemimpin negeri mayoritas muslim untuk memerintahkan  militernya terjun langsung membela Palestina. Dan satu-satunya yang mampu mewujudkan hal ini hanyalah komando dari Pemerintahan Islam.

Selama Pemerintahan Islam di tegakkan, mampu memberikan keamanan dan ketentraman pada seluruh ummat, bukan hanya kaum Muslim tapi juga non Muslim. Hanya sistem yang berasal dari Sang Maha Pencipta lah satu-satunya obat sakitnya ummat saat ini.

Dalam Naungan Khilafah seluruh Muslim menjadi satu tanpa perlu khawatir dengan adanya sekat wilayah di bawah bayang-bayang imperialisme. Sesuai sabda Rasulullah SAW, “Imam/Khalifah itu tak lain laksana perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Menjadi perisai bagi umat Islam, khususnya, dan rakyat umumnya, meniscayakan Imam harus kuat, berani dan terdepan. Bukan orang yang pengecut dan lemah. Kekuatan ini bukan hanya pada pribadinya, tetapi pada institusi negaranya. Kekuatan ini dibangun karena pondasi pribadi dan negaranya sama, yaitu akidah Islam. Inilah yang ada pada diri Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama dan para Khalifah setelahnya.

Umat Islam, Khilafah dan Khalifahnya sangat ditakuti oleh kaum Kafir, karena akidahnya. Karena akidah Islam inilah, mereka siap menang dan mati syahid. Mereka berperang bukan karena materi, tetapi karena dorongan iman. Karena iman inilah, rasa takut di dalam hati mereka pun tak ada lagi. Karena itu, musuh-musuh mereka pun ketakutan luar biasa, ketika berhadapan dengan pasukan kaum Muslim. Kata Raja Romawi, “Lebih baik ditelan bumi ketimbang berhadapan dengan mereka.” Sampai terpatri di benak musuh-musuh mereka, bahwa kaum Muslim tak bisa dikalahkan. Inilah generasi umat Islam yang luar biasa. Generasi ini hanya ada dalam sistem Khilafah.

Mari wujudkan kepemimpinan Islam di masa kita,semoga Allah menyegerakannya. Aamiin 

Wallahua’lam bishawab.