-->

Lemah Lembut Terhadap Kaum Mukmin dan Keras Terhadap Kaum Kafir

Oleh : Netty Susilowati (Revowriter Malang) 

Penamabda.com - “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,…(QS Al Fath :29)

Dalam ayat ini Allah menyebutkan sifat yang dimiliki seorang mukmin yaitu berkasih sayang terhadap sesama dan keras kepada orang kafir. Hal ini hukumnya wajib dilakukan. 

Ketika Allah memerintahkan Rasulullah agar menyayangi dan lemah lembut kepada orang-orang beriman dan melarang bersikap keras kepada mereka, saat itu Allahpun memerintahkan beliau agar bersikap keras kepada kaum kafir.

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah kepada mereka. Tempat mereka adalah neraka jahanam. Dan itu adalah tempat kembali seburuk-buruknya (QS At Taubah: 73)

Seruan kepada Rasulullah merupakan seruan kepada umatnya selama tidak ada dalil yang mengkhususkannya. Dengan demikian setiap mukmin juga wajib menyayangi, mengasihi, lemah lembut dan rendah hati kepada orang-orang beriman. Setiap mukmin juga wajib bersikap keras, kasar, memusuhi dan mengalahkan kaum kafir.

Mungkin ada yang mengatakan bahwa perintah untuk menyayangi bersifat umum mencakup seluruh manusia, baik muslim, kafir, munafik yang taat dan yang maksiat. Hal ini didasarkan pada hadits dari Jarir bin Abdullah yang diriwayatkan oleh Muslim. Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah bersabda :

“Allah tidak akan memberikan rahmat kepada orang yang tidak menyayangi manusia”.

Memang benar bahwa kata ”an Nas” (manusia) adalah kata yang bersifat umum, tetapi termasuk kata umum yang memiliki arti khusus. Seperti kata  “an Nas” dalam firman Allah : 

 ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ 

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Alah dan Rasul) yang kepada mereka ada yang mengatakan:
 “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu…”

Kata an Nas  pertama adalah kata umum tapi artinya khusus karena yang dimaksud oleh kata ini adalah orang-orang munafik. Begitu juga kata “an Nas” yang kedua, adalah kata umum yang memilki arti khusus. Arti dari kata ini adalah kaum kafir Quraiys.

Dalam pembahasan ini perlu ada batasan yang bisa memilah-milah antara sikap saling menyayangi, lemah lembut dan mengasihi di antara kaum muslimin dengan sikap keras dan tegas kepada mereka.

Sesungguhnya lemah lembut dan kasih sayang tidak boleh ada dalam penerapan hukum syara dan dalam perkara yang akan membahayakan kaum muslimin. Karenanya, kita harus bersikap keras dan tegas pada saat menerapkan hukum Islam dan ketika ingin mencegah perkara yang akan membahayakan kaum muslim. 

Demikian juga sikap tegas terhadap orang kafir, harus ditunjukkan dalam setiap kondisi. Bukan malah bergandengan tangan berpelukan mesra dengan kafir sementara terhadap rakyatnya yang sesama muslim, penuh dengan kedzaliman. 

Inilah sikap yang ditunjukkan para Khulafaur Rasyidin pengganti Nabi. Bersikap keras kepada kaum kafir dan lemah lembut kepada sesama muslim. Para Kholifah Nabi memahami betul posisi mereka sebagai amirul mukminin yang harus menjadi pengurus urusan umat. Mereka menyadari siapa lawan yang sebenarnya dan siapa kawan. Ini hanya terjadi  pada sebuah sistem Islam. Dimana penguasanya memahami hukum-hukum Islam dan mampu menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Semoga masa itu akan segera tiba kembali menggantikan penguasa dzalim di negeri ini.