-->

Kasih Sang Surya



Oleh : Anita

Penamabda.com- Seperti sudah disetting oleh Yang Kuasa, sebelum berita lockdown di lakukan oleh beberapa daerah kami menyempatkan diri untuk mudik ke kampung. Niat awal kami ingin merelaksasi otak dan otot dengan suasana desa. 

Sayangnya tiga hari berada di kampung, ramai diberitakan beberapa daerah sudah melakukan lockdown. Dan nahasnya kota kami diberitakan menjadi kawasan zona merah.

Suka atau tak suka kami harus tetap tinggal di desa. Baju ganti pun hanya ada dua stel, jadi kami harus bersabar dengan mekanisme cuci kering pakai.

Beruntungnya Yang Maha Kuasa masih mengijinkan matahari bersinar terik di desa kami, jadi baju-baju itu bisa segera kering. Termasuk kami sekeluarga bisa berjemur untuk menambah daya tahan tubuh.

Tak terasa seminggu berlalu masa lockdown di desa. Sebenarnya sangat menyenangkan jauh dari hiruk pikuk kesibukan harian yang kadang membuat istriku tak sempat memasak makanan sehat nan bergizi untukku dan anak-anakku. Aku pun bisa menikmati jogging dan olahraga kecil yang nyaris tak pernah kulakukan selama ini.

Namun satu hal yang cukup mengganggu ketenanganku yaitu angka saldo tabunganku. Sebagai marketing freelance, jika tak ada closing tentu saldoku juga tak terisi. 

Di tengah-tengah suasana lockdown ternyata saldoku juga lockdown. User yang berjanji akan survey pada ketakutan. Hampir semua user membatalkan agenda surveynya. Termasuk yang sudah deal, juga meminta tangguh waktu dalam pembayaran sampai kondisi stabil dan aman.

Ya Allah, sebagai manusia kami baru sadar jika Engkaulah pemilik dunia ini. Saat Engkau merestart bumi, rasanya diri ini pun tak luput dari restartMu. Kami berserah diri kepadaMu dan kami benar-benar lemah dihadapanMu.

Kubicarakan permasalahan keuangan ini dengan istriku. Kutanya istriku berapa pengeluaran setiap harinya. Amazing, dia bisa menghemat puluhan ribu rupiah per hari. Hanya dengan uang 50ribu kami bisa makan makanan bergizi dan sedikit mewah. Bahkan untuk dua keluarga. Keluarga ibu mertuaku dan keluargaku.

Tak tega hatiku memintanya untuk menghemat lagi. Sebab kami semua butuh makanan bergizi untuk tetap sehat dan kuat menghadapi masa-masa pandemi wabah covid-19. Disaat pemerintah membiarkan kami rakyat untuk berjuang sendiri maka salah satu ikhtiar yang wajib kami lakukan adalah menjaga kesehatan diri. 

Ya Allah, sembah sujudku dan maafku untuk semua keangkuhanku selama ini. Aku hanya bisa berdoa dan memainkan gawai untuk terus memasang iklan agar property yang kutawarkan tetap laku ditengah kondisi lockdown.

Dua minggu berlalu, Allah benar benar membuktikan kekuasaanNya. Salah satu user mengirim bonus untukku. Tak besar jumlahnya, namun cukup bagi kami untuk menyambung hidup keluarga kecilku. Oh, aku lupa, juga keluarga ibu mertuaku.

Mungkin inilah yang disebut sebagai rejeki yang pasti akan diterima oleh setiap makhluk untuk bertahan hidup. Baik dia upayakan maupun tanpa diupayakan. Atau yang tenar dengan bahasa kitab minhaitsu laa yahtasib. 

Kuhitung-hitung pemasukan ini cukup untuk bekal lockdown selama sebulan untuk keluarga kecilku. Tapi hanya cukup untjk 2 atau 3 minggu jika digunakan untuk makan 2 keluargaku. Kalau sedang begini rasanya kepalaku cenat cenut dan berputar-putar.

Orang tua istriku tak pernah berkeluh kesah menafkahi istriku bertahun-tahun sampai menjadi istriku. Sementara aku hanya 2-3 minggu saja sudah rame, pusing, dan terus berkeluh kesah. Ya Rabbi, mungkin kami ini memang layak dikatakan tak tau diri.

Kuhapus air mataku, dan kupasrahkan semuanya kepada tuhanku. Dia pasti tak akan dzolim kepada hambanya. Jika mertuaku bisa menafkahi istriku dan saudara-saudaranya tentu ada bagian rejeki yang akan dititipkan kepadaku jika aku mau menanggungnya. Apalagi sekedar masa pandemi wabah corona.

Maafkan aku ibu mertuaku, ayahku, ibuku, dan istriku. Aku terlalu egois selama ini. Rejeki kalian ada pada Allah bukan ada padaku. Aku hanya numpang nama. 

Kutelpon ibuku di kampung, kuminta ia membeli beras, minyak, dan beberapa sembako di toko depan rumah. Biarlah aku yang membayarnya dan biarlah Allah yang mencukupi kebutuhanKu. 

Terimakasih ya Allah, terima kasih covid-19. Semoga Allah segera mengampuni dosa-dosa kami yang melampaui batas dan semoga wabah ini segera berakhir. Aamiin.