-->

Awas Bahaya Islam Moderat


Oleh : Nayla Iskandar

Penamabda.com - Sejak Daulah Khilafah runtuh, kafir Barat sangat bernafsu untuk mencabik-cabik ummat Islam. Para pengusungnya memiliki tipu daya yang terencana dan massif untuk melancarkan serangannya di tengah-tengah ummat. 

Diantaranya sebagaimana yang dilakukan Kementrian Agama saat ini. Memasuki tahun ajaran 2020/2021, madrasah menggunakan kurikulum PAI dan Bahasa Arab yang baru. Kurikulum tersebut tercantum dalam keputusan Menteri Agama atau KMA 183 tahun 2019 pengganti KMA 165 tahun 1914 tentang kurikulum 13.

Sebagai tindak lanjut KMA 183 tahun 2019, telah disiapkan buku sebanyak 155 yang sudah direvisi. Ditargetkan mapel PAI akan menjadi instrumen kemajuan serta mempererat kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meletakkan materi sejarah khilafah, jihad dan moderasi beragama secara korelatif dalam berbagai bentuk perjuangan muslim. 
(detik.com 11/07/2020)

Ini jelas sekali bahwa Kemenag ingin menanamkan ide-ide Islam moderat kepada generasi muda. Diharapkan Islam di Indonesia, Islam yang penuh toleran,  tidak fanatik dan menghormati agama lain.

Islam moderat pada dasarnya adalah bagian dari perang ide (the war of ideas). Perang ide ini difokuskan pada dukungan terhadap partner yang bertindak sebagai corong beserta program kerjanya. Beberapa kalangan yang dianggap mumpuni dalam hal ini adalah intelektual dan akademisi muslim yang liberal dan sekuler, ulama muda yang moderat, LSM,  serta penulis dan jurnalis moderat. Amerika Serikatlah yang merupakan designer bagi munculnya Islam moderat. Dengan tipu dayanya seperti ini, Islam moderat mudah diterima karena para pengembannya adalah tokoh-tokoh muslim sendiri. Para pengusung Islam moderat antara lain Menag Fachrul Razi, Gus Dur, Siti Musdah Mulia,  Zuhairi Misrawi dan sebagainya. 

Untuk meningkatkan nilai jual para tokoh tersebut diberi penghargaan baik nasional maupun internasional. Tokoh liberal Indonesia Prof. Dr. Siti Musdah Mulia terpilih sebagai "Women of the Year 2009" pada II Premio Internazionale La Donna Dell 'Anno (International Prize for the Woman of the Year) 2009 yang berlangsung di Saint-Vincent, Italia.
Sebelumnya Gus Dur juga menerima penghargaan. Antara lain didapat dari Simon Wiethemthal Center, yayasan yang bergerak di bidang HAM. Gus Dur merupakan tokoh yang gigih memperjuangkan pluralisme di tanah air. 

Tak kalah penting, lembaga pendidikan juga sebagai lahan empuk dalam pengembangan moderatisme. Seperti MTs, Aliyah dan pondok pesantren yang tersebar di Indonesia. Sebagaimana  penghapusan materi khilafah dan jihad dari mata pelajaran fiqh dialihkan ke mata pelajaran sejarah. Dibahas dengan perspektif moderasi. Tujuannya adalah ingin memutilasi agama Islam. Khilafah dan jihad hanya pelajaran sejarah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Jadi tidak perlu tampak dalam kehidupan. 

Mereka menggunakan penguasa sebagai  alat untuk memuluskan pengopinian Islam moderat. Dukungan penguasa memudahkan ide ini diadopsi dalam berbagai bidang. Ini karena penguasa memiliki kekuatan untuk memaksakan aturannya pada ummat. Siapa saja yang se-ide akan direkrut, dan siapa saja yang tidak akan didepak. 

Inilah beberapa tipu daya yang ditempuh untuk memasarkan Islam moderat. Ummat Islam, khususnya ulama,  tokoh agama seharusnya menyadari upaya tipu daya ini. Dan berupaya untuk menjelaskan kepada ummat sehingga mereka tidak terkecoh dan terjebak memperjuangkannya. Terlebih ide Islam moderat ini memiliki bahaya besar bagi keberlangsungan ummat.

Bahaya Islam Moderat Bagi Ummat

Jalan tengah merupakan khas dari Islam moderat. Ini bisa mengabaikan sebagian dari ajaran Islam yang qat'iy. Contoh: kewajiban berhukum dengan hukum syara' (QS. Al-Maidah 48), haramnya wanita muslimah menikah dengan orang kafir (Al-Muntahanah 10), kewajiban negara berjihad melawan negara kufur hingga mereka masuk Islam atau membayar jizyah(QS At-Taubah 29) dan sebagainya.  
Rasulullah, para sahabat dan generasi Islam setelahnya di bawah pemerintahan Islam telah mempraktekkan hukum-hukum Allah secara menyeluruh. 

Namun di sisi lain meski Islam adalah agama yang unggul atas agama lain. Bukan berarti mereka memaksa orang kafir untuk memeluk agama Islam. Bandingkan dengan sistem demokrasi yang diklaim menghargai perbedaan pendapat. Namun mereka berupaya memberangus pandangan muslim yang dianggap ekstrim. Mereka mempengaruhi ummat untuk mengambil sebagian ajaran Islam dan menolak sebagiannya. Hal ini dapat mengantarkan ummat pada kekafiran yang sebenarnya. 

Para pengusung Islam moderat menyuarakan untuk meninjau ulang hukum-hukum yang qath'iy. Baik yang terdapat dalam Al Qur'an maupun Al Hadits. Semuanya disesuaikan dengan pemikiran moderat yang standarnya bukan dari Islam. Hal ini menjadikan ummat ragu terhadap agamanya sendiri. Apalagi yang mendakwahkannya adalah orang-orang yang dipandang tokoh dan panutan. Akibatnya ummat jauh dari Islam, fobia terhadap Islam,  dan memusuhi ulama yang hanif. 

Melalui kedok istilah Islam moderat disebarkanlah paham pluralisme agama. Mereka menyatakan  semua agama sama dan benar. Konsekuensinya, orang yang keluar dari Islam tidak dianggap murtad dan tercela. Pernikahan antar agama tidak bisa disalahkan dan sebagainya. 

Islam dan ummat Islam dikotak-kotakan. Islam moderat lebih baik dari Islam radikal. Islam Indonesia lebih bagus dari Islam Arab. Padahal Islam itu satu yaitu Islam yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Muhammad. Kitab sucinya juga satu Al Qur'an. 

Dengan penolakan terhadap terhadap formalisasi syariah dalam institusi negara, maka dakwah yang menyerukan penerapan Islam  kaffah dianggap radikal dan ekstrim. Dakwah seperti ini akan ditolak dan dimusuhi. Sehingga dakwah akan menjadi lebih berat. 

Meskipun demikian orang-orang yang lurus tidak akan menyerah memperjuangkannya. Selama berpegang pada Al Qur'an dan As Sunnah. Memahami fikrah yang lurus dan mengikuti thariqah Rasulullah dalam dakwah. Insya Allah konspirasi dan makar orang-orang kafir tidak sanggup menghalangi tegaknya daulah Islam. 

Telah sangat jelas sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengamalkan Islam secara kaffah bukan Islam moderat. Sebagaimana firman Allah QS Al Baqarah 208 "Wahai orang-orang beriman!  Masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaiton, sesungguhnya syaiton itu adalah musuh yang nyata bagimu".

Sudah jelas bahwa Islam moderat bukan berasal dari Islam. Sebaliknya bahaya ide ini sangat nyata. Penyebaran ide sesat ini akan memecah belah ummat. Memalingkan perjuangan kaum muslimin dan menjauhkan penerapan Islam kaffah. Bahkan dapat melanggengkan penjajahan Barat.

Karena itu ummat harus membendungnya dan membuangnya jauh-jauh. Hal ini harus ada peran aktif negara untuk melindungi aqidah ummat. Semua ini hanya mungkin dilakukan jika syariah diterapkan secara total dalam sistem pemerintahan Islam. Yakni Khilafah 'ala minhaj an-Nubuwwah. 

Wallahu a'lam bish showab