-->

Ancaman Para Khilafah-phobia

Oleh: Wafi Mu'tashimah (Siswi SMAIT al-Amri)

Penamabda.com - Pertarungan antara hak dan batil terus berlangsung. Akan tetapi, dalam sejarah panjangnya, kebenaranlah yang selalu menang. Bahkan, secara tidak langsung dalam film-film yang dibuat barat pun mengakui bahwa kebatilan selalu kalah.

Sejak dulu, masyarakat Eropa sangat benci terhadap Daulah lslam. Sejak kekalahan mereka pada perang Salib, usaha demi usahapun dilakukan untuk meruntuhkan institusi Khilafah. Kekhilafahan lslam dikoyak dari dalam. Ummat lslan dimundurkan pemikirannya hingga tak kenal dengan ajaran agama sendiri.

Hingga puncaknya, runtuhnya khilafah pada 03 Maret 1924. Kaum muslimin pun bersedih. Tapi, kesedihan itu masih jauh dari selesai. Kaum kafir belum puas. Mereka masih takut pada lslam. Sebab apabila umat muslim bangkit, sia-sia perjuangan mereka menghancurkan khilafah.

Dan kini, khilafah menjadi perbincangan hangat diseluruh dunia. Mereka yang kontra akan berupaya mencegah ide khilafah berkembang luas. Mereka khawatir jika bergulir luas, maka wacana ini akan segera menjelma menjadi cita-cita dan arah perjuangan umat muslim sedunia.

Barat selalu menyimpan ingatan permusuhan terhadap lslam. Dalan pidato Hentage Fondation, 06 Oktober 2005, Sekretaris Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke mengatakan, "...Tidak akan ada negosiasi tentang pembentukan kembali khilafah, tidak akan ada lagi negosiasi tentang penerapan syariat lslam..."

Presiden George W. Bush dalam pidato kepada rakyatnya, 08 Oktober 2005 menyebutkan, "Para militan menyakini bahwa mengendalikan satu negeei akan mempersatukan umat lslam, memungkinkan mereka menggulingkan semua pemerintahan moderat dan menegakkan imperium radikal lslam dari Spanyol hingga lndonesia".

Setidaknya ada 2 cara menurut penulis yang dilakukan oleh musuh lslam untuk membendung wacana khilafah dan kebangkitan lslam.

Pertama, pemberian idiom-idiom negatif terhadap lslam.
Tak terelakkan, para kaum kafir menyerang ide khilafah dengan ide pula. Mereka gencar menyatakan khilafah sebagai utopis, ide mitos, sistem yang buruk, zaman batu, penuh dengan pertumpahan darah dll. Serta penegakkannya selalu dengan jalan peperangan.

Sedangkan para pengusungnya di cap teroris, radikalisme, intoleran, dan berbagai istilah lainnya. Jangan tanyakan hukum lslam, banyak yang dikebiri. Dianggap tidak sesui dengan Hak Asasi Manusia (HAM), tidak relevan, terlalu ketat dll. Semuanya bertujuan agar kaum muslim takut dengan agamanya sendiri. Jika dengan lslam saja takut, apalagi mau bangkit, mustahil.

Negara adidaya Amerika misalnya, pada awalnya mengungkapkan akan melakukan 'war on terorisme', yang tak lain ditujukan pada kelompok tertentu yang gencar menyerukan penegakkan lslam kaffah.

Akan tetapi, isu terorisme terbukti tidak manjur untuk menjerat aktivis lslam. Pasalnya, aktivis dakwah anti terorisme dan tidak akan pernah melakukan tindak teroris. Karena itu, sekarang para aktivis pejuang khilafah diserang dengan isu baru, yaitu radikalisme.

kedua, tangan besi.
Selain menyerang dengan propaganda negatif, dibeberapa negara bahkan langsung ditindak lanjuti dengan tangan besi. Tragedi di Suriah pada tahun 2013 mengingatkan kita betapa takutnya rezim Bashar Ashad dan antek-anteknya atas seruan penegakkan lslam kaffah dalam bingkai khilafah.

Saat itu, hampir seluruh kaum muslim di Suriah bersatu menginginkan penegakkan khilafah di sana. Akan tetapi, rezim dengan angkuhnya memborbardir rakyat sendiri. Alasannya untuk memberantas pemberontak. Itu hanya omong kosong. Sebenarnya, mereka ketakutan melihat kebangkitan lslam.

Tidak hanya itu, sebuah kabar mengerikan tentang kedzaliman rezim Uzbekistan dikuak oleh Hizbut Tahrir Uzbekistan. Seperti diungkapkan dalam nashrohnya, seorang pemuda bernama Mr  Zaiev Abdul Aziz dari provinsi Tashkent wilayah Chinaz. Ia dihukum 20 tahun penjara. la berada di penjara 51/64 di distrik Kasane, provinsi Qashkadiria.

Pada Juni, administrator penjara membawa jasad tersebut dan menyerahkannya pada keluarga. Ketika keluarga mengurusi jenazah korban, mereka dan para saksi melihat bekas siksaan ditubuhnya. Kepalanya pecah. Mata keluar dari tempatnya. Leher dijahit hingga bagian belakang kepala. Dan dadanya dijahit, mulai dari pusar hingga kedagu.

Kisah pilu diatas hanyalah sekelumit wajah keras para penguasa pada para aktivis dakwah. Bukan tidak mungkin diberbagai belahan dunia lain juga demikian. Bahkan lebih kejam. Mengingat api permusuhan kaum kafir pada lslam sangatlah menggelora.

Selain dengan penyiksaan, dinegara lain juga dilakukan dengan persekusi dan pelarangan langsung. Seperti pembubaran ormas lslam Hizbut Tahrir lndonesia. Kemudian pengajuan pidana oleh Asosiasi Bar Ankara kepada majalah Gercek Hayat di Turki.

Majalah yang dimiliki oleh Albayrak group ini beberapa waktu setelah pemgembalian Hagia Shofia menjadi masjid, media group ini mengeluarkan seruan untuk membangkitkan kembali kekhilafahan lslam. Tuduhan yang diberikan adalah menghasut  orang-orang untuk melakukan pemberontakan bersenjata melawan republik Turki. (republika.co.id) 

Tak sampai disitu, partai berkuasa di Turki juga menolak seruan majalah pro pemerintah itu untuk membangkitkan kembali khilafah. 

Islam dan khilafah adalah rahmat, bukan ancaman.

Dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia (KBBI), mengancam bermakna menyatakan maksud (niat, rencana) untuk melakukan sesuatu yang merugikan/mencelakakan pihak lain.

Bayangkan bila kata 'mengancam' ini disematkan pada lslam dan ajarannya. Betapa bodohnya. Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. yang maha sempurna. Semua ajaran lslam pasti membawa maslahat. Dan Allah SWT. menegaskan bila lslam adalah rahmat bagi alam semesta.

[وما ارسلناك الا رحمة للعالمين]

"Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS. al-Anbiya' [21]: 107).

Memang ayat ini tampak menjelaskan bahwa menjadi "rahmat" adalah tujuan. Namun, tujuan syariat lslam untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah kemafsadatan dari diri mereka, dalam konteks ayat ini, tidak terletak pada satu-persatu hukum, melainkan syariah lslam sebagai satu kesatuan. Dengan kata lain, perwujudan kemaslahatan dan pencegahan kemafsadatan merupakan hasil dari penerapan syariah lslam secara kaffah. (Al-Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Asy-Syakhsiyah al-Islamiyah al-Juz'u ats-Tsalits, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. lll, 1426H/2005 M, hlm. 381)

Dan penerapan hukum lslam secara kaffah tidak mungkin terjadi kecuali jika ada suatu institusi yang menaunginya. Oleh karena itu, institusi ini wajib ada. Sesuai dengan kaidah, "segala sesuatu yang tidak sempurna kewajiban tanpa sesuatu itu, maka ia juga dihukumi wajib".

Dengan begini, khilafah ialah kewajiban dan rahmat. Lalu kenapa kaum barat phobia terhadap lslam dan khilafah. Padahal ia membawa rahmat bagi seluruh alam, baik muslim ataupun non-muslin. Nyatanya, sistem merekalah yang telah jelas kerusakan dan kebobrokannya. Sistem milik merekalah yang tengah menanti ajal.

Khilafah Islam di masa lalu terbukti dalam sejarah panjangnya mampu memberikan kesejahteraan dan kemakmuran pada rakyatnya. Baik muslim dan non muslim tak dibeda-bedakan. Mereka sama Dimata hukum. Dan mereka diberikan hak-haknya selama mampu memenuhi kewajiban sebagai warga negara Daulah Islam.

Faktanya, negara kafirlah yang selama ini semena-mena terhadap rakyatnya. Mau muslim atau kafir tak dijamin keamanannya oleh negara. Lalu untuk apa takut pada Daulah lslam? Padahal lslam menjamin ketentraman bagi muslim ataupun kafir.

Yang terakhir, meskipun kaum kafir menghadang dakwah umat muslim dengan sedemikian rupa, ghirah perjuangan kaum muslimin tak akan padam. Karena mereka yakin bahwa janji Allah itu benar, pasti terjadi. Rasulullah SAW. bersabda:

“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu  Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada.  Selanjutnya  akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796))