Tak Terukur
Oleh : Ilmasusi
Raga merapuh di senja usia
Tergolek lemah tiada daya
Bahkan duduk pun engkau tak kuasa
Pabila tak sedia tempat penyangga
Tergantung asa duduk bersebelahan
Dengan putramu nan riuh dalam kesibukan
Kala mereka tiada, engkaupun harus relakan
Habiskan waktu tiduran di peraduan
Menyaksikanmu tergolek pagi ini, Ibu
Terbayang panjang jarak yang engkau tempuh
Dalam bilangan tahun ber puluh-puluh
Rezeki terkais kadang tempatnya jauh
Demi gapai sebakul, dua bakul gabah
Musti kering segera di atas tampah
Bukan disimpan, namun ditumbuk waktu pagi
Hari ini wujud gabah, esok kau sulap jadi nasi
Memasak jua tak bisa ditunda
Ketika lambung ananda telah bersuara
Senandung nyanyian perut mengiris rasa
Betapa ingin engkau segera menyuapi mereka
Bukan dongeng, bukan pula legenda
Syair tercipta laksana kisah nyata
Di setiap petang, kau buat cerita
Celoteh syahdu menyelam nostalgia
Meski berulang, namun tetap indah
Seindah perjuangan hidup pengukir kisah
Representasi kehidupan penuh cadas dan berpayah
Saat negeri masih dalam belenggu penjajah
Ibu...
Pengorbananmu tiada terukur oleh apa jua
Mendidik dan mendewasa ke-tujuh ananda
Sendirian saja, kala ayah tlah berpulang ke surga
Kala itu, ragilmu belum genap satu tahun dalam usia
Seberapa waktu dan tenaga kucurah, ibu
Takkan impas mengganti semua pengorbananmu
Berat kuharap terterimanya balas jasaku
Ibu, maafkanlah anakmu
Posting Komentar