-->

ANCAMAN RESESI SUDAH DIDEPAN MATA, SOLUSI APAKAH YANG PALING PAS?


Oleh : Ummu Amira Aulia, Sp.

Penamabda.com - Memang, semenjak virus corona menyerang dunia ini, kata resesi sering kali disebut, dan membuat cemas semua orang. Resesi sendiri merupakan penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dan berlangsung setidaknya dalam dua kuartal beruntun.

Suatu negara dikatakan mengalami resesi jika produk domestic bruto (PDB) mengalami kontraksi atau minus dalam 2 kuartal beruntun secara tahunan atau year-on-year (YoY). Sementara jika PDB minus 2 kuartal beruntun secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ) disebut sebagai resesi teknikal.

Ada 5 indikator ekonomi yang dijadikan acuan suatu negara mengalami resesi, yakni PDB riil, pendapatan, tingkat pengangguran, manufaktur, dan penjualan ritel.
Resesi sebenarnya adalah hal yang biasa dan kerap terjadi dalam sebuah siklus perekonomian, tetapi dampak yang diberikan ketika terjadi resesi cukup buruk.

Di kuartal I-2020, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 2,97% YoY, turun jauh dari kuartal IV-2019 sebesar 4,97%. Di kuartal ini, perekonomian berisiko semakin nyungsep, sebabnya, penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai berlaku efektif di beberapa daerah. Sementara pada kuartal I lalu, kebijakan PSBB belum diterapkan.
Akibatnya, roda perekonomian di kuartal II mengalami perlambatan signifikan, sehingga pertumbuhan ekonomi terancam merosot.

Rakyat diminta Memiliki Tabungan dan Berhemat

Selain mempersiapkan tabungan yang banyak, masyarakat juga disarankan agar menjaga kesehatan agar resesi tidak berkepanjangan. Sebab resesi terjadi disebabkan oleh virus mematikan Corona (COVID-19).

"Yang utama tetap menjaga kesehatan. Resesi disebabkan oleh wabah, oleh karena itu solusi utama menghadapi resesi adalah mengakhiri wabah. Apabila wabah berakhir, resesi akan berakhir," sebutnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan masyarakat harus berhemat mulai dari sekarang untuk menyiapkan dana darurat selama resesi. Sebab tidak ada yang mengetahui akan berlangsung sampai kapan jika resesi benar terjadi (detik finance).

Untuk diketahui, jika benar terjadi resesi akan dapat mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi. Yang paling mudah dirasakan adalah menurunnya jumlah lapangan kerja yang tercipta (detik finance).

Masyarakat diminta Hemat, namun Pemerintah Menggelontorkan Dana Hibah pada Konglomerat

Kemendikbud, melalui Nadiem Makarim dikecam karena menyalurkan dana hibah program Organisasi Penggerak Maksimal sebesar 20 miliar pertahun kepada dua lembaga nonprofit, Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation.

Padahal dua lembaga itu padahal masuk dalam kategori tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal dengan corporate social responsibility (CSR). Sampoerna Foundation adalah lembaga CSR yang bernaung di bawah perusahaan raksasa Sampoerna milik Putra Sampoerna, yang tercatat sebagai orang terkaya ke-13 di Indonesia. Sedangkan Tanoto Foundation adalah lembaga filantropi yang bernaung di bawah perusahaan raksasa Royal Golden Eagle yang memiliki bisnis sawit, energi dan kertas. Royal Golden Eagle dikuasai konglomerat Sukanto Tanoto yang juga termasuk jajaran orang terkaya di Indonesia (Muslimah news id).

Islam punya Solusi, sudah Waktunya Kembali pada Syariat Islam

Krisis yang dihadapi oleh rakyat Indonesia saat ini tidak begitu ditanggapi serius oleh pemerintah. Rakyat diminta menghadapinya sendiri. Inilah potret buram kapitalis. Beda halnya dengan syariat Islam ketika menghadapi krisis. Syariat Islam, selama memimpin peradaban, hanya mengalami beberapa kali saja menghadapi krisis.

Itupun tidak berlangsung lama. Pemerintah Islam memiliki prioritas kebutuhan. Kebutuhan pokok rakyat saat masa krisis adalah prioritas utama.

Pemerintah Islam memiliki pos pemasukan yang berlimpah, yang notabene berbeda dengan kapitalis. Pos pemasukan, seperti jizyah, kharaz, ghanimah, fa'i dan zakat adalah beberapa pemasukan yang pasti ke baitul mall. Pengaturan SDA mutlak dikelola oleh negara. Tidak ada yang boleh menjualnya, apalagi pada pihak asing.

Kapitalis telah gagal menghadapi krisis multidimensi ini. Rapot merah kapitalis sudah dirasakan oleh masyarakat. Tawaran solusi syariat Islam, seharusnya mulai diterima oleh rakyat dan pemerintah. Bukan malah dilecehkan. Syariat Islam yang sempurna ini datang dari Rabb manusia,  pencipta alam semesta ini. Allah SWT sudah pasti tau, mana yang terbaik untuk manusia. Mari kembali pada aturan Islam yang khas. Insyaallah kesejahteraan masyarakat akan kembali dirasakan. 

Wallohua'lam bisshowab.