-->

#KABURAJADULU : ANTARA KEKECEWAAN GENERASI dan PERJUANGAN EKONOMI DUNIA


Oleh : A. Salsabila Sauma

#KaburAjaDulu menjadi topik terpanas beberapa hari ini. Berbagai masalah di Indonesia-lah yang mendasari bagaimana tagar ini bisa naik dan diikuti banyak orang. Mulai dari masalah kenaikan PPN yang tidak sebanding dengan standar gaji pekerja, program MBG yang tidak jelas tujuannya, hingga rendahnya kelayakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, membuat rakyat kian muak tinggal di negara ini. Di tambah sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada membuat tekad ini untuk pindah semakin kuat.

Tren #KaburAjaDulu dimaknai sebagai ungkapan kekecewaan sekaligus upaya masyarakat, terutama anak muda untuk mendapatkan kesejahteraan hidup lebih layak dengan mencari peruntungan di negara lain. (CNNIndonesia)

#KaburAjaDulu DAN BRAIN DRAIN

Kemunculan tagar #KaburAjaDulu menjadi berkaitan dengan fenomena brain drain yang telah lama terjadi di Indonesia. Brain drain atau human capital flight adalah fenomena ketika orang pintar dan berbakat memilih untuk bekerja di luar negeri. Hal itu terjadi untuk mencari keuntungan yang lebih tinggi, standar dan kehidupan yang lebih baik di negara lain karena belum bisa didapatkan di negaranya sendiri. Selain itu, alasan lainnya juga karena ketidakstabilan politik hingga penyimpangan norma dan agama. Fenomena ini sering kali terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Hasil daripada brain drain itulah yang membuat negera berkembang kekurangan orang-orang kompeten di bidangnya. Kelayakan fasilitas yang lebih menjamin di negara maju membuat orang-orang condong memilih pergi daripada menetap di negaranya sendiri.

Tawaran beasiswa ke luar negeri dengan jaminan fasilitas pendidikan yang mumpuni dan lowongan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi membuat masyarakat merasa bahwa “kabur” ke luar negeri merupakan pilihan terbaik. Apalagi permainan kebijakan di Indonesia yang semakin tidak karuan. Semua peraturan yang ada malah semakin menyusahkan rakyat, bukan menseahterahkan. Oleh karena itulah, #KaburAjaDulu bukan hanya cuitan belaka, melainkan tekad masyarakat untuk meninggalkan negara yang tidak memberikan jaminan kehidupan yang pasti.

GAGALNYA KEBIJAKAN EKONOMI-POLITIK YANG DIPAKAI

Kegagalan ini tidak lepas dari sistem yang digunakan penguasa untuk mengatur Negara. Jika melihat lebih dalam, kepemimpinan penguasa saat ini sangat condong ke arah kapitalis sehingga mereka membuat dan melegalkan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap para capital, bukan kepada rakyatnya.

Kita bisa melihatnya pada sector pendidikan. Dalam sistem kapitalisme, pendidikan menjadi menjadi barang yang sah dikomersialkan oleh swasta. Akibatnya yang bisa mengakses pendidikan hanya orang-orang yang memiliki harta. Orang-orang yang kurang mampu tidak mendapat fasilitas pendidikan yang layak. Hasilnya terciptalah kesenjangan pendidikan di antara masyarakat.

Selanjutnya masalah lapangan pekerjaan. Dalam sistem kapitalisme, perusahaan atau industri menjadi pihak yang menyediakan lapangan pekerjaan, yang tentu saja mereka akan menggunakan prinsip untung rugi. Para pekerja dipandang sebagai faktor produksi yang sewaktu-waktu bisa terkena efisiensi. Akhirnya para pekerja tidak mendapatkan jaminan gaji layak dan pekerjaan yang tetap. Para pekerja dihantui PHK massal, gaji rendah, dan masalah pekerja lainnya. Hal tersebut membuat kesenjangan ekonomi tidak hanya terjadi di dalam negeri namun juga di tingkat dunia. Antara negara berkembang dan negara maju

SOLUSI DARI ISLAM

Masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan oleh Islam. Di dalamnya, Islam memiliki syariat yang mewajibkan negara membangun kesejahteraan rakyat dan memenuhi kebutuhan asasi setiap warga negara, individu per individu. Kewajiban ini adalah tuntutan Hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa negara bertugas sebagai pengurus dan pemelihara. 

Daulah Khilafah menjadi pihak yang bertanggung jawab menyediakan lapangan pekerjaan. Apalagi ada syariat bagi setiap laki-laki baligh wajib mencari nafkah. Kewajiban ini perlu dukungan dari negara dalam bentuk lapangan pekerjaan. Kesempatan bekerja di dalam Daulah Khilafah terbuka sangat luas, ada bidang pertanian, perdagangan industri, dan jasa. Adanya jaminan lapangan pekerjaan bagi warga negara, membuat mereka tidak harus kabur ke negara lain hanya demi mendapatkan kesempatan bekerja lebih baik.

Selain itu, strategi pendidikan dalam negara Islam juga menjamin warga negara mendapat pendidikan yang layak dan berkualitas. Negara wajib memberikan pendidikan secara gratis tanpa mengurangi kualitasnya. Tujuan pendidikan Islam adalah mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam. Mereka dicetak menjadi orang berilmu yang memiliki peka terhadap problematika utama umat. Sehingga orang pintar dan berbakat menjadi garda terdepan yang siap membangun negara dan negara pun peduli dan menjamin kehidupan mereka sebagai warga negara 

Demikianlah solusi dari Islam. Tegaknya Khilafah akan menjadi rahmat bagi seluruh alam dan mewujudkan dunia yang adil dan sejahtera

Wallahu’alam bishowab