-->

Dzikrul Maut

Oleh : Ummu Tsabita Nur

Kematian, sebuah kata yang begitu ingin dihindari. Kalau saja bisa. Namun, kenyataan bicara lain. Allah SWT sudah mengingatkan manusia ;

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” [QS. Ali Imran: 185]
 
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:
“Yang dimaksud dengan ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” [Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 163]
 
Sungguh tak bisa berhindar darinya,  bahkan bagi orang yang tak percaya hari Berbangkit (Yaumul Hisab) sekalipun.

Sayangnya, tak semua manusia menjadikan kematian yang dia saksikan sebagai peringatan.

Viral di linimassa kematian seorang publik figur. Baru berusia 40 tahun. Banyak  yang menyatakan bersedih. Bahkan mungkin hampir semua media meliput dan menceritakan tetek bengek seputar pribadi ybs. Ada yang memuji, dan bisa jadi ada yang nyinyir mencela. Karena di era kapitalisasi ini, berita kematian pun bisa punya "nilai jual". Miris.

Namun tak banyak yang menjadikan kejadian ini sebagai awal pertobatan dan muhasabah. Ya, bertobat dari kemaksiatan kecil maupun besar selama kita hidup di dunia. Bermuhasabah dan kalau perlu sampai  "muhabasah" (muka basah maksudnya). Karena kita masih saja mengabaikan peringatan dan syariah Allah, Sang Pemilik kehidupan.
Astaghfirullah.

Konon di negri rezim kufur nikmat ada ulama yang bilang khilafah itu radikal.  Seolah Beliau ingin katakan hukum Allah yang satu ini haram diwujudkan oleh kaum mukmin, karena itu intoleran.

Ya Allah, semoga di usia sepuhnya Beliau bisa dzikrul maut dan mengambil hikmah dari kematian siapa pun di sekitarnya. Jangan sampai nanti di kampung akhirat baru nyadar dan kaget begitu dahsyat hisab-Nya.

Allah SWT berfirman:
"inilah hari yang (di dalamnya) mereka tidak dapat berbicara dan tidak diizinkan meminta uzur sehingga mereka (dapat) meminta uzur. Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Inilah hari keputusan. (Pada hari ini) Kami mengumpulkan kalian dan orang-orang terdahulu. Jika kalian mempunyai tipudaya, lakukanlah tipudaya kalian itu terhadap-Ku. Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. 
(TQS al-Mursalat [77]: 35-40). []