Hilangnya Naluri keibuan Akibat Sekulerisme kapitalisme
Oleh : henise
Dalam sistem kapitalisme yang berfokus pada pencapaian materi, naluri alami seorang ibu dalam merawat dan melindungi anaknya semakin terkikis. Sistem ini memaksa banyak perempuan untuk menjalani peran ganda sebagai pencari nafkah dan pengurus rumah tangga, yang pada akhirnya menambah tekanan hidup dan merusak kesehatan mental mereka. Tak jarang, beban berat ini membuat ibu kehilangan kepekaan keibuan, bahkan berujung pada tindakan-tindakan ekstrem seperti pembunuhan anak.
Salah satu contoh nyata dari dampak sistem kapitalisme adalah kasus-kasus tragis di mana ibu membunuh anaknya akibat tekanan ekonomi. Kejadian seperti ini terus berulang, memperlihatkan betapa besar dampak buruk dari sistem yang memprioritaskan keuntungan materi di atas kesejahteraan manusia. Faktor kemiskinan dan ketidakmampuan mengatasi biaya hidup menjadi alasan umum di balik tindakan tersebut. Kapitalisme telah menciptakan lingkungan yang memaksa ibu untuk mengabaikan tanggung jawab utama mereka sebagai pengasuh dan pelindung anak.
Lebih parah lagi, sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari, semakin memperparah kondisi ini. Dalam sekulerisme, agama dianggap sebagai urusan pribadi yang tidak boleh mempengaruhi keputusan-keputusan sosial, ekonomi, atau politik. Akibatnya, banyak ibu kehilangan pegangan spiritual yang bisa menjadi penuntun dalam mengelola tekanan hidup.
Ketiadaan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan matinya kesadaran moral dan fitrah keibuan yang seharusnya menjadi penopang bagi generasi penerus.
Sistem Islam menawarkan solusi yang berbeda dengan kapitalisme dan sekulerisme. Dalam Islam, peran ibu sangat dihargai dan dilindungi. Tanggung jawab nafkah sepenuhnya diberikan kepada suami atau wali, sehingga ibu dapat fokus menjalankan perannya sebagai pengasuh anak tanpa harus dibebani oleh urusan ekonomi. Negara juga berperan aktif dalam memastikan kesejahteraan rakyat dengan memberikan akses terhadap pendidikan dan kesehatan gratis, serta mendistribusikan kekayaan secara adil. Dengan demikian, stres akibat tekanan ekonomi dapat diminimalisir, dan ibu bisa menjalankan fitrahnya dengan baik.
Untuk menjaga fitrah keibuan tetap hidup, perlu adanya perubahan sistemik yang mendasar. Sistem kapitalisme dan sekulerisme terbukti tidak mampu menjamin kesejahteraan ibu dan anak. Hanya dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruh, fitrah keibuan dapat dijaga dan ibu bisa berperan maksimal dalam mendidik generasi yang berakhlak dan bertakwa.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Posting Komentar