-->

Adanya Kasus Penguburan dengan Menggunakan Protokol Covid-19, Benarkah Tabalong Sudah Zona Hijau?

Oleh : Faiha (Pedagang) 

Penamabda.com - Kabupaten Tabalong oleh Bupati Anang akan menjadi Kabupaten pertama di Kalimantan Selatan yang nol Covid-19 atau Zona Hijau, baik itu yang positif, Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pemantauan(PDP), dan sebagainya. Hal tersebut disampaikan dalam sambutan penyerahan bantuan 1000 masker oleh Bank Kalsel Cabang Tanjung di halaman kantor Pemkab Tabalong. 

Empat pasien positif corona di Kabupaten Tabalong dinyatakan sembuh bersamaan, Sabtu (16/5). Pasalnya, pasien positif corona dinyatakan nol atau nihil. Proses pemulangan empat pasien ini pun dirayakan pemerintah setempat, di Eks Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Badarudin Tanjung, tempat isolasi pasien covid-19.

Namun, Senin 25 Mei 2020 kemarin sudah ada satu pasien dalam pengawasan yang meninggal, berasal dari Rumah Sakit Badarudin Kasim (lama) dimakamkan di Kabupaten Balangan dengan protokol Covid-19. Selasa, 26 Mei 2020 kembali satu pasien dalam pengawasan dimakamkan di Kabupaten Tabalong dengan protokol Covid-19.

Hasil tes repid keduanya adalah reaktif dan masih menunggu hasil tesd swab namun qadharullah kedua pasien tersebut berpulang sebelum hasil tersebut keluar, maka dari itu pemakaman tetap di lakukan dengan protokol pemakaman pasien Covid-19.

Dari data tersebut apakah Kabupaten Tabalong masih layak disebut zona hijau? 
pengakuan bahwa Tabalong adalah zona hijau membuat sebagian masyarakat merasa aman dan mulai pentingnya melaksanakan protocol kesehatan aeperti physical distancing, menggunakan masker serta mencuci tangan. Taman Hiburan Rakyat dipadati oleh pengunjung, warung dan rumah makan mulai melakukan rutinitas seperti tidak terjadi apa-apa.
Hal itupun menjadi boomerang, pasalnya jumlah pasien positif justru bertambah. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID - 19 Kabupaten Tabalong Taufiqurrahman Hamdie mengatakan bocah perempuan berusia 6 tahun terpapar Virus Corona bersama dua anggota keluarga lainnya.

Taufik mengatakan penambahan kasus positif Corona ini baik d Tabalong maupun daerah lain dampak dari dibukanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga mobilitas masyarakat makin tinggi. Hingga kini lonjakan pasien Corona di Kabupaten Tabalong cukup tinggi dari 9 orang menjadi 18 orang dengan rincian 6 pasien sembuh dan 12 orang dalam perawatan.

Faktanya kalimat berdamai dengan corona intens dinarasikan. Para pejabatnya terus mengajak rakyat agar terus bersiap menerima fakta, bahwa kehidupan tak mungkin kembali seperti semula. Mereka meminta rakyat menjalani hidup “normal” di tengah ancaman wabah corona.
Mereka minta rakyat berdiam, tapi bantuan kebutuhan dasar minim datang. PSBB diberlakukan, tapi bandara dibebaskan. Rumah ibadah minta dikosongkan, tapi mal-mal dibiarkan ramai. Kebijakan mudik pun tak serius ditegakkan hingga lalu lintas orang tak bisa dikendalikan.

Rupa-rupanya kian lugas memilih opsi angkat tangan. Karena melawan wabah ternyata butuh effort yang tak ringan dan waktu yang berkepanjangan. Sementara kekuasaan mereka selama ini tegak di atas satu kepentingan: Melanggengkan sekularisme dan hegemoni liberalisme kapitalisme global.

Namun ‘ala kulli haalin, wabah corona memang telah memberi kita banyak pelajaran. Salah satunya bahwa kekuasaan yang tak berbasis pada akidah Islam hanya akan melahirkan kefasadan. Bahkan kefasadan yang jauh di luar nalar.
Berbeda jauh dengan kekuasaan yang tegak di atas landasan iman. Kekuasaan Islam telah terbukti membawa kebaikan dan keberkahan bagi seluruh alam. Karena sistem hidup yang diterapkannya berasal dari Sang Maha Pencipta Kehidupan.

Sungguh Allah SWT telah menegaskan hal ini dalam Alquran Surat  Al-Anfal ayat 24 yang artinya, 

‘Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apa bila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu…’

Wallahu’alam