-->

Tawuran Pelajar Tak Kunjung Usai, Bagaimana Menyikapinya?

Oleh: Tias Anggraini

Tawuran pelajar terjadi kembali di berbagai daerah, mirisnya  terjadi di awal tahun ajaran baru.Sebanyak 69 pelajar yang berencana tawuran pada hari pertama masuk sekolah di Kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, ditangkap polisi. Para pelajar meminta maaf kepada orang tua mereka, Senin, 17 Juli  2023. Motif tawuran ini adalah, untuk masuk ke kelompok Genk harus bisa memperlihatkan kekuatannya. 

Dua kelompok pelajar yang diduga siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ini saling serang di samping jembatan.Keduanya saling serang dengan tangan kosong hingga ada juga yang menggunakan senjata tajam jenis celurit panjang. Dalam aksi tersebut, salah satu pelajar menjadi sasaran empuk puluhan pelajar yang menangkapnya. Pelajar yang mengenakan sweater berwarna merah tersebut tertinggal rombongannya dan menjadi bulan-bulan hingga babak belur. Parahnya aksi tawuran ini terjadi saat pekan pertama masuk.

Aksi tawuran antar pelajar terjadi di Jalan Purworejo-Magelang KM 16, Dusun Simpu, Desa Ketosari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Senin (17/7/2023) sore. Peristiwa tawuran yang terjadi sekitar pukul 16.15 WIB itu diduga melibatkan pelajar dari salah satu SMK di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang. 

Aksi tawuran pelajar di daerah Teluknaga, Tangerang mengakibatkan seorang pelajar terluka parah usai terkena sabetan senjata tajam. Aksi tawuran tersebut terjadi pada Sabtu, 22 Juli 2023, pukul 16.00 WIB. Hingga saat ini pelaku belum ditemukan. 

Aksi tawuran 20 pelajar di kabupaten Bogor pada tanggal 23 Juli 2023 berhasil diamankan oleh polisi. Para pelajar tersebut masih duduk di bangku SMA. Polsek Gunung Putri menghubungi orang tua dari 20 pelajar. Pelaku bersujud di bawah kaki orang tua, mereka merasa bersalah. Pihak kepolisian menemukan senjata tajam dari 5 siswa. Sisa dari pelaku masih dalam penyelidikan. 

Fenomena ini menunjukkan lemahnya kepribadian anak dan sistem pendidikan hari ini yang berbasis sistem sekuler kapitalisme. Sistem dimana setiap individu mulai memisahkan antara agama dengan kehidupan. Tidak menjadikan agama sebagai solusi dalam kehidupan. Kepribadian anak yang krisis identitas, sedang mencari jati diri. Membuat anak- anak mencoba segala aktivitas entah itu baik atau buruk mereka coba. 

Pengaruh media yang sering menampilkan aksi brutal, membuat anak gampang mencontohnya.  Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua yang sering meninggalkan anak- anak demi kerja memenuhi kebutuhan sehari. Pengasuhan orang tua, menjadi kurang sehingga anak dibiarkan main dengan temannya. Tidak peduli teman itu baik atau tidak.  Teman sebaya juga dapat mempengaruhi remaja lebih cenderung menjadi kasar atau agresif saat mereka merasa tertekan. Mereka juga mungkin melakukan kekerasan untuk mempertahankan tempat mereka dalam grup. Lantas bagaimana cara mendidik yang baik agar mampu menghasilkan generasi berkualitas ? 

Islam memiliki sistem pendidikan terbaik yang mampu menghasilkan generasi berkualitas yang berkepribadian Islam. Islam memiliki 3 pilar mendidik anak sesuai dengan fasenya. Perrtama, pilar mahabba (cinta), kedua roja' (harapan), dan ketiga khouf (rasa takut kepada Allah SWT). Sebelum usia 7 tahun adalah masa kita menumbuhkan rasa cinta kepada Allah. Cara mengenalkannya dengan melihat ciptaan Allah. Usia 7 tahun, kita tumbuhkan roja' memberikan harapan jika mereka sholat akan mendapatkan surga. Usia 10 tahun keatas memberikan rasa takut kepada Allah. Jika mereka tidak mengerjakan apa yang diperintahkan Allah. Maka ada pertanggung jawaban kelak diakhirat. Selain itu, peran negara dalam menciptakan lingkungan yang kondusif haruslah teralisasi secara islami. 


Dalam naungan sistem islam, pelajar terkondisikan untuk menjadi insan berkepribadian Islam.  Islam memandang bahwa negara bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian Islam generasi. Oleh karena itu, negara harus menciptakan support system untuk mewujudkan hal tersebut. Sistem yang dimaksud adalah sistem terbaik yang berasal dari Pencipta Allah Subhanahu Wa Ta'ala Negara Islam atau Khilafah sangat menyadari bahwa generasi adalah aset sebuah bangsa. Sebab rusaknya generasi akan berefek pada rusaknya sebuah peradaban. 

Maka Khilafah akan memberikan pendidikan terbaik bagi generasinya yaitu sistem pendidikan Islam dalam kitab ususut ta'lim al-manhaji disebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pertama membentuk kepribadian Islam atau shaksiya Islamiyah bagi peserta didik. Kedua membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu keislaman atau saqofah Islamiyah ketiga membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan seperti sains dan teknologi sehingga generasi yang terbentuk adalah generasi yang beriman dan bertakwa. Serrta bisa berkontribusi positif untuk kemaslahatan umat. Selain itu, Khilafah juga akan menjaga media dari konten-konten yang mengandung unsur kekerasan dan ide-ide yang bertentangan dengan Islam jika ada yang terlanjur tersebar Khilafah akan bertindak cepat untuk menghilangkannya konten-konten media yang diperbolehkan hanyalah konten yang mengedukasi dan menguatkan ketakwaan generasi jika kondisinya. Demikian maka generasi atau pelajar akan terkondisikan untuk menjadi Insan kepribadian Islam mereka akan menyibukkan diri dalam kebaikan amal Shalih beramal ma'ruf nahi mungkar berkarya untuk kemaslahatan umat dan kemuliaan Islam sungguh penerapan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan di bawah naungan Khilafah akan menyelamatkan generasi dari kerusakan.