-->

Sistem rusak meluncurkan para perusak, tak cukup boikot produk saja tapi juga pemikiran dan peradabannya

Oleh : Nora Putri Yanti (Aktivis Dakwah Kampus)

Penamabda.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung kebebasan berekspresi terkait kontroversi kartun Nabi Muhammad Saw di negaranya. Ia berargumen bahwa prinsip negaranya adalah mendukung kebebasan berpendapat. Saking bebasnya ia tidak peduli pernyataannya melukai hati banyak pihak lain terkhusus kepada agama islam. 

Dalam peringatan Rabu malam di Paris (21/10), Macron memuji Samuel Paty sebagai “pahlawan diam” dan “Wajah Republik”. Bahkan Macron memberikan penghargaan tinggi negara, Legion d’honneur, kepada keluarga Paty. Sementara pembunuh Paty, Abdullakh Anzorov, remaja 18 tahun kelahiran Chechnya, ditembak mati oleh polisi setelah pembunuhan terjadi.

“Dia dibunuh karena jiwa Republik tertanam padanya. Ia dibunuh karena kelompok Islamis menginginkan masa depan kira. Mereka tahu, dengan adanya pahlawan-pahlawan yang bergerak secara diam-diam seperti ini, upaya mereka tak akan pernah berhasil,” kata Macron (bbc.com, 22/10/2020)

Terpampang jelas didepan mata muka para pembenci islam dan nabi-Nya. Mereka tidak malu dan bahkan sudah kehilangan logika menanggapi ghiroh umat islam yang ingin segera kembali menerapkan aturan sang pencipta. Seruan boikot kembali bergema diberbagai kalangan baik itu para ulama, masyarakat biasa dan para mahasiswa tapi dari elit penguasa negeri kita masih sama seakan tutup mata dan telinga, lalu kemanakah mereka berkiblat dalam berkuasa? Seharusnya para pemuka pemerintah yang lebih marah ketika junjungannya yang dihina. Malahan kok bisa samaan ya bikin huru hara dan perkara sang tetangga menista agama dan nabi kita dan disini malah memunculkan aturan yang makin bikin rakyat kecil sengsara. Dan lagi-lagi mereka membelakangi ajaran syariah nya, subhanallah. 

Kalau kita telusuri lagi tidak hanya sekali penistaan terhadap nabi dan agama islam terjadi namun sudah berkali-kali malahan selalu tumbuh subur dipupuk kapitalis dengan demokrasi sekulernya. Islamophobia??? sudah pasti itu jawabannya, toleransi beragama yang dipropagandakan pemimpin dunia tidak berlaku bagi kaum muslimin. Nyatanya mereka melabeli kaum muslimin sebagai radikal dan teroris, bukti takutnya prancis dan kaum kafir akan kebangkitan islam kembali yang sama kita ketahui di eropa juga penduduknya muslim terbanyak. 

Sebagai seorang muslim yang mengaku cinta akan nabinya, apa yang bisa kita lakukan untuk membuktikan cinta kita kepada nabi yang kembali dihina? Apakah hanya dengan boikot barang-barang Prancis dapat membungkam mulut keji mereka? Atau dapat menghentikan perlakuan intoleran, melecehkan dan menghina ajaran Islam juga Nabi? Tentu tidak. Jika masih mengharapkan sistem kapitalis sekuler ini bukanlah solusi tuntas karna umat islam belum mendapatkan perlindungan yang kuat.  

Masih butuh Bukti nyata sebanyak apalagi yang bisa membuat kita sadar bahwa hanya dengan sistem islam kaffah kita aman? Bisa kita lihat dari sistem islamlah yang melahirkan pemimpin idaman yang mampu membela nabinya dengan perbuatan bukan hanya dengan lisan, yaitu Sultan Abdul Hamid memanggil legasi Perancis setelah mendengar kabar bahwa Perancis akan menggelar teater dan menampilkan komik Rasulullah SAW. “Kedutaan, kami umat Muslim begitu mencintai Nabi kita Rasulullah SAW. Kami sangat mencintainya hingga rela mengorbankan hidup kami untuknya. Kami tigak ragu dan rela mati untuknya,” ucap Sultan Abdul Hamid.

Sultan mengungkapkan, pihaknya mendapat informasi jika pemerintah Perancis menyiapkan pertunjukan yang niatnya menghina Nabi Muhammad SAW. Sultan pun menegaskan, jika ia adalah pemimpin umat Islam di Balkan, Irak, Suriah, Lebanon, Hijaz, Kaukasus, Anatolia, dan Payitaht (Istanbul).

 “Akulah Khalifah umat Islam Abdul Hamid Han! Aku akan menghancurkan dunia di sekitarmu jika kamu tidak menghentikan pertunjukan tersebut!” ucap Sultan dengan nada geram sembari melemparkan koran kepada legasi Perancis tersebut (republika.co.id, 27/20/20).

Setelah peristiwa pemanggilan tersebut, dikabarkan bahwa Perancis membatalkan penayangan teater tersebut. Tindak tegas sang perisai umat Islam pada masa itu mendapat apresiasi sejumlah pemimpin negeri yang termasuk vassal Kekhilafahan Ustmani.

Sampai kapanpun orang kafir tidak akan pernah senang dengan kebangkitan islam kembali, mereka musuh islam tidak pernah lelah memanfaatkan segala sesuatunya meredam kegemilangan islam itu hadir lagi, tentu karna akan mematikan eksistensi mereka. 

Sejumlah riwayat juga menceritakan dengan tegas dan jelas tentang sikap para Sahabat sekaligus Khalifah terhadap penghina Nabi Saw, antara lain, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra memerintahkan untuk membunuh penghina Rasulullah Saw, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rahimahullah dalam Sunannya hadis ke 4.363. Dan kisah ini juga diriwayatkan oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ahmad, Al-Baihaqi, Al-Humaidi dan Abu Ya’la rahimahumullah

Lalu, Khalifah Umar bin Kaththab ra yang terkenal sebagai Sahabat Nabi Saw tegas juga pemberani. Sebagai Khalifah yang adil beliau pernah mengatakan, “ Barangiapa mencerca Allah atau mencaci salah satu Nabi, maka bunuhlah ia!”. Atsiar ini diriwayatkan oleh Al-Karmani rahimahullah yang bersumber dari Mujahid rahimaihullah.

Abu bakar Al farisi, salah satu syalafiah menyatakan, kaum muslim sepakat bahwa hukuman bagi orang yang menghina Nabi adalah bunuh, sebagaimana hukuman bagi orang yang menghina mukmin lainnya berupa cambuk. 

Untuk peringatan kepada Kafir barat, bahwa cinta umat islam  amatlah dalam kepada Rasulnya. Dan balasan bagi penghinanya adalah dibunuh. Namun, eksekusi hukuman yang dilakukan secara individu tidaklah efektif. Hukuman bagi penghina islam dan rasulnya hanya efektif jika umat Islam memiliki Daulah Islam yang menerapkan syariat islam. Pemerintahan islam yang dipimpin seorang khalifah. Dialah yang menyatukan kaum muslimin di Dunia. Umat islam bersatu dalam komando yang satu dan bendera yang satu. Kekuatan yang tak terkalahkan. Siapa pun tak akan berani melakukan penistaan terhadap Islam, karena yang berani menista akan ditindak tegas oleh khilafah. Namun, Islam tetap menjunjung tinggi toleransi dan kebebasan berkeyakinan. Sudah terbukti dan tercatat dalam sejarah, Islam juga akan menebar rahmat ke seluruh alam. Bukan hanya bagi para pemeluknya saja tapi merata sampai ke makhluk hidup lainnya.