-->

Sumayyah Binti Khayyat, Konsisten Dalam Kebenaran



Oleh: Lilla Killian (The Voice of Muslimah Papua Barat)

Ketika berbicara tentang konsisten dalam kebenaran, pikiran saya tertuju pada salah satu sesosok perempuan mulia dan luar biasa dalam islam. Siapakah diaaa? Yaa dia adalah Sumayyah binti Khayyat. Perempuan yang tak hanya mulia dan luar biasa dengan ketaatannya, tetapi beliau juga adalah perempuan yang menjadi syahidah pertama dalam membela islam dengan berkonsisten dalam kebenaran.

Sumayyah adalah seorang budak wanita yang berkulit hitam, seorang budak yang bekerja untuk  tuannya yaitu Abu Hudzaifah bin Mughirah. Abu Mughirah sangat menyukai sumayyah atas pengabdiannya dalam melayani tuannya dengan sangat baik. Sebelum Islam datang, Sumayyah dikenal dengan wanita yang baik hati dan taat pada pada majikanya.

Suatu ketika datanglah dari Yaman yaitu Yassir Bin Amr dan beberapa saudaranya mereka bertujuan untuk mencari kerabatnya yang ada di Mekah. Dan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Arab bahwa kaum lemah atau pendatang harus berlindung pada kepada yang berkasta tinggi agar mereka terhindar dari berbagai ancaman. Ketika terjadi kesepakatan itu maka biasanya mereka menyepakati untuk mengambil keuntungan. Maka di Mekah Yassir Bin Amir berlindung kepada Abu Hudzaifah yang merupakan petinggi quraisy dari bani Makhzum. Dengan demikian, Yassir dan saudaranya bisa leluasa mencari kerabatnya.

Karena kedekatannya dengan Bani Makhzum disitulah dia mengenal Sumayyah Binti Khayyat. Diam-diam Yassir menaruh harapan kepada Sumayyah. Ketertarikannya kepada Sumayyah membuat Yassir ingin menetap di Mekkah sementara saudara-saudaranya bersiap untuk kembali ke Yaman. Berlalunya waktu, Yassir pun menceritakan isi hatinya kepada Abu Hudzaifah. Yassir semakin bahagia ketika Abu Hudziafah bersedia menikahkan Yassir dengan Sumayyah. Akhirnya mereka pun menikah. Bahkan Sumayyah dibebaskan dari status budaknya oleh Hudziafah setelah ia dinikahkan dengan Yassir.

Mereka hidup bersama di Mekkah. Kehidupan mereka sederhana dan diliputi rasa bahagia yang sangat besar, terlebih ketika mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Ammar bin Yassir. Meskipun sudah tidak berstatus sebagai budak, namun keluarga Yassir tetap mengabdi kepada Bani Makhzum karena kebaikan yang telah diberikan kepada meraka. Tahun-tahun Menyakitkan.

Beberapa tahun kemudian, kota Mekkah dirahmati oleh Allah dengan diutusnya dari Bani Quraisy yaitu manusia mulia Rasulullah Muhammad Sallahu’alaihi wassalam. Rasulullah memulai dakhwahnya dimulai dari kalangan terdekat dan keluarganya. Sejarah mencatat bahwa pengikut awal Rasulullah kebanyakan dari kaum miskin dan orang-orang lemah tak berdaya diantaranya yaitu putra Sumayyah, Ammar Bin Yassir.

Dalam sejarahnya Ammar adalah orang ketujuh yang memeluk Islam. Atas keyakinan yang begitu besar terhadap agama Islam, akhirnya ia mengajak orang tuanya, Yassir dan Sumayyah. Ketika itu Sumayyah gemetar mendengar ajakan dari anaknya Ammar. Hatinya yang bersih membuat hidayah dengan begitu mudah masuk kedalam hatinya. Sumayyah dan Yassir kemudian memeluk agama islam.
Berita masuknya keluarga Yassir kedalam Islam sampai juga ditelinga petinggi Quraisy. Mendengar hal tersebut akhirnya membuat siksaan satu persatu mulai menghampiri mereka. Siksaan diluar batas kemampuan manusia, tak ada tempat untuk dijadikan untuk berlindung. Bahkan Rasulullah tak bisa membantu dan melindungi mereka. Dikarenakan belum ada perintah dari Allah untuk melawan Quraisy. Tetapi Rasulullah kemudian bersabda : “ Bersabarlah wahai keluarga Yassir, sesungguhnya tempat  kalian dijanjikan disyurga”.

Dengan mendengar hal itu, berbagai siksaan yang mereka dapatkan tak membuat mereka meninggalkan aqidah mereka. Tak ada rasa takut sedikit pun dihati mereka saat berhadapan dengan pemuka-pemuka Quraisy. Bahkan Sumayyah berani melawan Abu Jahal.

Tatkala Abu jahal berkata kepada Sumayyah “hai Sumyyah, kau pasti beriman kepada Muhammad karena ketampanannya”, mendengar perkataan Abu Jahal, kemarahan Sumayyah pun memuncak. Sumayyah kemudian meludahi wajah abu jahal dan berkata “Semoga Allah melaknatmu wahai orang jahat. Demi Allah, kotoran kumbang lebih mulia dari pada dirimu”. Akibat dari tindakan tersebut membuat abu jahal kehilangan kesabarannya. Abu Jahal kemudian membunuh Sumayyah dengan sangat kejam, ia mengambil tombak dan menusuk Sumayyah dari kemaluannya sampai menembus kekepalanya.

Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan bagi suami dan anak tercinta. Ammar tak kuasa menahan tangisannya ketika melihat ibunya dalam keadaan tragis seperti itu. Ia pun akhirnya menjadi Syahidah pertama yang meninggal dalam membela islam dan mempertahankan aqidah serta konsiten dalam kebenaran. Semoga kita bisa mengambil ibroh dari kisah Sumayyah Binti Khayyat wanita yang menjadi Syahidah pertama dengan keteguhan iman yang luar biasa. Wallahua’lam. 

Sumber :
https://www.remajaperubahan.com/2020/03/sumayyah-binti-khayyat-konsisten-dalam.html