-->

Sabar Ketika Kehilangan


Oleh: Diah Winarni, S.Kom


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

______________

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ( QS. Al Baqoroh : 155 )

Dunia sesungguhnya tempat manusia menempa kebaikan diri, baik dilalui dengan perjuangan maupun kesenangan. Dunia dengan segala pesona terkadang membuat manusia berlomba lomba mencari kenikmatan yang sungguh tiada tara berupa pasangan hidup, kekayaan, perniagaan, harta benda yang takkan pernah lelah untuk dikejar. Merasa bahwa apa yang diusahakan semata mata jerih payah mereka, dan acapkali mereka menafikan keberadaan Al Khaliq. 

Sesungguhnya kenikmatan dunia berupa kesenangan adalah ujian yang Allah berikan kepada mahlukNya, apakah ia mampu melewati dengan sia-sia dan diakhiri dengan penyesalan atau dengan peningkatan ibadah kepada Allah SWT.  Karena dunia adalah fatmorgana, kita tak mampu memiliki apapun yang kita raih di dunia selama yang kita mau, karena bisa jadi semua itu hanya titipan yang bersifat sementara. Maka, saat itulah keimanan kita teruji dengan dengan kehilangan. 

Ya, siapa yang sanggup kehilangan sesuatu yang kita cintai di dunia ini? bisa suami, istri, anak-anak, perniagaan, harta benda, dan juga kelaparan karena paceklik atau wabah. Menyakiktkan, namun itu semua adalah sebuah keniscayaan yang tak dapat terelakkan, itulah Qodlo atau ketentuan dari Allah yang Maha Berkehendak. Maka kita harus meyakini bahwa jika kita bisa bersabar maka Allah akan memberikan balasan yang terbaik. 

Siapa yang tak kenal dengan Ibunda Khansa Binti Amr, Ibunda para Syuhada yang gugur di medan peperangan, dimana keempat putranya diazzamkan untuk menyingsingkan lengan baju dan kesiapan mereka untuk bertempur di medan peperangan. Dan akhirnya keempat putranya keluar dan berjuang, hingga akhirnya satu per satu gugur sebagai syahid. Bagaimana jika kita mengalami hal tersebut bunda sekalian? Mungkin menangisi sejadi jadinya dan menyesali apa yang terjadi, tapi tidak bagi Khansa Binti Amr, ia malah berkata “ Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggilku dan berkenan mempertemukanku dengan mereka dalam naungan rahmatNya yang luas, dan akhirnya Khansa wafat pada permulaan pemerintahan Khalifah Ustman bin Affan pada tahun ke-24 Hijriyyah. 

Begitu juga musibah pandemi covid-19 kali ini, yang mampu meluluhlantakkan perekonomian dunia, yang berimbas kepada kondisi keuangan rumah tangga, PHK besar-besaran karena perusahaan bangkrut tak mampu lagi melakukan lobi dagang karena lesunya keuangan dunia. Banyak kepala rumah tangga dirumahkan yang akhirnya ekonomi rumah tangga berantakan, dan berujung pada disharmonisasi suami istri. Kebutuhan pokok keluarga tak lagi mampu diberikan oleh Si Ayah, maka si Ibu tak tahan hingga berujung kepada perceraian atau perpisahan. Belum lagi banyaknya nyawa rakyat di Indonesia yang menjadi korban dari wabah covid-19 ini yang bertambah, itu terjadi pada kerabat, sahabat juga tetangga kita terdekat sehingga kita menjadi was was dengan kondisi saat ini. Sungguh diluar kemampuan manusia. 

Dunia begitu banyak menawarkan kenikmatan, namun juga tempat menempa kesabaran, musibah demi musibah melanda negeri kita tercinta salah satunya gempa bumi dan banjir. Rumah besar mewah, kendaraan, pabrik, toko, sekolah, semua hanyut dalam sekejap diterjang banjir dan kita tidak mampuj untuk mencegahnya. Dan kali ini Allah sekali lagi menguji kesabaran dan keikhlasan hambaNYa. 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang hamba tertimpa musibah lalu dia mengucapkan, ‘Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un’ lalu berdo’a, ‘Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik darinya’, melainkan Allah benar-benar memberikan pahala dan memberinya ganti yang lebih baik darinya.” (HR Muslim)

Imam Syafii dalam sebuah syairnya pernah mengingatkan kita bahwa nilai dari sebuah kesabaran adalah keselamatan.


صَبرا جَميلا مَا أقرَبَ الفَرجا … مَن رَاقَب اللَّهَ فِي الْأُمُورِ نَجَا …

مَن صَدَق اللَّهَ لَم يَنَلْه أذَى … وَمَن رَجَاه يَكون حَيثُ رَجَا …


“Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat.”

Sebesar apa pun musibah berupa kehilangan harta benda atau orang yang dicinta, yakinlah dengan sabar dan ikhlas pasti akan diberikan pahala dari Allah SWT. Kemudian, Allah berjanji untuk memberikan ganti yang lebih baik dari itu, jika orang yang ditimpa musibah benar-benar sabar dan ikhlas kepada Allah.

Inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW. Tidak ada kerugian bagi orang beriman dalam kondisi apa pun ia berada. “Sungguh ajaib urusan orang beriman itu, apa pun yang datang kepadanya semuanya berujung kebaikan. Jika ia diberikan kenikmatan ia bersyukur, itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan ia bersabar, maka itu baik baginya,” jelas Rasulullah SAW dalam sabdanya. (HR Muslim).

Wallahua’alam Bisshowwab.