-->

Kapitalisme Tak Bawa Remaja Jadi Bahagia

Oleh : Astrian Abina

Industri hiburan (showbiz) sepertinya oleh kebanyakan orang dianggap sebagai sesuatu yang menarik untuk digeluti, betapa tidak banyak para artis baru yang senantiasa bermunculan khususnya kalangan remaja. 

Menjanjikan kepopuleran atau menjadi terkenal, bisa dapat banyak uang. Ngga sedikit mereka yang terjun ke dunia entertain ini dengan alasan agar bisa memperbaiki hidup keluarga (tentu dari segi materi). 

So, cara instan terkenal dan bisa dapet uang ya mencoba peruntungan menjadi artis dengan mengikuti berbagai ajang pencarian bakat. 

Meski, ngga sedikit kasus yang menjerat para artis-artis muda khususnya dari mulai penggunakan obat-obatan terlarang alasannya agar mereka tetap bisa fresh dan semangat meski jadwal syuting yang padat. 

Belum lagi kasus artis muda korea yang bunuh diri karna merasa stress dan depresi dengan bully-an para haters, selain karna ketertekanan hidup menjadi harus tampil sempurna. 

Namun, fakta kasus-kasus ini tidak membuat para remaja ini terpengaruh dan mengurung ambisi mereka untuk menjadi seorang artis.

Remaja menjadi Mesin Kapitalis 

Uang, uang dan uang. Pengen gaya harus pake uang, pengen hangout bahkan pelesir ke suatu tempat butuh uang, pokoknya harus punya banyak uang biar bisa beli ini dan itu, atau bisa lakukan ini dan itu. 

Pemikiran seperti itu muncul karna system kehidupan yang diterapkan saat ini adalah kapitalisme dimana kehidupan ini “diatur” oleh para pemilik modal (para kapital) dan tentu saja orientasinya adalah keuntungan sebesar-besarnya. 

So, jangan heran kalau para kapital ini senantiasa memikirkan cara dan mencari celah untuk dapat meraup banyak keuntungan dari kalangan remaja. Selain menjadi jebakan budaya barat, 3F (food, fun, fashion) digunakan oleh para kapitalis untuk menjadikan para remaja mesin uang (keuntungan). 

Pertama tentu remaja ditanamkan pemikiran sekuler dengan menjauhkan remaja dengan agamanya (Islam). Setelah itu, para kapital ini mendekatkan remaja dengan pemikiran kapitalismenya, seperti slogan simplenya no money no happy. 

Next, gempur remaja dengan food, fun dan fashion ala barat yang tentu saja punya ongkos lebih mahal tapi hal itu tidaklah terlalu masalah bagi remaja yang sudah terbius dengan pemikiran sekuler-kapitalis.

Remaja Taqwa itu Bahagia

Ada seorang pemuda kaya raya nan tampan dan hidup dengan berbagai kemewahan. Namun, Ia rela menjual dunianya untuk membeli sesuatu yang ternyata lebih mahal daripada segala kekayaan dan kemewahan hidupnya. 

Dialah Mushab bin Umair salah satu sahabat Rasulullah saw. Ia rela menanggalkan semua yang dimilikinya untuk sebuah cahaya hidayah Islam yang merubah hidupnya 180 derajat.

Rasulullah saw bersabda, Sungguh aku melihat Mushab ketika bersama kedua orang tuanya di Mekah. Keduanya memuliakan dia dan memberinya berbagai fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda-pemuda Quraisy yang semisal dengan dirinya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai ridha Allah dan menolong RasulNya (HR. Hakim). 

See, bahagia itu bukan dengan uang semata namun keimanan dan ketaqwaanlah yang akan menjamin bahagia serta ridha Allah dunia dan akhirat.[]

#TolakLiberalisasiRemaja #GaulSehatGaulSyar'i 
#RemajaSmartWithIslam

==============================
Raih Amal Sholih dengan Ikut Serta Menyebarkan Status ini.
==============================
Sumber : Facebook :
https://fb.me/SmartwithIslam