-->

Sekuler Tidak Mampu Melahirkan Generasi Cemerlang

Oleh: Lestia Ningsih S.Pd

Berhasil tidak sebuah sistem pendidikan bisa dilihat output dari pendidikan tersebut. Tentu generasi yang cemerlang bukan yang hebat hanya pada sebuah nilai melainkan bisa mengorientasikan ilmunya pada kehidupan. Artinya tidak hanya pintar dan cerdas namun juga berakhlak mulia.

Lalu bagaimana dengan sistem pendidikan saat ini? Sebagai mana yang diberitakan bahwa Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, mengungkap kasus pembunuhan oleh seorang remaja berinisial J (16 tahun) terhadap satu keluarga berjumlah lima orang. Diduga motif pembunuhan yang terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu karena persoalan asmara dan dendam pelaku terhadap korban. Antara pelaku dengan korban saling bertetangga. (Republika.co.id, 8/2/2024).

Seperti tidak masuk akal, bagaimana bisa seorang remaja berani menghabisi satu keluarga, memperkosa ibu dan anak perempuannya setelah dibunuh dengan alasan sakit hati cinta ditolak. Hal tersebut nekad dilakukan setelah nyali terkumpul akibat minum minuman haram beralkohol. Seperti inilah generasi dalam pendidikan sekuler dan kasus ini adalah salah satu dari ribuan kasus yang tampak dan dari kasus ini menggambarkan rusaknya generasi masa kini. 

Kasus ini bisa dijadikan contoh betapa rusaknya sistem pendidikan saat ini. Ditambah sistem sekuler yang menumbuhkan sifat individualisme dan materialistik menjadikan keluarga dan masyarakat tidak lagi menjadi tempat yang kondusif sebagai pengaruh baik pada pertumbuhan generasi saat ini. Budaya pacaran yang dianggap hal biasa, sex bebas yang merajalela, bahkan minum minuman haram dianggap biasa. Wajar pemicu kriminalitas yang diaktori remaja banyak terjadi sebab mereka tumbuh dengan menuhankan hawa nafsu semata.

Hal ini membuktikan bahwa sekularisme tidak mampu melahirkan generasi cerdas dan cemerlang. Pendidikan, sistem sosial, budaya, dan pandangan hidup saat ini menganut sekularisme yang menjadikan agama harus dipisahkan dari kehidupan. Alhasil manusia hidup bebas dengan aturannya masing-masing, selanjutnya menjadikan orientasi hidup mereka hanya manfaat dan materi semata. Hal ini sinkron dengan aturan negara yang hadir sebagai fasilitator saja yang artinya negara hanya hadir ketika mereka yang merasa terzolimi namun jika tidak ada laporan berarti negara menganggap hal tersebut bukan tindakan melanggar aturan.

Jika hal ini terus terjadi lalu bagaimana gambaran masa depan? Tentu kita tidak bisa terus hidup dalam sistem sekuler ini tanpa mencari sistem alternatif yang lain. Generasi muda saat ini adalah modal bagi masa depan dan peradaban selanjutnya. Jika generasi muda saat ini rusak maka rusaklah masa depan nantinya.

Berbicara masalah generasi, Islam telah memberikan perhatian khusus baik dengan perlakuan preventif maupun kuratif. Bahkan sistem Islam telah memulai pendidikan akidah Islam mulai dari sedini mungkin agar tertanam pemikiran bahwa Allah SWT adalah sang pencipta dan sang pengatur. Lalu pendidikan yang dibangun berlandaskan akidah Islam menjadi hal wajib pada kurikulum-kurikulum pendidikan di setiap jenjang pendidikan  dan atas dasar akidah Islam inilah menjadi landasan keluarga dan masyarakat yang menjalankan amar makruf nahi mungkar untuk mengontrol pelanggaran hukum syara.

Maka negara dengan sistem Islam tidak akan menjadi fasilitator melainkan sebagai peri'ayah dan junnah pada rakyatnya. Artinya negara akan totalitas menyediakan fasilitas terbaik untuk pendidikan generasi mudanya dan hal itu diberikan secara cuma-cuma alias gratis.

Selain itu, Islam memiliki aturan yang tegas yang berasal dari hukum syariat Islam. Islam memandang jika seorang anak masuk pada masa baligh maka ia sudah menanggung dosanya sendiri dan bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Artinya jika remaja yang telah baligh melakukan kemaksiatan maka negara akan tegas menjatuhkan sanksi yang tegas berdasarkan hukum syara.

Totalitasdan tegasnya sistem Islam maka tidak heran sistem Islam mampu mencetak generasi cemerlang. Dari sistem Islam pula lahir para ilmuan, saintis, ulama yang ilmu dan penemuannya masih dipakai dan dimanfaatkan sampai saat ini. 

Kondisi yang rusak saat ini membutuhkan sistem Islam sebagai aturan negara bukan sekuler dan pemikiran rusak yang lahir darinya. Maka mari bersama-sama bersatu menjadi satu ummat untuk menegakkan kembali sistem Islam kaffah pada institusinya.