-->

Negara Tanpa Visi Pembinaan Generasi

Oleh: Ummu Almira

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan 1.022 personel untuk mengamankan konser hari kedua grup vokal wanita asal Korea Selatan, Blackpink di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu (12/3/2023). Sungguh jumlah yang sangat fantastis hanya untuk untuk mengamankan sebuah hiburan.

Ribuan personel tersebut merupakan gabungan dari berbagai unsur yang terdiri dari 932 personel Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat, 30 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), serta 60 personel dari pemerintah daerah (pemda).

Tak tanggung- tanggung, berdasarkan penelusuran Tim CNBC di akun Twitter @nctzenbase, beberapa netizen sempat bercerita tentang menceritakan jumlah pengeluaran untuk menonton konser k-pop. Ada yang tembus Rp 4 juta, Rp 5 juta, hingga Rp 9 juta pun ada. Tentunya, pengeluaran Anda akan semakin besar ketika Anda tinggal di luar kota dan memutuskan untuk nonton konser di Jakarta.

Sungguh sangat miris sekali, di tengah bobroknya generasi muda saat ini, negara justru memfasilitasi konser yang berakar dari budaya luar, dan yang pastinya akan semakin merusak moral generasi bangsa ini. Bagaimana tidak konser yang mempertontonkan para idola wanita yang mengumbar aurat, justru dielu-elukan oleh para muslimah yang menutup auratnya.

Belum lagi para muslimah yang larut dan asyik bergoyang mengikuti alunan musik, sungguh sangat tidak mencerminkan diri sebagai seorang muslimah sejati. Kemunduran generasi muda muslim ini terjadi bukan hanya karena sikap para remajanya, namun semua ini juga didukung oleh negara yang memang memfasilitasi masuknya gaya hidup asing yang menyerang generasi muda.

Dan dalam konser ini, pemerintah juga memberikan dukungan penuh berupa ijin penyelenggaraan konser tersebut. Selain ijin menyewa GBK, pemerintah juga mengerahkan lebih dari 1.000 personal keamanan. Namun, sikap berbeda ditunjukkan pemerintah pada para pemuda muslim yang berikhtiar mengkaji Islam. Mereka dicap teroris, radikal, dan aneka stigma lainnya. Kebijakan penguasa ini membuat publik bertanya-tanya, mengapa konser yang jelas-jelas membahayakan kepribadian generasi muda justru difasilitasi, sedangkan kegiatan dakwah Islam dicurigai dan dianggap berbahaya?

Akibatnya para generasi muda saat ini semakin larut dalam gaya hidup hedonisme. Para remaja muslim pun semakin jauh dengan Islam. Dan yang lebih parahnya lagi para remaja semakin larut dalam liberalisme, yakni hidup bebas tanpa aturan, yang pastinya akan semakin menjerumuskan generasi muda dalam kemaksiatan.

Inilah yang terjadi jika sistem yang diterapkan adalah sistem Kapitalis sekuler. Negara lebih mementingkan keuntungan dan juga memisahkan agama dari kehidupan. Dalam Islam menyelamatkan Remaja Islam memiliki visi pendidikan yang jelas, yaitu mewujudkan khairu ummah (umat yang terbaik). Hal ini sebagaimana firman Allah Taala dalam QS Ali Imran: 110,


كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلَو أمَنَ أهْلُ الْكِتَبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم * مِنْهُمُ الْمُؤْمِنونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفُسِقُونَ


"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."

Didalam Islam, tujuan dari pendidikan ialah mewujudkan generasi yang memiliki kepribadian Islam. Yang tentunya memiliki pola pikir dan pola sikap yang islami. Sementara itu, pola pengajaran berupa tsaqofah dan ilmu sains. Dengan demikian, hasil yang didapat dari seluruh proses tersebut adalah individu yang bertaqwa sekaligus unggul dalam agama dan juga IPTEK.

Sistem Islam juga akan menjadi junnah (perisai) yang akan melindungi generasi muda dari pemikiran, tsaqofah, dan gaya hidup asing yang tidak sesuai dengan Islam.  Berbagai tayangan dan konten yang tidak pantas pun akan di larang. Sebaliknya, para remaja akan disibukan dengan menuntut ilmu, beribadah, menghafal Alqur'an dan hadits yang pastinya akan membentuk remaja yang memiliki kepribadian yang islami.

Dan hasilnya generasi muda akan dijauhkan dari gaya hidup hedonis, dan diusia mereka yang masih muda dan produktif mereka akan melakukan kebaikan dan menyebarkanya. Dan mampu menyongsong peradaban yang cemerlang.

Sudah saatnya kita kembali kepada syari'at dan sistem Islam. Karena hanya dengan Islam mampu membuat pemuda menjadi tonggak untuk peradaban yang cemerlang.

Bukan generasi rebahan ataupun generasi hura-hura.

Wallahu a'lam bishawwab