-->

Pemuda, Jangan Masa Bodoh!

Oleh: Ukhtina Sri (Mahasiswi dan Aktivis Muslimah)

Penamabda.com - Memang ada kalanya dengan bersikap "masa bodoh" bisa jadi solusi. Tapi bukan berarti masalah jadi beres. Sesaat mungkin nggak berasa, tapi begitu setiap ada masalah kita “masa bodoh” terus, lama-lama akan menumpuk. Udah gitu menjadi makin rumit dan efeknya kemana-mana. 

Coba nih pikirkan, ada satu orang yang nggak peduli, kemudian diikuti satu orang lainnya, lalu dua orang lagi ikutan “masa bodoh” hingga tanpa sadar makin banyak yang tak mau ambil pusing mencari solusi suatu permasalahan. Akibatnya persoalan yang ada tak terselesaikan secara tuntas. 
Itu untuk satu masalah. Sementara di dunia ini begitu banyak masalah yang dihadapi umat manusia. Bayangkan betapa kacaunya dunia akibat tumpukan masalah yang tak dicarikan pemecahannya. Hidup nggak bakalan tenang. 

Seperti yang sekarang tengah terjadi di bumi pertiwi ini. Nih, bagian bumi yang berkode +62 ini sedang terancam di-bangkit-i kaum yang menganut faham komunis. Tahu khan siapa mereka? Ya, komunis adalah kaum yang pernah membantai leluhur kita, dan bahkan saat ini masih enjoy membantai sodara muslim kita di negaranya sana.

Dan kini, lewat Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) mereka mencoba untuk bangkit kembali. Mereka memang memanfaatkan setiap celah untuk bisa eksis lagi di tengah masyarakat kita. Pancasila yang katanya kesepakatan para pendiri bangsa, coba untuk diperas agar mereka punya kesempatan untuk berkembang biak lagi.
Boleh saja orang-orang yang tak peduli akan semua hal,  termasuk isu yang sedang panas saat ini, masih stay dengan sikap "Masa bodoh-nya" Yaaahh, siap-siap aja! Tetiba negri ini dipimpin oleh faham komunis, paling tidak oleh kebijakan nya. 

Sebenarnya kalau kita sering baca berita, mengikuti perkembangan politik di negri ini, kita bisa paham apa yang tengah terjadi. Komunis makin dekat dengan kita. Coba lihat, banyak sekali tka China yang bisa bebas masuk Indonesia. Seperti yang terjadi di Sultra, dimana 500 tka China masuk untuk bekerja di perusahaan industri, Morosi, Kabupaten Konawe. Sementara di dalam negri sendiri aja, jumlah pengangguran masih sangat tinggi. 

Apalagi di saat pandemi seperti ini, kok bisa-bisanya pemerintah mengijinkan tka China masuk ke Indonesia. Padahal China adalah negara tempat ditemukannya pertama kali kasus corona. Kita juga masih belum bisa mengatasi wabah ini, rakyat masih banyak yang kesusahan, tapi malah membiarkan orang asing masuk dan mengambil lapangan pekerjaan dalam negeri.

Tentunya, mereka sudah menyiapkan beragam alasan supaya masyarakat mau terima apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Dengan dalih tenaga kerja lokal belum punya skill, maka dibiarkanlah tka China masuk. Supaya bisa transfer ilmu, begitu sih dalihnya. 

Tapi, masalahnya bukan sekali ini terjadi. Sudah seringkali kedapatan TKA China masuk ke wilayah Indonesia secara berbondong-bondong. Jumlahnya tak sedikit, bisa jadi ribuan, bahkan mungkin lebih lagi, tka China yang sudah masuk Indonesia secara legal maupun illegal.
Menurut banyak pengamat ini terjadi karena Indonesia terkekang oleh investasi asing. Negri kita sudah dikuasai pemilik modal dari negri tirai bambu tersebut. 

Sudah dapat uangnya, jadi ya harus manut apa kata yang ngasih utang. Kalau disuruh apapun ya harus mau turut perintah mereka yang punya duit. Diperintah apa aja kudu patuh. Tak bisa lepas begitu saja. Apalagi bisa bebas menentukan pemerintahannya sendiri.

Begitu sih yang saya pahami. Dan sepertinya memang benar seperti itu. Meski bukan orang yang ahli-ahli banget tentang politik, tapi saya masih mau mencoba berpikir politis, bukan apatis “masabodoh.” Lama-lama gerah juga dengan keadaan yang terlalu carut marut seperti saat ini. Kok makin di tegur malah makin gila, gimana jika di-diem-in aja?! Bisa tambah parah dan bahaya buat kita semua.

Makanya saya tergerak untuk care. Saya harap kalian, para pemuda di luar sana juga tergerak untuk peduli dengan apa yang terjadi pada negri ini. Jangan apatis dengan keadaan. Cobalah untuk ikut memikirkan gimana caranya supaya negri ini tak terus-terusan dirundung masalah yang tak berkesudahan.

Ya. Sebagai anak bangsa, setidaknya boleh dong saya peduli, dengan menyampaikan aspirasi dan pendapat. Harus malah. Supaya bangsa ini nggak terjerumus makin dalam. Plus sekalian ngajak temen-temen se-generasi untuk melek politik. Agar mau mikirin juga solusi untuk masalah yang terjadi di sekitar kita. Biar gak cuman ngegame or tiktokan melulu.

Emang sih, ndak banyak yang bisa kita perbuat. Kita mungkin hanya bisa mengingatkan dan menyampaikan aspirasi kebenaran. Yang salah satunya dengan menyuarakan pada khalayak awam bahwa kebangkitan PKI sudah gamblang di depan mata. 

Sadar tidak?! Kalo makin kesini, kaum komunis kian kelihatan eksis lho! Simbol-simbol komunis makin banyak ditemui. Bahkan pernah juga ada, seorang anggota DPR yang menulis buku tentang betapa bangganya dia jadi anak PKI. Yang paham sejarah tahu siap PKI itu. Betapa kejinya mereka membantai para ulama, santri dan rakyat kecil yang coba-coba menentang komunis.

Ajaran-ajarannya pun coba disusupkan di tengah-tengah generasi muda. Lewat media sosial yang jadi keseharian generasi kini atau lewat fashion yang memang lekat dengan anak-anak muda. Sempat ramai juga pas muncul kaos yang bergambar palu arit, logonya komunis. Intinya tuh mereka pakai segala cara supaya komunisme bisa bangkit lagi.
Meski gak gampang dan banyak ancamannya jika kritis terhadap pemerintahan yang ada. Tapi tetep kita berusaha semampunya. Namanya juga perjuangan, pasti ada resiko dan pengorbanannya. Dipenjara, difitnah, bahkan dibunuh adalah resiko bagi mereka yang menyampaikan kebenaran.

Nah sekarang, mereka coba lewat jalur legislasi, undang-undang. Yaitu dengan mengeluarkan RUU HIP. Coba pikirkan. Kok bisa gitu ya di tengah pandemi yang masih meraja ini, pancasila malah mau dirobah?
Padahalkan "katanya" pancasila itu ideologi bangsa ini yang harga mati. Gak boleh diotak-atik. Lah itu apa, kok ada RUU HIP segala? Gak konsisten banget gitu yak? 

Inimah kalo kita-kita gak peka juga, apalagi gak care sama sekali, ya auto bakal jadi negri sesuka hati penguasa ini mah. Nasib kita juga suka-suka mereka. Apa gak ngeri tuh?!

Sebenarnya emang gini sih kalo negara terkendali oleh aturan yang dibuat oleh manusia. Jadinya sesiapa yang berkuasa, ya dia yang tau apa yang terpenting untuk dia, bukan untuk rakyatnya. Kepentingan rakyat mah harap minggir dulu! Kalah oleh mereka yang punya kuasa dan duit.
Jika uang yang berkuasa, maka ya aturannya gak jauh dari gimana caranya bisa menghasilkan uang. Meski harus jual SDA dalam negri ke orang asing dan swasta, sementara rakyat cuman dapat remahannya doang. Atau menarik iuran dan pajak yang tinggi dari rakyat tiada habisnya dengan dalih gotong-royong. Padahal sejatinya semua demi kepentingan para pemilik modal. Rakyat mah apa atuh.

Jadi, ayuks-lah belajar peduli. Tak perlu terlalu merisaukan ancaman yang dzolim. Sebab kita yakin bahwa menyuarakan kebenaran, meski bertubi-tubu ancaman yang kan menghadang, akan bertubi-tubi jua Allah hadangkan penangkalnya.
Andai saja semua manusia faham dan percaya, betapa tegasnya Islam memimpin suatu negri bahkan dunia (tegasnya gak pake dzolim lo ya), pasti begitu merindukannya untuk bisa diterapkan. Seperti yang pernah terjadi di masa lalu selama beratus-ratus tahun lamanya. Bahkan diakui oleh orang kafir sendiri lho, jika peradaban Islam itu memberi sumbangan yang besar bagi kemajuan dunia. Sila cari jika tak percaya.

Kalo sistem Islam yang memimpin, pasti negri-negri kafir ndak ada yang berani mendekat, apalagi berkuasa.

Tau gak kenapa Islam disegani? Ini tersebab Islam itu bukan hanya sekedar agama, melainkan  aturan dan pedoman hidup. Yang bukan dibuat oleh manusia. Melainkan langsung dari pencipta bumi ini (termasuk bumi bagian yg berkode +62 dong) alias dari Sang Khaliq, Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.

Dan aturan itu hanya bisa diterapkan secara totalitas melalui sebuah institusi resmi berbentuk negara. Ya, saya sebutkan saja nama kerennya itu Khilafah. Iya khilafah, sepenggal kata yang kini sangat booming. Kata yang sudah tak asing lagi bagi kebanyakan masyarakat. 

Meski sudah ter-monsterisasikan, tercap radikal, ter-opinikan jeleklah pokoknya oleh musuh-musuh Islam (salah satunya yang akan kembali bangkit itu), namun malah makin popular dimana-mana. 

Orang-orang jadi penasaran dan mencari tahu tentangnya. Makin banyak pula yang menjadi paham apa itu khilafah dan ikutan gabung dengan para pejuangnya. 
Mereka takut jika khilafah benar-benar tegak kembali, makanya pakai segala cara menghalanginya. Mereka sudah pasti akan tersingkirkan untuk me-rakus-i bumi (termasuk negri kita tercinta) jika khalifah kembali memimpin dunia. Bisa lenyap mereka dari muka bumi ini.

Jadi, inti dari semua yang disampaikan di atas, yang panjang dan lebar adalah; kuy lah move on dari zona "masa bodoh.” Sebab yang bakal jadi korban itu bukan hanya diri sendiri, tapi juga generasi mendatang, anak cucu kita kelak. 
Dampaknya bukan hanya di dunia saja, tapi terutama di akhirat kelak. Setiap perbuatan yang kita lakukan, setiap perkataan yang kita ucap, apapun itu, semua akan dimintai tanggung jawab. Dan, tak ada seorang pun yang bia lolos dari penghisabanNya. Amalan-amalan kita di dunia akan menentukan dimana posisi kita kelak. Happy Ending di surga. Ataukah Sad and Horrible Ending di neraka.
Ngeri gak tuh.. Naudzubillah.