-->

Ternyata ini Solusinya Corona Segera Sirna

Oleh: Puji Astuti (AMK)

Penamabda.com - Dosen Biostatistika dan Kependudukan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Hari Basuki Notobroto memprediksi bahwa kasus virus corona di Indonesia akan mencapai puncak pada pertengahan Mei 2020 ini.

Hari yang meneliti dengan model probabilistik, menyebutkan Indonesia diperkirakan pada pertengahan Mei memasuki puncak transmisi dan kemudian turun.

"Diperkirakan akhir bulan Juli atau permulaan Agustus mereda," ujar Hari dalam webinar dengan topik Covid-19: Prediction and Exit Strategi, Sabtu (9/5/2020)KOMPAS.com

Prediksi segera berakhirnya Pandemi ini sangat diharapkan bisa terwujud  oleh semua orang. Tetapi melihat data Update Corona per 10 Mei ini: 14.032 Positif, 2.698 Sembuh, 973 Meninggal. KOMPAS.com. Sepertinya harapan itu bagai panggang jauh dari api. 

Disisi lain banyaknya masyarakat yg tak lagi mengindahkan himbauan untuk melakukan social distancing dalam rangka mengurangi jumlah terdampak. Cenderung masyarakat meremehkan seperti tidak terjadi apa-apa. 

Disisi lain masyarakat terpaksa keluar. Karena tidak jelasnya jaminan penghidupan yang diberikan negara saat melakukan social distancing.

Lebih baik kami mati diluar karena virus COVID-19 ini daripada melihat anak istri mati kelaparan di rumah, itulah salah satu ungkapan yang terdengar.
 
Akhirnya prosedur yang ditetapkan untuk mengurangi terdampak ini ditabrak disana dan di sini. Sehingga harapan segera berakhirnya wabah ini semakin molor berlarut-larut tak kunjung menemui jalan finisnya.

Diketahui bersama menurut WHO Penularan virus corona ini bisa terjadi melalui berbagai hal berikut:

- Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin
- Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan
- Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan.

Bahkan, para peneliti menemukan bahwa virus itu bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu di udara dan menempel di permukaan benda, bergantung pada beberapa faktor, seperti panas dan kelembapan.

Peremehan, keterpaksaan dan kenekatan untuk mudik atau pulang kampung yg memicu untuk kumpul-kumpul ini akan memancing lebih masifnya penyebaran COVID-19 ini.

Melihat indikator di atas rasa-rasanya sangat kecil kemungkinan harapan segera berakhirnya Pandemi ini dalam waktu dekat. 

Dengan melihat Jumlah terdampak virus COVID-19 yg terus meningkat dan abainya masyarakat karena meremehkan atau keterpaksaan akibat tidak ada jaminan terpenuhinya kebutuhan hidup mereka dari negara .

Lantas bagaimana solusi yang tepat untuk segera terselesaikannya wabah ini??

Islamlah solusinya, dengan kembali kepada Islam secara kaffah maka wabah ini dengan mudah akan berakhir. 

Dalam pandangan Islam, kesehatan dan keamanan disejajarkan dengan kebutuhan pangan. Maka seorang Khalifah yaitu pemimpin dalam islam memiliki kewajiban untuk bisa memenuhinya dengan mengerahkan segala daya.

Maka beginilah yang akan dilakukan oleh seorang khalifah mengatasi pandemi:
1. Melakukan Tindakan edukasi preventif 
- Kebanyakan wabah penyakit menular biasanya ditularkan oleh hewan (zoonosis). Islam telah melarang hewan apa saja yang tidak layak dimakan.
“Makanlah oleh kalian rezeki yang halal lagi baik yang telah Allah karuniakan kepada kalian” (TQS. An-Nahl [16]: 114).
- Apabila wabah sudah terjadi maka akan melakukan upaya maksimal untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya, dan langkah untuk mencegah wabah ini.

2. Melakukan tindakan Karantina
“Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu” (HR. Al-Bukhari).

3. Memenuhi  segala kebutuhan masyarakat di saat karantina dijalankan 

4. Segera menemukan obat penawar atau vaksin. Dengan mengerahkan seluruh para ahli untuk melakukan eksperimen sehinga vaksinnya segera ditemukan. 

Dengan melihat kebijakan yang diambil oleh penguasa saat ini yang cenderung membingungkan dan juga lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi. Tidak peduli dengan jumlah penderita COVID-19 ini yang terus bertambah. Maka sangat pesimistis wabah ini akan mereda. 

Memang itulah tabiat asli dari Penguasa yang menerapkan sistem kapitalisme. Yang menomor satukan materi.. materi.. dan materi. Nyawa rakyat itu nomor sekian.

Solusi terbaik untuk segera selesai dari Pandemi ini adalah dengan bersegera mengambil islam secara kaffah. Yang nantinya seorang khalifah akan bisa menjalankan tugasnya untuk mengatur urusan manusia dengan aturan illahiyah..

Karena islam turun sebagai Rahmatan lil alamin yang sangat menghargai nyawa sekalipun itu hanya satu nyawa.

"Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai dan Turmudzi)

Dengan melihat  kebijakan penguasa yang tumpang tindih dan tidak jelas arahnya ini. Maka kita harus tetap waspada dengan tetap mengikuti instruksi dari WHO dan tidak meremehkan Pandemi ini. 

Bila ingin segara berakhir Pandemi ini, maka satu-satunya solusi yang bisa diharapkan adalah kepemimpinan seorang khalifah yang dengan serius dan amanah untuk segera  menyelesaikan seluruh permasalahan yang dihadapi rakyatnya.

Wallahualam bi showwab