-->

Warga Gaza Kelaparan di Hadapan Dunia

Oleh: Yana Sofia (Aktivis Dakwah dan Pemerhati Umat)

Sudah 80 hari lebih perang berlangsung di Jalur Gaza dan Pelestina. Berbagai kejahatan perang dan genosida telah dialami oleh warga, di mana semua itu disaksikan oleh miliaran manusia di dunia. Zionis membunuh anak-anak dan wanita, membombardir kamp pengungsian dan rumah sakit, menghalangi masuknya makanan dan minuman, hingga membuat pengungsi kelaparan. 

Hari ini, kita bisa melihat banyak foto dan video yang diabadikan oleh pers yang bertugas di tanah Palestina. Ribuan foto dan video tersebut telah berbicara banyak hal tentang kondisi yang memprihatinkan pengungsi yang kekurangan makanan. Salah satu akun treads yang kerap membagikan fakta tersebut adalah @bangonim yakni  aktivis kemanusiaan MERC yang pernah bertugas di Jalur Gaza. Pada Jumat, 22/12/2023), mantan  reporter TVone yang kerap disapa Bang Onim ini telah membagikan foto dan video pengungsi yang lapar dan bahkan minum air yang kotor.  

Inilah fakta yang memilukan yang terjadi di Palestina. Penjagalan manusia yang dilakukan oleh manusia dan disaksikan oleh miliaran mata manusia. Sayangnya, seluruh manusia ini seolah tak berdaya di hadapan entitas Zionis Yahudi. Karena itu, dunia memilih bungkam, mengalihkan perhatian pada forum diskusi demi diskusi yang nirsolusi. PBB hanya berbicara tentang HAM yang penuh omong kosong dan tidak berkeadilan untuk Palestina. Faktanya, kebijakan PBB tak pernah menyentuh Zionis sehingga membuat mereka semakin semena-mena. 

Fakta ini, seharusnya cukup untuk membuka mata kita, bahwa PBB, OKI, pun pegiat HAM dan demokrasi di seluruh dunia hanya akan memihak Zionis sang pembunuh anak-anak dan wanita. Sementara pemimpin negeri kaum muslim adalah para pengkhianat yang berlindung di balik paham nasionalisme dan bendera asabiyah yang telah nyata memecahbelahkan ukhuwah Islam dan persaudaraan antar saudara seiman. Buktinya, sampai saat ini tak ada pemimpin muslim yang mau turun tangan, mengerahkan militernya untuk membantu membela Palestina dan membebaskan Masjid Suci Al-Aqsa

Tidak mengherankan! Karena nasionalisme sendiri adalah salah satu senjata penjajah untuk melemahkan Islam dan kaum muslimin. Karena nasionalismelah umat Islam yang banyak menjadi buih di lautan yang saat menyentuh pantai, kekuatannya terserai menjadi tiada. Rasulullah saw. bersabda, "Orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring. 'Seseorang berkata, Apakah karena sedikitnya kami waktu itu? 'Beliau bersabda, 'Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air, dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu, serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn'". (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud) 

Rasulullah telah menjelaskan ciri-ciri orang yang terjangkit "wahn" yakni cinta dunia dan takut mari. Salah satunya adalah cinta golongan, termasuk ikatan nasionalisme, yakni sebuah ikatan yang menganggap sekat bangsa dan batas teritorial antarbangsa adalah batas persatuan dan persaudaraan. Padahal sebaliknya, Allah memerintahkan kepada seluruh kaum muslim untuk saling mencintai antarsaudara seiman, bagaikan anggota tubuh yang setiap organ saling bergantung satu sama lain. Seperti jantung dan paru-paru, yang satu memasok oksigen yang lainnya memompa darah untuk kehidupan seluruh organ. Bayangkan jika paru-paru tidak bekerja, apakah jantung akan tetap berdetak? 

Begitupun kaum muslimin, tak terkecuali di barat atau di Utara. Selama bumi masih dipijak, setiap muslim wajib menunaikan hak dan kewajibannya atas sesama. Saling mengasihi kepada saudara dan keras terhadap musuh-musuh Islam. Rasulullah saw. bersabda, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim No 4685)

Sayangnya, ide sekularisme telah menafikan keberadaan agama. Sementara kaum muslim malah menjadikan paham nasionalisme sebagai jalan hidup dan ikatan kebangkitan. Padahal, pada praktiknya paham ini adalah racun yang melemah kekuatan kaum muslim, sehingga saat ada saudara seiman yang terzalimi tak ada satupun dunia muslim yang lantang melawan penjajahan. 

Karena itu, tidak salah jika kita menyebut nasionalisme yang dilahirkan oleh ide sekularisme ini adalah racun yang berbahaya. Akibat nasionalisme, umat Islam yang banyak telah direndahkan dan diremehkan keberadaannya. Boro-boro membawa manusia kepada kebangkitan, nasionalisme juntru membawa manusia ke jurang kehancuran dan kebinasaan. 

Maka jelas, paham nasionalisme tak layak dijadikan ikatan bagi masyarakat Islam yang senantiasa menjunjung tinggi akidah dan ukhuwah Islam. Sudah saatnya kaum muslim mengakhiri persatuan berdasarkan sekat bangsa dan cinta golongan ini. Kemudian, bersungguh-sungguh mewujudkan persatuan Islam yang direpresentasikan oleh institusi negara. Hanya Islam yang mampu menghadirkan pemimpin yang amanah, yang siap mengerahkan militernya untuk melawan seluruh penjajahan di muka bumi. Wallahua'lam bishawab!