-->

Kiat Islam Mencegah Wabah Penyakit

Pembinaan pola baku sehat dan perilaku sehat baik secara fisik, mental maupun sosial pada dasarnya merupakan bagian dari pembinaan kepribadian islam itu sendiri.
________________________________________

Oleh: Juanmartin, S. Si., M.Kes

Pola hidup bersih dan sehat sesungguhnya merupakan bagian penting yang diperhatikan dalam Islam. Hal ini mewujud dalam sejumlah dalil Al-Qur’an dan sabda Rasulullah ﷺ. 

firman Allah subhanahu wa ta'ala, "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 195). Rasulullah ﷺ juga bersabda "“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” (HR. Ibnu Majah). 

Problem besar yang melekat pada sistem kesehatan saat ini tak hanya dari sisi sistem pelayanan kesehatan, lingkungan dan genetik, tapi juga perilaku. Berbagai penyakit yang saat ini bermunculan tak sedikit yang disebabkan karena faktor perilaku.

Virus Corona yang saat ini menghebohkan dunia, disebut-sebut disebabkan karena perilaku konsumsi makanan yang berasal dari hewan khususnya kelelawar. 

Dikutip dari laman Wikipedia dijelaskan bahwa Coronavirus adalah virus dari familia Coronaviridae yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia).

Coronavirus diklasifikasikan menjadi tiga golongan utama, golongan 1 dan 2 menginfeksi mamalia, mulai dari kelelawar hingga manusia, sedangkan golongan 3 hanya ditemukan pada spesies avian (burung). Infeksi virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit yang bervariasi, mulai dari hampir tidak timbul gejala apapun hingga gejala yang fatal dan cepat. Infeksi koronavirus dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti bronkitis, ensefalitis, gastroenteritis, dan hepatitis. 

Untuk itu sejumlah upaya promotif dan preventif telah diedukasikan Kemenkes kepada masyarakat antara lain anjuran 

mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan masker jika batuk atau pilek, menerapkan etika batuk, hati-hati kontak dengan hewan termasuk larangan untuk mengonsumsi daging yang tidak dimasak.

===

Lantas, bagaimana mekanisme khas Islam dalam mencegah munculnya wabah penyakit dan bagaimana kiat Islam untuk mengatasinya? 

Kebijakan kesehatan dalam Khilafah sesungguhnya memperhatikan terealisasinya beberapa prinsip. Pertama, pola baku sikap dan perilaku sehat. Kedua, lingkungan sehat dan kondusif. Ketiga, pelayanan kesehatan yang memadai dan terjangkau. Keempat, kontrol efektif terhadap patologi sosial. 

Pembangunan kesehatan tersebut meliputi keseimbangan aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitatifnya. Promotif ditujukan untuk mendorong sikap dan perilaku sehat. Preventif diprioritaskan pada pencegahan perilaku distortif dan munculnya gangguan kesehatan. Kuratif ditujukan untuk menanggulangi kondisi perilaku dan munculnya gangguan kesehatan. Rehabilitatif diarahkan agar predikat sebagai makhluk bermartabat tetap melekat. [1] 

Pembinaan pola baku sehat dan perilaku sehat baik secara fisik, mental maupun sosial pada dasarnya merupakan bagian dari pembinaan kepribadian islam itu sendiri.

===

Islam sangat memperhatikan pola hidup bersih dan sehat, sanitasi yang sehat termasuk pola perilaku konsumsi makanan yang sehat (halalan thoyyiban) yang menjamin gizi seimbang. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma berkata:

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنْ الطَّيْرِ

“Rasulullah ﷺ melarang dari setiap binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam” (Shahih, Diriwayatkan Muslim 1934). 

Adapun upaya penyembuhan bagi yang telah terinfeksi penyakit, maka negara akan memenuhi permintaan masyarakat akan obat dan alat kesehatan. Obat-obatan dan alat kesehatan sendiri merupakan bagian penting dalam aspek kuratif. Khilafah akan berupaya memaksimalkan penemuan obat melalui serangkaian penelitian. Industri kesehatan juga akan didorong untuk menghasilkan produk dari penelitian mengenai obat-obatan dan alat kesehatan dengan biaya penuh dari negara yang diambil dari pos-pos baitul mal.

===

Adapun untuk penanggulangan saat wabah menyerang suatu wilayah, Islam memiliki mekanisme khas berupa upaya rehabilitatif seperti yang diungkapkan Rasulullah sebagaimana yang dijelaskan dari Abdurrahman bin Auf ra bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Apabila kalian mendengar wabah tengah mendera suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Dan jika menyerang wilayah kalian, maka janganlah engkau melarikan diri." (HR. Bukhari). 

Hal ini terungkap saat Syam khususnya di daerah Amwas diserang wabah Tha'un. Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat dan meminta pendapat mereka. Saat itu, Gubernur Syam Abu Ubaidah berkata kepada Umar: “Apakah engkau akan lari dari takdir Allah?” Umar menjawab:

لَوْ غَيْرُكَ -يَا أَبَا عُبْيَدَةَ- قَالَهَا! نَعَمْ، فِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللَّهِ إِلَى قَدَرِ اللَّهِ

“Seandainya bukan dirimu yang mengatakannya wahai Abu Ubaidah! Benar, aku lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain.” (Muttafaqun ‘alaih)

Abdurrahman bin Auf saat itu tidak ada, ia tidak tahu musyawarah dan dialog antara Umar dan Abu Ubaidah. Ketika dikabarkan kepadanya, ia berkata, “Saya memiliki ilmu tentang hal ini. Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ

“Jika kalian mendengar suatu negeri dilanda wabah, maka jangan kalian memasukinya. Jika wabah itu terjadi di negeri yang kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar darinya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu mendengar sabda nabi ﷺ, ia merasa tenang, dan bertahmid memuji Allah ta’ala. Kemudian bersama kafilah kembali ke Madinah, sedangkan gubernur Syam, Abu Ubaidah kembali ke Syam.

Dari hadis Rasulullah di atas jelas bahwa upaya rehabilitasi adalah dengan tidak memasuki wilayah wabah dan bagi yang berada di wilayah terdampak, diupayakan untuk tidak keluar karena dikhawatirkan akan menularkan wabah tersebut pada kelompok yang masih sehat.

===

Demikianlah mekanisme khas islam yang tentu tak lepas dari upaya memahami hakikat peristiwa munculnya setiap penyakit seraya berupaya untuk menempuh berbagai ikhtiar dalam rangka membebaskan masyarakat dari dampak lanjutan penyakit tersebut. Wallahu a'lam bish-shawwab.

_____________________________________
1. Menggagas kesehatan islam, hal 178.

—————————————
Sumber : Muslimah News ID