-->

Sikap Tak Wajar Para Pelajar Butuh Solusi Mendasar


Oleh: M. Zafar A

Tidak semua anak menjadi orangtua namun setiap anak pasti punya orangtua, ungkapan tersebut menunjukkan bahwa kita semua terlahir di dunia karena adanya orangtua dan al quran melarang kita berkata "AH" adalah sebagai batasan yang jelas untuk kita yaitu sikap yang demikian adalah tidak patut keluar terungkap dari seorang anak.

Bisa kita rasakan saat kita mendapati berita seorang pelajar yang tega menendang seorang nenek lansia di Tapanuli Selatan, betapa terpukulnya kita menyaksikan video yang beredar tersebut. Itu adalah sebuah prilaku yang amoral, jahat dan kurang beradab.

Bagaimana bisa itu terjadi? padahal sudah terlihat jelas bahwa yang ditendang adalah seorang nenek-nenek yang sudah tua sampai terpental.

Bukankah dia seorang pelajar, sikap itu tidak seharusnya dilakukan. Apalagi teman-teman yang lain tidak ada satu pun yang mencegah  justru memberi teriakan-teriakan tanda setuju.

Setelah viral video tersebut  kemudian tertangkap semua pelaku yang ada dalam video, saat ditanya seolah tidak ada kata penyesalan dari mereka, terbukti ketika ditanya apa motif pelaku menendang nenek tersebut? Dengan ringannya menjawab kalau itu dilakukan hanya sebatas cari sensasi. Kenapa kalau memang cari sensasi objeknya kepada nenek lemah membawa karung? inilah sensasi yang nol prestasi.

Kurangnya perhatian orangtua mengawasi dan membina akhlak anak-anaknya sejak kecil akan berdampak pada prilaku yang kurang baik di masa yang akan datang, terbukti berita remaja dan pelajar saat bersikap mencerminkan kemunduran akhlak yang semakin hari semakin menghawatirkan.

Seharusnya adab dan akhlak selalu ditanamkan orang tua kepada anak sejak dini. 

Ditambah parah dengan lingkungan yang kurang sehat, umpatan, kata-kata kotor juga ikut mewarnai sikap dan prilaku mereka. Di sekolah tidak mendapatkan pendidikan agama kecuali dengan porsi yang sangat minim sekali. 

Terbukti pada tahun 2018 saja KPAI melaporkan bahwa  ada sekitar 84% pelajar mengalami kekerasan di lingkungan sekolah. Dan dari 445 kasus yang ditangani sepanjang 2018 tersebut, sekitar 51,2% di antarnya adalah merupakan kasus kekerasan fisik, seksual, maupun verbal. Pelakunya pun selain guru, juga sesama pelajar. 

Kita harus memperhatikan perkembangan remaja dan para pelajar. Mereka adalah para pemuda yang diharapkan menjadi agen perubahan. Oleh karena itu kita harus serius memberikan pembinaan dari segala arah agar mereka menjadi harapan peradaban saat ini dan masa yang akan datang.

Pertama dan utama adalah tentu peran orangtua. Orang tua yang mengajarkan adab dan akhlak pada anak mulai mau makan berdoa, menggunakan tangan kanan, mengajari mengaji dan memberi pemahaman bertahap apa yang terkandung dalam Al Quran, memupuk aqidah dalam bentuk ibadah-ibadah wajib mau pun sunnah, melatih sikap yang baik pada orangtua, saat berbicara dan meminta sesuatu serta banyak hal lain yang semuanya itu membentuk kepribadian Islam yang berkarakter.

Selanjutnya dari sisi lingkungannya, kita harus betul-betul memperhatikan dengan siapa mereka berteman dan menjelaskan efek negatif jika salah memilih teman. Salah memilih teman akan mengakibatkan masalah, baik masalah ibadah maupun berbakti pada orangtua.

Dan peran sekolah tentu memberikan pelajaran agama yang lebih terutama secara ptaktek siswa bagaimana agar tetap menjaga adab baik dengan sesama teman maupun kepada guru.

Peran negara tentu juga besar. Negara lah yang membentuk kurikulum yang jelas bagaimana setiap pelajar bisa menjalankan kegiatan belajar dengan karakter Islami, kejujuran dan bertanggung jawab adalah sebagai acuan baku setiap lembaga.

Negara membentuk kurikulum pendidikan yang fokus pada pembentukan pola fikir dan pola sikap islami bukan kurikulum yang menjauhkan agama dari diri pelajar.  Pasalnya pemahaman agamalah yang mampu menjadikan seorang pelajar berkepribadian islam dan memiliki akhlak mulia. Ini tidak lain karena motivasi surga dan neraka tentu sangat berpengaruh dalam jiwa seorang pelajar.

Kemudian tentu negara memberi aturan yang tegas untuk setiap pelajar yang melakukan sikap-sikap yang melanggar norma dan agama. Ini semua sebagai upaya pencegahan ketat supaya hal-hal jahat dan maksiat seperti itu tidak terulang kembali di lingkungan pelajar.

Wallahu 'alam