Ketika Perempuan Mengalami Diskriminasi, hanya Islam Sebagai Solusi
Penamabda.com - Saat ini masih banyak perempuan yang mengalami diskriminasi. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia saj, tapi juga terjadi di banyak negara. Sehingga kehidupan perempuan lebih susah. Sebagaimana dilansir Kompas.com (17/12/2020 ) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan banyak negara di dunia, termasuk Indonesia yang hingga saat ini masih menempatkan kedudukan perempuan di posisi yang tidak jelas. Dia pun mengatakan berdasarkan hasil studi Bank Dunia, ada lebih dari 150 negara memiliki aturan yang justru membuat hidup perempuan menjadi lebih susah. "Di dunia, enggak cuma di Indonesia memang cenderung meletakkan perempuan di dalam posisi apakah itu dari sisi norma nilai-nilai kebiasaan budaya, agama sering mendudukan perempuan itu di dalam posisi yang tidak selalu jelas," kata Sri Mulyani dalam acara Girls Leadership Class, Minggu (20/12/2020).
Gambaran yang diberikan oleh Sri Mulyani Indrawati, di beberapa negara bagi perempuan yang baru lahir tidak bisa langsung mendapatkan sertifikat atau akte kelahiran. Di sisi lain, tidak semua negara memprioritaskan anak perempuan untuk mendapatkan imunisasi. Sri Mulyani juga mencontahkan perempuan ketika keluarga mempunyai ketebatasan dalam masalah ekonomi, yang harus mengalah dalam mendapatkan pendidikan selalu perempuan. Kemudian kalau dia sudah bekerja dia nggak boleh punya rumah atau toko atau usaha atas nama perempuan harus nama atas nama laki-laki, dan itu membuat perempuan tidak bisa mendapatkan akses mendapat kredit ke bank," sambungnya. kompas.com (17/12/2020)
Adanya diskriminasi perempuan tidak lain karena diterapkannya sistem demokrasi kapitalis. Sistem kapirtalis gagal memberikan jaminana kesejahteraan terhadap individu perindividu rakyat , termasuk terhadap perempuan. Dalam sisitem kapitalis kesejahteraan perempuan bisa didapatkan ketika perempuan bekerja atau mandiri sejara ekonomi, sehingga perempuan sering mengalami dikriminasi bahkan ekploitasi. Perempuan sering dijadikan tumbal kerakusan sistem kapitalis.
Sistem kapitalis tidak mengenal pembagian kepemilikan. Akibatnya kekayaan alam srategis yang jumlahnya sangat banyak seperti tambang emas, migas, batu bara , hutan dll dikuasai oleh para kapitakis, sehingga rakyat sebagai pemilik kekayaan tersebut tidak bisa menikmati kekayaan tersebut, rakyat hidup jauh dari kata sejahtera, termasuk perempuan. Kehidupan yang serba susah menuntut perempuan untuk bekerja mencari nafkah di sekor publik.
Diskriminasi terhadap perempuan akan berakhir ketika negara menerapkan sistem Islam ( Khilafah Islamiyah ), karena sistem ini berasal dari Dzat yang Maha Sempurna, pencipta manusia dan alam raya. Dzat yang paling tahu apa yang dibutuhkan manusia.
Dalam sistem Islam, Allah SWT membebankan nafkah perempuan menjadi tanggung jawab ayahnya , suaminya atau walinya. sehingga perempuah tidak perlu bersusah payah bekerja keluar rumah dengan menghadapi berbagai resiko sebagaimana dialamai para perempuan bekerja dalam sistem kapitalis saat ini. Perempuan akan lebih fokus pada peran utaman sebagi Ummu warobbatul bayt atau ibu, pengasuh dan mendidik generasi dan pengatur tumah tangga.
Mekanisme pemenuhan kebutuhan pokok perempuan dalam sistem Islam sitempuh dengan berbagai cara. Pertama Islam mewajibkan kepada laki laki yang mampu untuk menafkahi perempuan ( istri ) dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Kedua jika laki-laki itu tidak mampu maka beban nafkah perempuan dibebankan kepada ahli warisnya. Ketiga apa bila ahli warisnya tidak mampu maka menjadi tanggung jawab nagara untuk menjamin nafkahnya. Negara akan menjamin setiap individu rakyat hidup sejahtera.
Rasulullah SAW bersabda:
“Imam (Khalifah) adalah seperti seorang Penggembala dan dia bertanggung jawab atas masyarakatnya”[Al-Bukhari]
Negara mempunyai kewajiban untuk menjamin setiap laki-laki yang mampu bekerja, mempunyai pekerjaan. Negara akan membuka lapangan pekerjaan sehingga semua suami mempunyai penghasilan yang cukup untuk menafkafi keluarganya. Lapangan pekerjaan dalam negara yang menerapkan sistem Islam sangat banyak, karena negara mempunyai kemandirian untuk mengelola kekayaan alam yang berlimpah tanpa interfensi asing. Tambang minyak,tambang gas, tambang batu bara, hutan, laut dan kekauaan strategis lainnya semua dikelola oleh negara. Karena sejatinya kekayaan itu adalah milik rakyat kaum muslimin secara bersama. Negara diberi amanah untuk mengelola , sedangkan hasilnya pengelolaan akan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk pelayanan kesehatan, keamanan, pendidikan yang berkualitas tanpa harus membayar.
Jadi dalam negara yang menerapkan sistem Islam ( Khilafah Islamiyah ) tugas suami untuk memberi nafkah pada keluarga tidak seberat seperti ketika negara menerapkan sistem kapitalis saat ini. Karena seluruh kebutuhan kesehatan , keamanan , pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi, sudah ditanggung oleh negara. Suami hanya fokus pada mencari kebutuhan untuk sandang, pangan dan papan. Para perempuanpun hidup sejahtera, dimuliakan , mereka akan fokus pada peran utamanya sebagai ummu warobbatul bayt sehingga terbentuk generasi yang cemerlang.
Wallahu A’lam bi showaf.
Posting Komentar