-->

Nasib Generasi Muda Dalam Cengkeraman Liberalisme

Oleh : Candra Windiantika

Penamabda.com - Remaja adalah agen perubahan, hal itu memang benar adanya. Dalam sejarah bangsa di dunia, telah tertorehkan beragam peran pemuda dalam hal perubahan. Bahkan salah seorang founding father bangsa menaruh apresiasi pada sosok pemuda "Berikan aku 10 pemuda maka akan aku ubah dunia", demikian yang ia katakan.

Di dalam dunia Islam pun, banyak sekali pemuda-pemuda terbaik yang namanya dikenang sepanjang sejarah. Ingat Muhammad Al-Fatih? Usianya masih 22 tahun saat itu, namun ia telah mampu menakhlukkan Konstatinopel, ibu kota Byzantium.

Sayangnya sungguh miris nasib pemuda jaman now, alih alih menggunakan masa muda nya untuk mengukir prestasi, mereka malah asyik berkubang dalam kolam kemaksiatan. Dikutip dari sindonews.com(12/07/2020), Tim gabungan dari Satpol-PP Kota Blitar, TNI dan Polri merazia sejumlah rumah kos yang ada di Kota Blitar, Minggu (12/7/2020). Selain memeriksa kartu identitas penghuni rumah kos tim gabungan juga menjaring pasangan remaja yang berbuat asusila.
Kabid Penegakan Perda Satpol PP Kota Blitar Agus Suheli mengatakan, dari hasil razia sebanyak tujuh pasangan mesum diamankan tim gabungan. Bahkan sebagian para pasangan remaja ini hanya menyewa kamar kos untuk short time.
“Razia ini digelar untuk menciptakan ketertiban disaat pandemi COVID-19. 

Dalam razia ini tujuh pasangan yang diamankan tidak dapat menunjukkan buku nikahnya. Pasangan ini rata-rata masih berusia muda bahkan menyewa kamar kos untuk hanya beberapa jam atau short time. Mereka mengaku nyewa tiga jam Rp90 ribu,” kata Agus Suheli. 

Itulah sedikit potret dari pemuda jaman sekarang, memang tidak semuanya terlena dalam kemaksiatan, namun sebagian besar pemuda telah terjerumus didalamnya. Lalu mengapa hal itu bisa terjadi?

Hal itu tidak lepas dari pengaruh faham liberalisme dari Barat, yang notabene tidak mengindahkan keyakinan agama. Generasi muda bebas berbuat apa saja yang mereka mau. 

Majunya era digital, kini justru menjadi bomerang. Pesatnya berbagai info tanpa batas ke dalam smartphone, justru seringkali menjadikan pemiliknya kehilangan kepintaran. Selain itu ada banyak stasiun televisi yang menyiarkan program yang tidak mendidik. Secara tidak langsung mereka memiliki andil untuk menjerumuskan generasi muda ke jurang kebodohan.

Padahal ada penelitian yang memaparkan tentang pengaruh tayangan terhadap perilaku anak. Tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk berlaku buruk. 

Selain dari paham liberalisme, faktor lain yang menyebabkan rusaknya generasi muda adalah penerapan sistem kapitalisme. Kapitalisme memihak kepada kepentingan para pemodal. Asasnya adalah untung rugi, jadi mereka tidak peduli dengan apa yang dikonsumsi masyarakat dan bahayanya bagi generasi. Yang mereka pedulikan adalah keuntungan yang didapatkan. Itulah watak asli kapitalisme. 

Dalam pandangan Islam, tidak ada kebebasan secara mutlak sebagaimana liberalisme. Seluruh tindak tanduk manusia diatur sedemikian rupa dan rinci. Bukan untuk mengekang, tapi untuk menyelamatkan manusia. Tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Islam berikan kebebasan, namun ada batasnya dan tidak kebablasan.

Untuk menyelesaikan persoalan ini Islam punya solusinya. Islam melindungi generasi dari kerusakan  media dan pergaulan bebas secara komprehensif. Remaja khususnya, harus ditempa dengan pendidikan yang berbasis ketaqwaan hingga akhirnya bisa terbentuk syakhsiyyah Islam. Keluarga dan sekolah pun wajib hadir dalam proses ini. 

Negara juga mempunyai peran penting dan strategis. Negara bisa memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku maksiat. Negara bisa menghentikan tayangan-tayangan tidak mendidik. Negara bisa mewajibkan provider internet memblokir konten porno, dll.

Mengenai teknologi maka sistem Islam membolehkan bagi warganya untuk belajar, mengembangkan serta memakainya. Hanya saja hal ini diatur oleh negara sehingga kondisi lapisan masyarakat yang mengakses teknologi tetap terjaga. 

Dengan penerapan Islam secara kaffah dalam institusi negara maka bukan tidak mungkin kita akan mendapati generasi muda yang bertakwa dan cemerlang. Sejarah kegemilangan pemuda di masa ketika Islam masih berjaya akan bisa terulang kembali di zaman ini.

Wallahu’alam bishshawwab.