-->

Jenazah Qidam Penuh Luka Siksa, Solidaritas Umat Islam Poso Kecam Polisi

Foto: Solidaritas Umat Islam Poso keluarkan pernyataan sikap terkait kematian Qidam Alfariski Mowance.

Poso – Solidaritas Umat Islam Poso mengeluarkan pernyataan sikap sehubungan dengan adanya korban penembakan yang terjadi pada tanggal 9 April 2020 bertempat di Desa Tobe Kec. Poso Pesisir Utara Kab. Poso. Peristiwa itu mengakibatkan terbunuhnya seorang laki-laki bernama Qidam Alfarizki Mowance (20 tahun).

Koordinator Solidaritas Umat Islam Poso, Ustadz Sugianto Kaimudin dalam rilisnya kepada media mengutarakan bahwa secara fisik korban almarhum Qidam Alfarizki Mowance didapati terbunuh dalam kondisi tidak wajar.

“Diduga terjadi penganiayaan ditandai dengan adanya luka jahitan dari paha kiri sampai melewati kemaluan, adanya dugaan luka tusuk pada leher, bahu, dan sekitar rusuk kiri, adanya dugaan patah bagian paha kanan, adanya pembengkakan pada leher yang diduga patah, adanya memar pada belakang leher,” demikian pers rilis yang diterima Kiblat.net pada Senin, (13/04).

Solidaritas Umat Islam Poso menyatakan sikap sebagai berikut :

  1. Mengecam dengan keras tindakan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian atas diri Qidam Alfarizki Mowance.
  2. Bahwa kami yakinkan, bahwa Qidam Alfarizki Mowance bukan merupakan anggota kelompok manapun yang dihubungkan dengan TERORIS.
  3. Bahwa tindakan kepolisian sangat bertolak belakang dengan prinsip praduga tak bersalah dimana korban di perlakukan tanpa melalui proses hukum yang jelas.
  4. Meminta pihak kepolisian dalam hal ini POLDA sulawesi tengah menarik pernyataan di media yang menyatakan Almarhum Qidam Alfarizki Mowance adalah jaringan MIT Pimpinan Ali Kalora, karena korban sama sekali tidak terlibat dalam jaringan apapun.
  5. Bahwa Qidam Alfarizki Mowance adalah masyarakat biasa yang tidak ada hubungannya dengan pergerakan terorisme dimanapun juga.
  6. Meminta kepada pihak kepolisian untuk menjelaskan secara transparan persoalan ini kepada keluarga, karena kami yakin Qidam alfarizki Mowance tidak bersalah.
  7. Meminta agar ditegakkan hukum se Adil-adilnya agar dikemudian hari anak bangsa tidak menjadi korban kebrutalan sepihak tanpa bukti awal yang jelas.

Solidaritas Umat Islam Poso berharap pernyataan sikap ini dapat ditinjau oleh aparat dan keluarga korban dapat diberikan penjelasan lebih rinci tentang keberadaan korban sebelum meninggal dunia di tangan kepolisian.

Pernyataan sikap tersebut turut didukung dan ditandangani oleh sejumlah elemen Muslim Poso seperti H. Arifin Tuamaka,S.Ag,MM (Ketua MUI Kab. Poso), Hamzah (Amanatul Ummah), Irwan Mowance (Ayah kandung Qidam), Mukhtar (BPD Tambarana) dan Ustadz Kasmuri Salamah, S.pd.I (Ketua DPW FPI Poso). [Kiblat]