-->

Presiden Pusing Gara-gara Trifting


Oleh: Ummu Almira

Penamabda.com "Beberapa waktu lalu pemerintah fokus dalam pemusnahan barang-barang bekas import, dengan membakar barang-barang bekas import bermerek seperti pakaian, sepatu, tas dan lainnya"

Semua ini dipicu karena semakin maraknya situs penjualan barang bekas import di jejaring media sosial. Presiden Jokowi pun semakin dibuat geram oleh para pelaku tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, penjualan baju bekas impor atau thrifting mengganggu utilisasi industri. Karena itulah pemerintah melarang penjualan baju bekas impor.

"Sebenarnya kalau secara aturan itu (thrifting) kan dilarang sebenarnya," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (17/3/2023). Thrifting juga mengganggu momentum penjualan baju lebaran di dalam negeri.

Maraknya kasus Trifting ini, di karenakan sebagian besar kaum muda menganggap Trifting sebagai bagian dari gaya hidup masa kini. Dan semua ini tidak terlepas dari penerapan gaya hidup hedonis, yang di anut oleh sebagian besar generasi milenial.

Mereka berlomba-lomba untuk bisa memiliki barang-barang berkualitas dengan harga murah. Semua ini di lakukan demi untuk menunjang penampilan ataupun gaya hidup anak muda yang kekinian.

Walaupun pada awalnya konsep Trifting ini mampu mendorong masyarakat dalam mengurangi limbah tekstil, namun nyatanya penumpukan limbah semakin meningkat.

Masyarakat menjadi peminat barang bekas import juga dipicu oleh keadaan ekonomi masyarakatnya yang berpenghasilan rendah. Karenanya mereka menjadikan barang bekas sebagai solusi yang tepat untuk kantong mereka.

Inilah yang terjadi di terjadi di tengah kepemimpinan sistem Kapitalis. Sungguh miris memang, negeri yang sejatinya kaya akan SDA ini,  mala jadi tempat pembuangan sampah dari negara-negara maju. 

Ditengah tingkat kemiskinan yang kian meningkat, di tambah lagi budaya hedonisme yang menjangkiti anak-anak muda, yang menjadikan kebahagiaan adalah bersumber dari meraih materi sebanyak-banyaknya.

Dari absennya negara dalam mengurusi sandang umat, juga kecerobohan negara dalam memasukkan budaya hedonisme Barat.   Dan semua ini bersumber dari kepemimpinan kapitalisme di negeri ini. Sistem kehidupan kapitalisme telah mengerdilkan fungsi negara sebatas regulator saja, yang tidak bertanggung jawab terhadap ketersediaan kebutuhan umat, termasuk sandang.

Dan karena sistem ini pula yang membuat manusia keluar dari fitrahnya. Gaya hidup hedonis yang di anut oleh anak muda, memunculkan fenomena shopaholic (gila belanja).   Mereka pun rela menghamburkan uangnya untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Walhasil mereka rela mengeluarkan uang untuk hal yang sia-sia.

Allah SWT berfirman:

ولا تُبذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ


"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." (QS. Al Isro' [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثرَةَ السُّؤَالِ وَإضَاعَةَ الْمَالِ


"Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta." (HR. Muslim no.1715)

Oleh karena itu, untuk menghentikan semua fenomena ini, hanya Islam lah solusi satu-satunya. Dengan sistem Islam, negara akan benar menjamin kebutuhan rakyatnya, seperti sandang, pangan dan papan. Negara juga tidak akan membiarkan budaya hedonisme Barat masuk dan merusak generasi muda. Karena Rasulullah SAW, selalu mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana. Tidak seperti yang terjadi saat ini, dimana anak muda gemar flexing (pamer), hanya untuk mencari simpati semata.

Sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam. Karena hanya dengan Islam, mampu mengatasi permasalahan kebutuhan hidup masyarakatnya, dan mampu mengubah pola pikir, pola sikap, dan kepribadian generasi muda menjadi lebih baik. Dan pastinya sesuai dengan Islam.

"Wallahu a'lam bishawwab".