-->

Valentine's Day ; Waspada Budaya Barat Berbalut Cokelat


Oleh : Ummu Farras (Pemerhati Remaja)

Bulan Februari merupakan bulan merebaknya virus merah jambu. Pada tanggal 14 Februari sudah menjadi rahasia umum banyak para remaja yang meramaikan hari kasih sayang. Atau yang biasa disebut Valentine's Day. Di bulan ini tak sedikit pasangan muda mudi yang berikrar atas nama cinta. Remaja pria merayu remaja wanita dengan taburan cokelat dan bunga. Tak cukup sampai disitu, perayaan V-Day ini pun pada akhirnya menjerumuskan para pemuda ke jurang perzinaan.

Dilansir dari tribunnews.com, Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri Amriel menuturkan, kebiasaan perayaan Hari Valentine alias Hari Kasih Sayang setiap 14 Februari, cukup berisiko bagi para remaja dan anak-anak.

Ada beberapa dasar terukur yang membuat Valentine's Day harus diwaspadai para orangtua. Di antaranya, kata Reza, data survei yang menyebutkan bahwa 85 persen responden menganggap seks sebagai perkara penting pada perayaan di Hari Valentine.

"Begitu pula Sigi National Retail Federation, yang menyebutkan 51 persen orang akan melakukan 'itu' atau seks, pada momen yang diidentikkan sejumlah kalangan sebagai hari kasih sayang," ujarnya.

Data Durex, tambahnya, juga menyebutkan bahwa penjualan kondom tertinggi jatuh pada hari cinta dan intimasi tersebut, di mana kenaikan penjualan pada hari tersebut mencapai 25 persen.

Sungguh miris dan ironis. Para pemuda yang seharusnya menjadi agen perubahan dan aset masa depan, berubah status menjadi remaja penghamba hawa nafsu dan budak cinta di hari kasih sayang. Na’udzubillâhi min dzâlik.

Fakta Valentine's Day

Jika ditelusuri dari era Romawi Kuno, terkait kisah Valentine's Day ini merupakan kepercayaan paganisme. Tiap tanggal 13-15 Februari, warga Romawi kuno merayakan Lupercalia. Upacara dimulai dengan pengorbanan dua ekor kambing jantan dan seekor anjing.

Kemudian, pria setengah telanjang berlarian di jalanan, mencambuk para gadis muda dengan tali yang terbuat dari kulit kambing yang baru dikorbankan. Walaupun mungkin terdengar seperti semacam ritual sesat sadomasokis, itu dilakukan orang-orang Romawi lakukan sampai tahun 496 Masehi. Sebagai ritus pemurnian dan kesuburan.

"Upacara ini diyakini bisa membuat perempuan lebih subur," kata  Noel Lenski, sejawaran dari University of Colorado, Boulder, seperti dimuat USA Today.

Dalam perayaan ini, para wanita akan memasukkan namanya masing-masing ke dalam sebuah tempat yang telah tersedia. Kemudian para laki-laki akan memilih secara acak nama-nama tersebut. Nama wanita yang keluar dan terpilih akan menjadi pasangan dan bisa menikah selama periode satu tahun. Setelah itu, mereka akan ditinggalkan begitu saja. Di tahun berikutnya, wanita yang tidak lagi memiliki pasangan bisa kembali melakukan hal yang sama. Sungguh perayaan yang penuh dengan kemaksiatan. 

Pandangan Islam Terhadap Valentine's Day

Budaya perayaan valentine jelas bukan merupakan budaya Islam. Valentine’s day adalah budaya yang berasal dari barat yang sarat dengan bumbu kebebasan. Para remaja saat ini masih banyak yang merayakan V-Day dikarenakan pemikiran sekular yang memisahkan antara peranan Agama dari kehidupan. Ide sekularisme liberal yang ditanamkan musuh-musuh Islam kepada generasi muda kaum muslim ini begitu gencar dihembuskan agar mereka tersesat dari ajaran Islam yang sempurna. Para remaja pun pada akhirnya tak menjadikan Islam sebagai aturan hidup sehingga mudah disesatkan oleh pemahaman liberal. Salah satunya mengikuti perayaan perayaan orang kafir.

Di dalam Islam, kita tidak boleh mengikuti budaya orang kafir (Tasyabbuh bil kuffar). Karena ini menyangkut perkara akidah. Peringatan Allah mengenai Larangan Tasyabbuh bil kuffar sangat tegas, Allah SWT berfirman :

وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ ١٢٠

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (al-Baqarah: 120)

Di dalam ayat yang mulia ini, Allah SWT menyingkap apa yang terdapat di dalam hati orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani berupa ketidaksenangan mereka terhadap Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya. Seluruh kemampuan yang mereka miliki, mereka gunakan untuk menggiring kaum muslimin agar mengikuti agama dan keyakinan mereka yang batil. Mereka jalankan makar tersebut sedikit demi sedikit, hingga akhirnya seorang muslim keluar dari Islam dan condong kepada agama mereka.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud).

Tidak adanya peran negara untuk melindungi akidah para remaja juga merupakan salah satu penyebab utama yang membuat generasi muda tersesat oleh ide liberal. Di negeri penganut sekular liberal ini perayaan seperti Valentine's Day sah sah saja dilakukan. Justru dikomersialisasi oleh pihak pihak yang berkepentingan. Ini terlihat dari melonjaknya penjualan Pernak-Pernik V-Day seperti cokelat, buket bunga, bahkan kondom, untuk hari kasih sayang. Sebaliknya, dengan diterapkan hukum Syari'at Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah, remaja dan umat seluruhnya akan dilindungi akidah, serta kehormatannya.

Untuk itu, sebagai bagian dari generasi muslim yang cerdas, kita tidak boleh lengah, lalai, dan terpedaya dengan perayaan budaya kafir dan kehidupan bebas generasi muda saat ini. Mari kita bersama-sama campakkan budaya rusak dan menyesatkan yang lahir dari sistem sekular liberal, dan segera bangkit memperjuangkan untuk diterapkannya syari'at Islam dalam naungan Khilafah. Karena hanya dengan syari'at Islam, umat muslim akan selamat dan terjaga.

Wallahu'alam bisshowwab