-->

Ketika Rahmat Berbalik Menjadi Malapetaka, Akibat Siapa?


Oleh : Tika Kartika (Aktivis Muslimah) 

Hujan adalah termasuk ke dalam qadha Allah yang menjadi rahmat bagi seluruh makhluk  bumi. Sebagaimana di dalam Al Quran, Allah SWT berfirman: "Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji." (QS Asy-Syuura: 28). 

Tapi kini, hujan menyebabkan banjir hampir di seluruh wilayah negeri. Membawa duka bagi alam semesta dan penduduk bumi. 

Dikutip Katadata.co.id (6/10/2022) Banjir yang melanda sebagian wilayah Aceh Utara sejak Selasa (4/10) terus meluas. Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Abdul Muhari mengatakan hingga Kamis sore sebanyak 18.160 warga terpaksa mengungsi. Menurut Ahmad warga yang terdiri dari 5.104 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke meunasah atau musala dan dataran tinggi yang tersebar di 28 titik. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara, Asnawi mengatakan meluasnya banjir dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain curah hujan tinggi yang masih sering terjadi, kondisi tanggul daerah aliran sungai (DAS) besar juga kehilangan kemampuan menampung debit air yang meningkat. "Curah hujan masih tinggi ditambah tanggul-tanggul sungai di sini rendah dan banyak yang jebol. Air kiriman juga datang dari hulu Takengon dan Bener Meriah," ungkap Asnawi.

Bahkan hujan lebat dan banjir yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya berakibat munculnya korban jiwa. Sebanyak tiga orang siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19, Jakarta Selatan meninggal usai tembok sekolah mereka rubuh diterjang banjir.  Banjir terjadi karena luapan air saluran penghubung Pinang Kalijati yang berada di belakang sekolah. Kejadian tersebut terjadi pada Kamis (6/10) pukul 14. Dan kurang lebih 270 warga mengungsi. 

Bencana banjir hampir terjadi setiap tahun. Namun nampaknya upaya antisipasi dan mitigasi bencana belum sepenuhnya diperhatikan secara serius oleh pemangku kebijakan. Padahal peringatan BMKG terus diberitakan. 

Berdasarkan data BMKG, diprakirakan awal musim hujan di Indonesia akan terjadi di bulan September hingga November 2022 dengan puncak musim penghujan diprakirakan terjadi di bulan Desember 2022 dan Januari 2023. Sedangkan, Fenomena La Nina diprakirakan akan terus melemah dan menuju netral pada periode Desember 2022-Januari 2023. Dan, Fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) diprakirakan akan tetap negatif hingga November 2022. 

"Kombinasi dari kedua fenomena tersebut (La Nina dan IOD Negatif) diprakirakan akan berkontribusi pada meningkatnya curah hujan di Indonesia," jelas Dwikorita. Liputan6.com (8/10/2022).

BMKG juga menyebut, mayoritas wilayah kondisi musim hujan mengalami normal. Namun memang ada juga yang mengalami hujan atas normal (lebih basah atau lebih tinggi) dan bawah normal (lebih kering atau rendah). 

Dwikorita mengatakan, prakiraan musim hujan yang dikeluarkan BMKG ini dapat dimanfaatkan oleh stakeholder di pusat maupun daerah sebagai pedoman perencanaan kegiatan di berbagai sektor, seperti awal musim tanam, termasuk antisipasi potensi kebencanaan. Bahkan, dapat menyiapkan penanganan dan mitigasi kemungkinan terjadinya bencana, terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana banjir. 

Hujan adalah rahmat yang mendatangkan keberkahan bagi penduduk bumi. Bukan sebaliknya, yang justru menjadi musibah serta menyebabkan penderitaan, saat manusia abai terhadap pemeliharaan dan menyalahgunakan pungsi alam. Hujan juga termasuk qadha Allah. Dan dalam menyambutnya, dibutuhkan segala persiapan salah satunya dengan migitasi bencana agar segala akibat yang timbul bisa diminimalisir sedini mungkin. 

Adanya bencana akibat hujan yang berulang terjadi, menunjukkan ketidak seriusan penguasa dalam mengurusi rakyatnya, khususnya dalam mitigasi bencana. Penyebab lainnya juga karena rusaknya alam akibat eksploitasi dan eksplorasi yang tidak memperhatikan dampak lingkungan. 

Dengan demikian, baik masyarakat maupun negara harusnya lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi musim penghujan dengan segala antisipasinya. Yakni menjaga alam dari kerusakan serta bahu membahu antara pemerintah dengan rakyat untuk selalu berkoordinasi jika terjadi bencana yang tidak diinginkan. 

Wallahu a'lam Bissawwab.