-->

Bukti Cinta Kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam


Oleh : Muthiah Nabilah 

Ketika mendengar nama Sayyidina Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, tentu seorang muslim dan muslimah yang beriman kepadanya akan bergetar hati dan lisannya untuk bershalawat kepada beliau.

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia mulia, kekasih Allah Subhanahu wata’ala, yang sangat dicintai oleh keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang beriman kepadanya hingga hari ini.

Begitu banyak umat beliau, bukan hanya di negeri Arab tempat kelahirannya, tetapi juga di seluruh dunia mulai dari Indonesia, Turki, Malaysia, India, hingga ke benua Eropa.

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia terbaik dan terpilih yang menjadi sosok suri teladan, sekaligus pembawa risalah sebagai rahmatan lil ‘alamin- rahmat bagi seluruh alam.

1. Rasulullah sebagai Suri Teladan (Uswah Hasanah)

Surat Al-Ahzab ayat 21

> لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya:
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Ayat ini menegaskan bahwa dalam seluruh ucapan, perilaku, dan akhlak Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam terdapat contoh terbaik bagi umat Islam, baik dalam ibadah, muamalah, maupun kehidupan sosial.

2. Rasulullah sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam

Surat Al-Anbiya ayat 107

> وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Artinya:
Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.

Kehadiran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah bentuk kasih sayang Allah bagi seluruh makhluk -bukan hanya manusia, tetapi juga alam semesta. Ajaran beliau membawa kedamaian, keadilan, dan kebaikan bagi semua.

Dari dua ayat ini, kita belajar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan sempurna dalam menjalani kehidupan. Beliau diutus sebagai rahmat universal, yang kasih sayangnya mencakup seluruh alam.

Karena itu, kita sebagai umat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sekaligus hamba Allah Subhanahu wata’ala, diseru untuk mengikuti jalan beliau secara sempurna dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan-dari perkara ibadah, hingga kepemimpinan dan penerapan syariat Islam secara kaffah di Madinah.

Aspek Penting Mengikuti Rasulullah secara Kaffah

Mengikuti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berarti meneladani beliau secara menyeluruh- baik dalam aspek pribadi (akhlak, ibadah, dan muamalah), maupun aspek sosial dan kenegaraan (menegakkan hukum Allah dalam kehidupan).

Berikut dalil-dalil yang menjadi landasan kewajiban tersebut:

1. Wajib mengikuti Rasul dalam semua perkara

QS. Al-Hasyr: 7
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”

2. Menjalankan Islam secara Kaffah

QS. Al-Baqarah: 208

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan.”

Ayat ini memerintahkan agar Islam diterapkan secara total — bukan hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sebagaimana dicontohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam di Madinah.

3. Rasulullah sebagai Pemimpin Negara Islam

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya menjadi nabi dan rasul, tetapi juga kepala negara di Madinah. Beliau:

Menyusun Piagam Madinah (konstitusi pertama di dunia Islam).

Menegakkan hukum Islam (hudud, qishash, muamalah).

Mengatur politik luar negeri dan militer.

Memimpin masyarakat multietnis dan multiagama dengan keadilan.

QS. An-Nisa: 105

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa kebenaran, supaya engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu.”

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk berhukum dengan wahyu. Ini menjadi dalil kuat bahwa sistem pemerintahan Islam wajib bersandar pada syariat Allah.

Cara Menumbuhkan Cinta kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam 

1. Mempelajari Sirah dan Hadis Nabi
 
Dengan mengenal beliau lebih dalam- bagaimana beliau bersabar, berjuang, memimpin, dan mencintai umatnya- maka cinta itu tumbuh secara sadar, bukan sekadar emosi.

2. Bershalawat dan Mengingat Beliau
 
“Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
(HR. Muslim)

3. Mendahulukan Nabi di Atas Segala Hal

“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”
(HR. Bukhari & Muslim)

4. Menyebarkan Dakwah dan Akhlak Nabi

Cinta kepada Rasul berarti meneruskan misi beliau- menyebarkan Islam dengan kasih sayang dan akhlak mulia.

5. Mencintai dan Peduli kepada Saudara Kita di Palestina

Kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang tertindas di Palestina termasuk bagian dari meneladani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan bukti cinta karena Allah.

Dalil Al-Qur’an:
QS. Al-Ḥujurāt: 10

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

Hadis Riwayat Muslim no. 2586:

“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang, cinta, dan kelembutan mereka seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan demam dan tidak bisa tidur.”

Ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap penderitaan saudara Muslim di mana pun, termasuk di Palestina, adalah tanda iman yang hidup dan meneladani akhlak Nabi shalallahu alaihi wasallam 

Meneladani Rasulullah dalam Cinta dan Kepedulian

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan dalam mencintai umat Islam tanpa batas wilayah atau bangsa.

Surah At-Taubah ayat 128:

> لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Artinya:
Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri; berat terasa olehnya penderitaan kalian, ia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang mukmin."
Maka meneladani Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berarti ikut merasa berat terhadap penderitaan umat Islam lain termasuk rakyat Palestina dan berusaha membantu mereka dengan doa, dukungan, dan tindakan nyata yaitu solusi jihad dan khilafah.
Karena jihad dan khilafah adalah solusi tuntas yang mampu menyelamatkan palestina dari penjajah dan juga mampu menyelamatkan umat Islam dan umat manusia dari ketidak Adilan hukum buatan manusia.
Sungguh hukum Allah lah yang paling Adil
Hukum Allah adalah Hukum yang Paling Adil
Sungguh, hanya hukum Allah yang paling adil.

1. QS. Al-Mā’idah [5]: 50
> أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

Maknanya: hanya hukum Allah yang paling adil dan sempurna, sedangkan hukum buatan manusia terbatas oleh hawa nafsu dan kepentingan dunia.

2. QS. Al-An‘ām [6]
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia sebaik-baik yang memutuskan.”

Penutup

Cinta sejati kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bukan sekadar di lisan, tetapi diwujudkan dengan meneladani beliau dalam seluruh aspek kehidupan baik pribadi, sosial, dan kenegaraan. Hingga terwujud kehidupan Islam yang kaffah dalam institusi khilafah Islam berdasarkan hukum Allah yang paling adil.

Wallahu'alam bish shawab