-->

Hikmah di Balik Musibah


Dengan sikap sabar dan rida, musibah yang datang akan mendatangkan banyak hikmah dan kebaikan. Di antaranya: Pertama, musibah bisa menghapus dosa. Inilah yang disabdakan oleh Rasul saw.:

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

Tidaklah seorang Mukmin tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengan itu Allah meninggikan dia satu derajat atau Allah menghapuskan dari dirinya satu dosa (HR Muslim, at-Tirmidzi dan Ahmad).

Kedua, melalui bencana, Allah SWT ingin menunjukkan kekuasaan-Nya kepada manusia. Allah SWT juga mengingatkan bahwa manusia itu lemah, akalnya terbatas dan membutuhkan bantuan-Nya.

/ Mengembalikan Kesadaran Spiritual /

Allah SWT mendatangkan musibah untuk mengingatkan dan mengembalikan kesadaran spiritualitas manusia akan azab Allah SWT. Allah SWT berfirman:

أَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ . أَمْ أَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاءِ أَن يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ

Apakah kalian merasa aman dari (azab) Allah Yang (berkuasa) di langit saat Dia menjungkirbalikkan bumi bersama kalian. Lalu dengan itu tiba-tiba bumi berguncang? Ataukah kalian merasa aman dari (azab) Allah Yang (berkuasa) di langit saat Dia mengirimkan angin disertai debu dan kerikil Lalu kelak kalian akan tahu bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (TQS al-Mulk [67]: 16-17).

Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya, Ma’âlim at-Tanzîl, menjelaskan: Ibn Abbas ra. berkata, “A amintum man fî as-samâ`i (Apakah kalian merasa aman dari apa yang ada di langit), yakni dari azab Zat Yang ada di langit saat kalian bermaksiat kepada-Nya. An yakhsifa bikum al-ardha faidzâ hiya tamûr (Dia menjungkirbalikkan bumi bersama kalian. Lalu dengan itu bumi berguncang.” Al-Hasan berkata, “Bumi bergerak beserta penduduknya. Dikatakan, bumi itu ambruk menimpa mereka. Maknanya, Allah menggerakkan bumi pada saat penjungkirbalikan. Akibatnya, bumi melemparkan mereka ke bawah. Bumi lebih tinggi dari mereka dan berjalan di atas mereka.”

Allah SWT lalu menutup ayat berikutnya dengan memberitahukan: “fasata’lamûna kayfa nadzîr[in]”. Imam Ibn Katsir menjelaskan dalam Tafsir al-Qur’ân al-‘Azhîm: “Maknanya, bagaimana peringatan-Ku dan kesudahan orang yang menyimpang dan mendustakan peringatan itu.”

Jadi musibah yang menimpa itu pada dasarnya untuk memberikan peringatan kepada manusia agar manusia kembali pada kesadaran akan kemahakuasaan Allah SWT, Pencipta alam semesta.

Dengan musibah, manusia juga diharapkan menyadari betapa lemah dirinya dan betapa terbatas kemampuannya. 

Dengan musibah, manusia juga diharapkan kembali menyadari bahwa sebagai makhluk ciptaan dan hamba dari Al-Khaliq tidak selayaknya bermaksiat kepada-Nya, menyimpang atau menyalahi peringatan (wahyu)-Nya serta mendustakan dan mengabaikan hukum-hukum dan syariah-Nya.

—————————————
Sumber : Muslimah News ID